18. Pelajaran Besar

550 63 23
                                    

Serial KOSAN 99 – 18. Pelajaran Besar

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 25 Maret

-::-

Kosan bernomor 99 itu mencekam semalam. Padahal siang harinya masih biasa. Mereka masih saling berkumpul di ruang depan. Tapi semuanya berubah semenjak sore hari jam lima, Juang pulang dari alpamart hujan-hujanan.

Juang bersin-bersin dan menggigil kedinginan. Jibran, sebagai sahabatnya, langsung berupaya nyeduh teh hangat dan anter ke kamar Juang. Tapi pintu kamar Juang dikunci dari dalam.

"Jangan masuk!" teriak Juang dari balik selimut.

Jibran yang berdiri di depan pintu sambil bawa teh hangat di gelas besar, kebingungan.

"Wang, ini gue bawain lo teh anget. Buka dong pintunya?" pinta Jibran dengan khawatir.

Tapi Juang lebih khawatir. Dia mengeluh pada dirinya sendiri yang sejak tadi bersin-bersin dan suhu tubuhnya meningkat. Jangan-jangan dia terpapar covid19 di alpamart?!

"Taro depan pintu aja, Bran! Entar gue ambil!" balas Juang dari dalam kamarnya.

"Buka napa sik, Wang!" kata Jibran yang masih keukeuh. "Udah mau Magrib tuh!"

"Nanti gue shalat di kamar!"

"Hah?"

Jibran kebingungan. Tepat saat itu, Janu keluar dari kamarnya.

"Ngapa lu, Jib?"

"Ini, Jan, si Juang katanya kedinginan, gue bikinin teh anget, tapi pintunya dikonci."

"Hah? Juang kedinginan?" Janu berucap pelan, lalu mendekati Jibran yang masih berdiri di depan pintu kamar Juang. "Woi, Wang, demam lu?"

"Iya!" balas Juang cepat. "Lu orang jangan pegang-pegang pintu gua! Jauh-jauh dari sana!"

Mendengar ultimatum begitu, Janu dan Jibran saling lihat. Keduanya berpikiran sama.

"Wang? Elu..."

"KAGA TAUK!" kata Juang dari dalam kamar. Stres bukan main. Satu sisi dia mau menyangkal, tapi di sisi lain dia juga khawatir. "Udah, jangan gangguin. Tar gue shalat di kamar!"

"Jan," Jibran berucap lirih, "Juang kena corona?" bisiknya dengan raut cemas.

Janu angkat bahu, tapi Jibran langsung rusuh.

"Wang! Elu kena corona? Wang? KOK BISA DAAAH?"

Jibran jongkok lantas meletakkan teh hangat tadi di depan pintu kamar sahabat baiknya. Pemuda berhati lembut itu menangis dengan serta merta. Bikin Janu panik.

"Eh, Jib, belom tentu si Juang kena corona! Elu jangan nambah heboh lah," kata Janu cepat-cepat.

"Wang, lo jangan kena corona dong..." kata Jibran dengan kepala merunduk. "Nanti lo dijemput petugas kesehatan, terus gue ngga bisa lihat lo lagi, gimana? Wang, jangan corona dong..."

Janu akhirnya ikutan jongkok untuk menenangkan Jibran. Dapat dipahami karena dua bocah ini seperti tali dengan sepatu. Selalu bersama.

"Lo cuma demam biasa kali, Wang," kata Jibran dengan sengukannya, "minum obat aja, sama teh anget. Gue bikinin dah teh angetnya kalau lo butuh. Tapi jangan corona dong..."

"Emang dari mana dasarnya lo bisa demam dah?" tanya Janu pada orang di dalam kamar.

"Tadi... tadi gue balik alpamart hujan-hujanan. Gue langsung mandi, terus bersin-bersin."

[✓]  KOSAN 99Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang