0.0

103 11 8
                                    

Riuh. Suasana koridor kampus itu sangat ramai ketika ada pengumuman sebuah acara ‘Festival Malam’ yang akan diadakan nanti malam.

Dika berjalan santai menyusuri penjuru kampus untuk mencari keberadaan teman-temannya, dia enggan bertanya pada mahasiswa yang berlalu lalang karena merasa tidak mengenal mereka.

Dia menghentikan langkahnya ketika Ia melihat seorang gadis yang kesusahan membawa setumpuk buku ditangannya, sepersekian detik kemudian buku yang tadi dibawa gadis itu berserakan di lantai, Ia tersandung kakinya sendiri.

Dika berjongkok, membantu gadis itu memunguti bukunya yang berserakan di lantai. "Aduh makasih." Ucap gadis itu yang matanya masih fokus pada bukunya.

Gadis itu memungut buku terakhir kemudian berdiri, diikuti oleh Dika yang menyerahkan enam buku tebal padanya.

"Makasih udah dibantuin," Ia tersenyum ramah yang dibalas anggukan oleh Dika, "aku pergi dulu ya." Dika hanya mengangguk mengiyakan.

Dika masih belum beranjak, masih memandangi punggung gadis itu yang semakin jauh. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi ketika tidak sengaja menginjak sesuatu, sebuah polaroid, Ia memungutnya lalu berlalu pergi dari tempat itu.

"Oi, Dika!" cowok yang dipanggil Dika itu menghentikan langkahnya kemudian berjalan kearah si pemanggil.

"Lama banget lo kesininya busetdah! Tersesat apa gimana lo?" salah satu cowok bertubuh jangkung mengeluarkan suara.

Dika melepas masker beserta topinya, "ya maklum, kan baru pertama kali kesini, Jun."

"Gimana pindahan lo? Lancar? Udah ngurus semua berkas buat pindah kampus kan?" tanya seorang cowok yang memakai jas almamater lengkap dengan nametag ‘Deno Bintara’ di dada kiri nya.

"Udah siap semua, pindahan kampus juga udah diurus sama Papa," Dika meneguk minuman isotonik yang ada di meja ruangan itu.

"Oiya gue udah masukin nama lo ke club sesuai permintaan lo," Bintara mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya, "dan ini jadwal latihannya." Dika menerimanya kemudian memasukkan nya kedalam tasnya.

"Makan mulu lo buset." Juna memukul tangan Bobby yang akan mencomot pisang nuget di meja.

"Kelaut aja sono lu!" Bobby memukul kepala Juna dengan lintingan buku.

"Lo ngapain pula pake masker, topi sama kacamata item? Udah berasa idol kpop aja lo!" ujar Juna yang mulai fokus pada minuman cola nya.

"Gue kapok, sebelum daftar kesini gue daftar ke Univ  deket kantornya Bokap, gue cuma pake jeans sama kaos, sampe sana gue jadi bahan kerumunan para cewek anjir alhasil gue keluar lagi dan minta Bokap buat daftarin kesini."

"Lah salah lo sih! Udah tau temen-temen lo kuliah nya disini, ngapain lo daftar disana, monyet?!"

"Ya kan gue pikir pas berangkat biar enak kalo berangkat bisa bareng sama Papa."

"Ya kan bisa barengan sama gue, Nyet!" Bintara mendorong pelan pundak Dika.

"Oiya ntar malem ikutan dateng ke Festival kuy, Dik." Bintara menawari sepupu nya itu untuk ikut meramaikan Festival malam yang akan diadakan nanti malam.

"Jam berapa? Ya boleh aja sih, sekalian gue bikin vlog pendek, kan suasana kampus baru tuh, mancay buat vlog baru."

"Dasar youtuber!" ucap Juna yang memasang muka datar, yang menurut Bobby sangat gamparable.

"Dandan yang ganteng, jam setengah delapan gue jemput." ucap Bintara yang kini menyeruput minuman isotonik yang dibeli nya tadi di kantin.

"Gue nggak usah dandan aja ganteng, gimana dandan, makin klepek-klepek lah ntar cewek-cewek disini, ntar kalian nggak laku."

YoutuberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang