0.2

51 6 0
                                    

"Dika bangun, ntar kamu kesiangan ke kampus nya."

Dika membuka matanya dengan malas, "Jam berapa, Ma?"

"Jam tujuh."

Dika gelagapan bangun, "anjir Dika ada kuliah pagi," Dika masih berusaha mengumpulkan nyawanya, "Harusnya Mama bangunin Dika daritadi."

"Heh, Mama udah bangunin kamu dari jam enam ya, tapi kamu bilang nanti-nanti terus," Dika nyengir, "Mandi sana, bau kamu." Mama Dika bersendekap dada, "oiya buku kamu mana aja yang perlu dimasukin ke tas? Mama bantuin biar kamu nggak telat."

"Empat buku dimeja belajar itu Ma, sama laptopnya Dika sekalian, Dika masih ada kerjaan di laptop yang belum selesai soalnya." Dika bergegas masuk ke kamar mandi, sementara Mama nya menyiapkan semua buku yang akan dibawa Dika.

Sepuluh menit kemudian Dika selesai mandi. Dengan buru-buru Ia segera memakai pakaiannya dan menyisir rambutnya dengan rapi.

Dengan saksama Dika mengecek tas nya, antisipasi Mama nya salah memasukkan buku, setelah itu Ia bergegas turun untuk berangkat.

"Dika, nggak sarapan dulu?"

"Nggak Ma, Dika sarapan bareng Bintara aja ntar di kampus, Dika berangkat dulu ya."

"Naik apa kamu?"

"Bawa motor Ma." Dika menjawab pertanyaan Mama nya sambil berlari menuju garasi.

Dika menyalakan motor nya kemudian berangkat menuju kampus, samar-samar Ia mendengar suara Mama nya teriak dari pintu rumah, menyuruhnya untuk hati-hati.



——


Dika memasuki kantin, mencari keberadaan teman-temannya, termasuk Bintara.

"Dik disini!" Dika berlari pada teman-teman nya yang duduk di pojokkan kantin.

"Udah gue pesenin makan sekalian tuh," Bintara menunjuk sepiring nasi goreng dengan matanya. "Hampir aja di sruput Bobby tadi."

"Yeu blangsak banget lo Bob, nggak berubah sama sekali dari SMP." Bobby tidak menggubris hinaan Dika, Ia sibuk memakan baksonya.

Dika berangsur duduk kemudian memakan nasi gorengnya.

"Cewek rambut pendek diseberang sana tuh siapa?"

"Cewek? Mana?" Juna melihat sekeliling, mencoba mencari orang yang dimaksud oleh Dika.

"Depan sat, seberang, bukan di kanan sama kiri, apalagi belakang."

"O-oh dia," Dika mengangguk, "namanya Tania, anak sosiologi semester tiga."

"Naksir lo?" Bintara menyenggol bahu Dika yang bengong menatap gadis bernama Tania itu.

"Hah? Nggak."

Dika melanjutkan sarapannya dalam diam, sementara teman-temannya sibuk menggodanya karena hari pertama masuk kuliah sudah memperhatikan junior.



——

Dika berjalan sendirian, dengan memakai topinya mungkin Ia tidak akan begitu dikenali.

Rooftop kampus adalah tujuannya. Dika berjalan dengan santai, matanya melirik ke sekeliling untuk melihat pemandangan disekitarnya yang menurutnya masih terasa asing. Pandangan matanya berhenti ketika dilihatnya gadis yang di tanyakannya pada temannya tadi pagi sedang berjalan didepannya.

YoutuberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang