Saat pulang sekolah...
Meysya berjalan menuju parkiran, saat sampai di parkiran dia melihat Gio yang sedang duduk di atas motornya.
"Gi sorry ya lama tadi aku piket kelas dulu," ucap Meysya.
"Iya Sya, gak apa-apa."
"Yaudah yuk pulang."
"Ehm Sya, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
"ngomong aja Gi, gak usah pake ijin segala."
"Tapi gak disini, kita ke kedai es krim ya biar enak ngomong nya."
"Oh yaudah deh iya."
Meysya dan Gio pergi ke kedai es krim yang dekat dengan sekolah mereka
"Kamu mau pesen apa Sya?" tanya Gio saat mereka sudah berada di dalam kedai.
"Aku es krim coklat nya satu ya," jawab Meysya.
"Oke tunggu di sana ya," ucap Gio sambil menunjuk sebuah kursi yang berada di pojokan kedai.
Meysya mengangguk kemudian berjalan ke kursi yang ditunjuk oleh Gio.
Setelah beberapa saat Gio datang lalu duduk di hadapan Meysya.
"Jadi Gi, kamu mau ngomong apa?" tanya Meysya.
"Ahh itu....aku suka-"
Perkataan Gio terpotong karena seorang pelayan membawakan pesanan.
"Ini pesanannya, silahkan di nikmati," ucap pelayan tersebut.
"Iya makasih," ucap Meysya dan Gio berbarengan.
Pelayan itu tersenyum melihat Meysya dan Gio, kemudian ia izin untuk kembali.
Meysya dan Gio saling bertatapan dan kemudian memalingkan muka mereka.
"Tadi kamu mau bilang apa Gi? Kamu suka? Suka apa?" tanya Meysya mencairkan suasana.
"Sebenarnya udah lama aku mau ngomong ini, semoga setelah ini kamu masih mau jadi temen aku Sya," ucap Gio.
"Kamu ngomong apa sih, kamu bakal tetep jadi temen aku lah, emang kamu mau ngomong apa? Jangan buat aku jadi tambah penasaran deh, cepetan ngomong," ucap Meysya.
Gio menarik nafas
"Hahhh... aku suka sama kamu Sya," ucap Gio"Apa? K-kamu gak lagi bercanda kan Gi?" tanya Meysya kaget dengan pernyataan dari Gio.
Gio tersenyum manis kepada Meysya
"Aku tahu kamu pasti terkejut dengan omongan ku tadi, tapi tenang aja Sya aku gak minta balasan dari perasaan ku ini, aku cuma mau ngungkapin perasaan yang udah lama aku pendam, dan sekarang aku lega karena udah mengungkapkannya," jawab Gio.Meysya terdiam mendengar penjelasan dari Gio, ia tidak tahu harus berkata apa. Semua pernyataan ini sangat mengejutkannya.
"Gio sejak kapan kamu punya rasa terhadapku?" tanya Meysya.
"Aku juga gak tahu Sya, yang ku tahu aku mulai menyadari perasaan ini sejak kita udah gak sering menghabiskan waktu bersama lagi. Jujur aku merasa kesal ketika kamu dekat dengan Rivaldi."
"T-tapi Gi aku-"
"Aku paham kok Sya, udah gak usah kamu pikirin dan sekali lagi kamu gak perlu menjawab perasaanku ini, dari awal tujuanku mengatakan semua ini hanya ingin membuat hatiku lega."
Gio hanyalah laki-laki biasa, dia mengatakan itu semua hanya karena tidak ingin mendengar kata penolakan dari Meysya. Dari awal ia tahu bahwa perasaannya ini tidak akan pernah terbalas, dia hanya mencoba membuat hatinya lega. Dia juga sadar hati Meysya sudah terisi oleh laki-laki lain, yang tiada lain oleh orang yang sedang dekat dengan Meysya yaitu Rivaldi. Dia menyadari tatapan Meysya terhadap Rivaldi bukan sekedar tatapan biasa melainkan tatapan memuja.
Keadaan yang semula canggung sekarang bertambah lebih canggung lagi.
Meysya tidak tahu harus berbuat apa. Es krim yang berada di hadapannya sudah tak menarik lagi.
"Sya dimakan dong es krim nya, udah mulai mencair tuh," ucap Gio memecah keheningan yang terjadi.
"Eh? I-iya Gi," ucap Meysya.
Lalu Meysya memakan es krimnya dalam diam.
Tiba-tiba Gio mengusap ujung bibir Meysya. Meysya yang diperlakukan seperti itu sedikit terkejut, Meysya menatap Gio.
"Ada noda es krim dibibir kamu," ucap Gio
Meysya hanya mengangguk dan kembali melanjutkan memakan es krim nya dalam diam, pipinya sedikit merona karena perlakuan Gio tadi.
Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi kegiatan mereka di perhatikan oleh seseorang yang berada di salah satu kursi di kedai itu, keberadaannya tidak disadari oleh Meysya dan Gio.
Seseorang itu terus mencoba menahan emosinya, tapi ia sudah tidak tahan lagi apalagi ketika melihat perhatian Gio terhadap Meysya tadi, ditambah dengan respon Meysya yang tidak menolak perhatian dari Gio. Meskipun ia tidak bisa mendengar percakapan kedua sejoli itu tapi ia yakin diantara Gio dan Meysya ada hubungan.
Tanpa berkata apapun seseorang itu langsung pergi meninggalkan kedai es krim tersebut. Ya orang yang sejak tadi memperhatikan Meysya dan Gio adalah Rivaldi.
Rivaldi awalnya hanya sedang jalan-jalan lalu ia memasuki sebuah kedai es krim dan secara kebetulan didalam kedai itu ia melihat Meysya dan Gio, tadinya ia ingin menghampiri mereka berdua tapi ia mengurungkan niatnya itu dan berakhir dengan dirinya yang memperhatikan interaksi Gio dan Meysya.
--- To Be Continue ---
Gio nembak Meysya terus Rivaldi salah faham tuh, kira-kira bagaimana ya kelanjutannya? 🤨Pantengin terus yah cerita ku.😉
Satu vote dari kalian sangat berarti bagiku.☺️
Salam manis,
Asya Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey
Teen FictionSemua ini berawal karena kesalah pahaman dan juga ego keduanya yang membuat segalanya semakin rumit. - - - - Katakanlah sayang kepada orang yang kalian sayangi sebelum orang itu pergi dan berujung penyesalan -- Rivaldi -- Lihatlah bukan hanya dari...