Masih seputar murid-muridku yang attractive, unbelievable, uniqe dan segalanya deh. Cerita ini sudah terjadi dalam bentuk past tense. Artinya masa lampau tapi karena masih ada kaitannya sama masa depan. Jadi Past Future Tense.
Ini sudah menginjak satu minggu dimana aku memberi mereka sebuah formulir dapodik yang didalamnya terdiri biodata diri, biodata orang tua, biodata wali kalau mereka tidak tinggal sama orang tua, dan mereka daftar kapan ke sekolah yang sekarang. Actually, mereka adalah siswa dan siswi kelas VII C SMP swasta di daerah cipanas, cianjur. Otomatis mereka masih masa transisi dari putih merah ke putih biru.
Setelah aku memberikan semua formulir di tangan mereka masing-masing. Jumlah siswa kelas ku adalah 35 siswa jadi sudah pasti formulirnya juga ada segitu.
"Okay, begini yah Miss Hilda jelaskan dulu, pertama kalian bisa isi formulir ini sendiri tetapi lebih baiknya isi sama orang tua kalian karena mereka lebih hafal data diri kalian, Contohnya nama lengkap kalian yang persis di ijazah SD, lalu isi NISN kalian, NIK dan beralih ke alamat kalian, nomer telpon, sampai akhirnya di bawahnya ada data ibu dan ayah. Biar orang tua kalian yang isi. Setelah semuanya terisi jangan lupa di lembar terakhir kalian pastikan orang tua kalian tanda tangan dan tulis nama orang tua kalian di bawah titik titik. Paham?"
Sontak semua murid berteriak paham dan aku tersenyum karena akhirnya aku hanya mengulang dua kali saja penjelasannya selebihnya aku menunggu hasil mereka nanti.
Tepat sejak seminggu itu. Aku masuk ke kelas tepat hari selasa juga karena jadwal mata pelajaran ku ada di hari selasa, rabu dan kamis di kelas VII C. Aku sih dah kayak artis yah masuk ke kelas sendiri di teriakin yang ku balas dadah-dadah ala-ala Miss Universe.
"Hello, Miss!"
"Good Morning Miss!"
"Miss, How are you? I'm fine!"
"See you Miss!"
"Miss si najwa miss ngerusakin sapu!"
"Miss tadi Ramadhan melempar-lempar sampah!"
"Miss Erlangga sama Salman tadi ketawa-tawa pas pelajaran bu Lia!"
Mendadak mood ku suka agak turun kalau udah dengar keluhan mereka yang ampun-ampunan. Mungkin karena mereka menganggap aku orang tua mereka juga jadi mereka suka banget berkeluh kesah seakan hidup aku nggak ada beban padahal senyuman aku yang tadinya 12 cm beruabah jadi 5 cm karena dengar keluhan mereka. Tapi aku kembali tarik nafas keluarkan sampe akhirnya aku duduk di kursi.
"Good morning student, How are you?"
"Good morning Miss, I'm fine thank you, and you!"
"I'm always fine and I'm glad to see you again in this Tuesday morning."
Biasanya aku mengecek dulu siapa yang absent lalu mulai pembelajaran tapi hari ini beda, aku meminta mereka mengumpulkan formulir dapodik supaya mereka nggak lupa dan akunya juga nggak lupa. Dan disinilah drama di mulai.
"Miss! Akbar lupa nggak kebawa formulirnya!
Masih dengan senyuman manis nan pengertian aku menjawab.
"Okay, besok bawa yah..."
"Miss! Dira ijazahnya belum keluar dari SD nya jadi gimana kalau nanti aja Dira kasih semua berkas yang harus dikumpulkan."
Kembali senyuman hangat ku tampilkan.
"Yaudah, Miss hilda tunggu sampai hari kamis, mungkin nanti sudah selesai."
"Miss! Najwa nggak bisa ngisinya."
"Lah, Miss Hilda minta Mama atau Papa Najwa yang isi."
"Iya, Mama juga nggak bisa."
"Maksudnya nggak bisa? Masa mama kamu nggak bisa baca?"
"Bukan Miss, yah pokoknya Najwa dah kasih tapi nggak di isi."
"Yaudah coba nanti bicara baik-baik lagi sama Mama Najwa soalnya data diri ini penting, sudah ini akan di entri atau di masukan file nya secara online jadi nanti data diri kalian jelas."
Setelah selesai dengan Najwa aku tiba di meja Erlangga yang dengan senyuman sok manisnya memberikan formulir namun setelah ku check kembali aku memanggil Erlangga.
"Kenapa Miss? Kan sudah di isi?"
Tak mau ambil pusing, aku menunjuk lembar tanda tangan. Ternyata Erlangga menanda tangani bagian yang harusnya di tanda tangani oleh wali/orang tuanya!
"Miss emangnya ini di tanda tangan siapa?"
"Yah orang tua kamu!"
"Berarti Erlangga gimana dong?"
"Yah sudah jelas salah, bawa lagi ke rumah lalu kamu tip ex tanda tangan kamu dan minta orang tua kamu yang tanda tangan!"
Belum selesai dengan Erlangga mata ku melihat Abdul Hakim yang juga melakukan hal yang sama. TERNYATA YANG SEPERTI ERLANGGA BUKAN SATU MELAINKAN BANYAK!
YOU ARE READING
CURHAT TEACHER ZAMAN NOW #HILDA'SPROJECT
RandomBagaimana saat kamu jenuh dalam suatu keadaan menulis naskah drama yang akhirnya jauh dalam kehidupan nyata sementara kehidupan nyata begitu menarik untuk kamu tuangkan dalam sebuah dunia orange bernama wattpad. Akankan penulis yang berprofesi seora...