12-SALMAN MINTA RUQYAH

12 1 0
                                    

Hallo, Assalamualaikum, Good Morning! It's me again. Hilda32

Maafkan kesibukan di dunia nyata dimana sekarang akhir semester dan aku tengah mengolah nilai kelas 7, kebetulan juga aku wali kelas bertambahlah kesibukan ku. Makanya aku ingin post cerita late post yang sebetulnya ingin ku ceritakan dari zaman kapan wkwkwkwkw. Happy reading :)






Menelisik sejauh mana kesabaranku menghadapi anak didik yang berjumlah tiga puluh lima itu akhirnya setelah kasus Najwa merusak sapu dan ternyata ia merusak sapu lagi BAYANGKAN BAYANGKAN! DUA SAPU MAHAL BUATAN PLASTIK PATAH! Akhirnya aku memutuskan mengancam mereka dengan tindakan tegas supaya jera.

Kali ini aku meminta mereka untuk menulis dialog lalu menghafalkan dialog singkat dengan tema That is/This is untuk membedakan cara menunjuk benda dekat dan jauh dalam bahasa inggris. Namun, ibarat jalan mu tak selalu lurus seperti jalan tol, ada saja hambatan yang ada dari jalan yang tidak rata. Kini Salman yang berulah dengan tidak menulis dan malah mengganggu Erlangga, hanya kecil saja yang ia lakukan menggelitik badan Erlangga dan yang terjadi Erlangga yang kegelian lalu menubruk Ghani dan berisiklah mereka akhirnya.

"STOP! Kalian dari tadi berisik terus, Salman dan Erlangga duduknya pisah pokoknya!" perintahku tegas. "Ceuk Miss Hilda naon ti kamari, ulah hereuy pas waktu jam belajar, aya waktuna! Dimana-mana nya hayoh we terus hereuy batur mah riweuh diajar ieu riweuh pareput puplen jeung silih eleg! Apa yang diributin huh?"

"Miss, tapi Erlangganya yang duluan ngambil pulpen Salman!"

"Ih! Nggak gitu Miss, orang Salman ceroboh, suka nyimpen pulpen dimana aja."

"Ah! Pokoknya Erlangga juga salah miss!"

"Yey! Kamu juga jarang nulis! Hereuy wae!"

"Kawas nu tara we Erlangga!"

"HEI! UDAH! Dua-duanya juga salah dimata Miss Hilda, kalian pantas aja hereuy wae ti kamari kunaon sih? Oh... Miss Hilda tahu sekarang, kalian satu SD kan? Pantas saja kalau dari dulunya sering hereuy nepika ayeuna SMP oge jadi we hereuy wae."

"Mereka mah sering hereuy miss, ribut wae." adu Alya.

"Iya mau apapun pasti we Salman deui jeung Erlangga." tambah Dira.

"Tuh kan! Teman-teman kalian aja bising kalian becanda pas jam pelajaran, kalau istrahat boleh. Ini pas pelajaran bahasa indonesia ketawa! Pas bahasa inggris berebut pulpen, semuanya aja. Apa jangan-jangan ada yang salah yah sama kalian, jigana mah ieu katowel lelembutna nya?"

Sontak semua siswa memperhatikan sekeliling mereka tanpa sadar aku tersenyum kecil hendak menakuti mereka. Sambil menyipitkan kedua mataku akhirnya aku mengatakan hal mistis untuk mendiamkan aksi mereka sejenak.

"Kalian nggak tahu kan kalau tiap tempat itu ada penunggunya, ada ririwa, jadi kalau kalian berisik terus, atau ngomong sompral atau buang sampah sembarangan di kelas ini ada yang marah dan bakal ganggu kalian terus."

"Ih, Miss Hilda berarti nanti katowel setan nya jiga si Raafi."

Menganggukan kepala singkat lalu aku mengatakan bahwa kalau sifat kalian belum berubah pasti akan ada makhluk tak kasat mata yang ingin mengikuti gerak gerik kalian sampai rumah.

"Miss, giman atuh takut!"

"Yaudah nanti kalau semisal nih yah, ada yang kaasupan deui, Miss Hilda mau minta tolong sama Pak Ustadz Heri—Guru PAI kalian buat meruqyah kelas Miss Hilda. Biar keluar setannya yang nyelip di badan!"

Tak ku sangka Salman dengan spontan berdiri.

"MISS SALMAN MAU DI RUQYAH!"

CURHAT TEACHER ZAMAN NOW #HILDA'SPROJECTWhere stories live. Discover now