11- TANGGUNG JAWAB NAJWA
Setelah di baca ulang ternyata aku sering sekali menulis nama Najwa Arianti—murid perempuan yang ceria, kocak, dan senang bercanda. Najwa merupakan siswi yang duduk di barisan ketiga jajaran pertama bersama Rahma atau siapapun karena setiap minggunya aku meminta semua siswa bertukar tempat duduk setelah insiden kebanyakan bangku bagian belakang suka menjadi sasaran kemalasan mereka dan alas tidur juga.
One day I heard that Najwa broke the broom in my class. Saat itu juga aku merasa kesal amat sangat. Mengapa? Karena sapunya mahal terbuat dari plastik plus warna kesukaanku. Pink! Makanya setelah mendengar kabar burung yang ku pastikan kebenarannya dengan mendatangi kelasku! VII C tentunya.
Ku tanya pelaku pengrusakan properti kelas. Tersangka Najwa. "Kamu beneran bikin sapunya patah?" Najwa terdiam melihat raut wajah kesalku hingga aku bertanya lagi. "Memangnya gimana sih? Kok sapu bagus begitu bisa patah?" tanya ku lagi.
Najwa murung lalu karena ku desak terus-terusan akhirnya ia menuturkan kisah rusaknya sapu kelas. "Begini, Miss, awalnya Najwa kesal sama Salman gangguin Najwa udah gitu karena Salman gak mau berhenti yaudah Najwa ambil sapu eh pas mau mukul malah kena meja, patah jadinya..."
"Kenapa juga harus pakai sapu? Ah! Kalian semua duduk di tempatnya masing-masing! Miss hilda nggak habis pikir kenapa sih kalau kalian bercanda mesti pakai alat? Hari ini sapu? Besok apa? Ember? Bahkan meja? Lama kelamaan kelas kalian bisa hancur!"
"Nggak kebayang lagi kalau semisal kalian nanti saling serang sama benda yang ada di sekitar! Misalnya Deka sama Ogi saling pukul sama meja! Emang kalian mau!?"
"Nggak mau, Miss...."
"Makanya kalau ada teman kalian yang merusak barang, ingatkan! Gunanya ada orang itu buat mengingatkan! Giliran rusak baru laporan!"
"Udah, Miss tapi Najwa—"
"DIEM KAMU!"
Semuanya tegang melihat wali kelas mereka tengah mengamuk, aku menarik nafas panjang tanda aku kecewa betul dengan apa yang dilakukan Najwa. Entah apa yang harus ku terapkan lagi dengan sikap mereka yang seperti bunglon, kadang baik kadang menyebalkan kadang bikin bangga kadang bikin pusing.
"Huft, Miss hilda nggak akan kasih kamu kelonggaran berani merusak harus berani bertanggung jawab! Makanya kamu ganti sapunya sesuai harganya. Sampai kapanpun kamu masih punya hutang ke kelas ini. Karena kamu anak-anak susah piketnya."
Najwa mengangguk mengiyakan lalu tak mau tahu lagi aku pamit dari kelas, untungnya aku hanya mengajar satu jam pelajaran. Harusnya tadi aku mengisi materi seperti biasa sebelum akhirnya aku memberikan pekerjaan rumah atau biasanya aku akan memberikan test reading, test speaking, serta memberikan games attractive demi mengasah kemampuan mereka namun sialnya aku malah mengomeli mereka sampai akhirnya aku memberikan tugas ke mereka untuk ku periksa besoknya.
Seminggu kemudian Najwa tersenyum melihatku, "Miss, maafin Najwa yah soalnya Najwa belum bisa ganti sapunya seperti yang awal tapi Najwa lagi ngumpulin lagi uangnya soalnya Najwa kemarin baru beli tongkat pramuka buat eskul pramuka."
Melihatku yaang acuh tak acuh membuat Najwa bingung namun ku katakan dengan tegas. "Pokoknya kalau sampai kamu merusak barang lagi yang ada di kelas, Miss pindahin kamu ke kelas VII B."
Najwa seketika menggelengkan kepalanya kuat karena setahunya kelas VII B adalah kelas yang memiliki banyak masalah meski mereka baru mau menginjak satu semester.
"Maafin Najwa yah Miss Hilda,"
"Miss Hilda nggak mau dengar lagi yang seperti ini. Pokoknya kamu harus tanggung jawab karena sapunya rusak!"
"Iya Miss Hilda."
YOU ARE READING
CURHAT TEACHER ZAMAN NOW #HILDA'SPROJECT
RandomBagaimana saat kamu jenuh dalam suatu keadaan menulis naskah drama yang akhirnya jauh dalam kehidupan nyata sementara kehidupan nyata begitu menarik untuk kamu tuangkan dalam sebuah dunia orange bernama wattpad. Akankan penulis yang berprofesi seora...