Bismillahirrahmanirahiim ...
"Bun, Aila pulang," teriaknya seraya membuka sepatu dan memasuki rumah. Dengan langkah tidak semangat Aila berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Ternyata setelah mendapat surat panggilan orang tua, Aila masih dapat hadiah spesial dari wali kelasnya, yaitu menyusun buku di perpustakaan dan membersihkan toilet perempuan sebanyak 36 bilik. Keren! Dia berhasil membersihkan semuanya walaupun hanya sekilas.Setelah mengiur masing-masing bilik toilet lima guyung, kelar. Menurut nya, yang penting dia sudah melakukan tanggung jawabnya membersihkan toilet. Bersih semua atau tidak bukan urusannya juga.
Badannya benar-benar lemas. Tenaganya terasa dikuras habis. Wali kelasnya memang tega menghukumnya seperti ini, padahal, 'kan Aila ke sekolah buat belajar bukan buat dihukum.
"Salam dulu Aila masuk rumah."
Aila menghentikan langkahnya dan menoleh sebentar ke belakang. Ariana yang kini memakai celemek menatapnya dari ambang pintu dapur seraya berkacak pinggang. Namun beda dengan wajah Ariana yang sama sekali tidak memperlihatkan wajah marah, namun tatapan lembut seorang ibu.
"Assalamualaikum Bunda." Aila nyengir.
"Wa'alaikumsalam."
"Bun, kali ini Aila gak salam ya. Aila capek. Mau mandi, sholat terus tidur. Dah Bunda ...." Tanpa menunggu jawaban dari Ariana, Alia berlari kecil menaiki tangga hingga sampai di kamarnya.
Ariana hanya dapat geleng-geleng kepala dengan tingkah sang putri yang berbeda sekali dengan yang lain. Di keluarga mereka, semuanya begitu patuh dan tidak pernah berbuat masalah. Adra, putranya begitu sholeh dan selalu menghafalkan Al-Qur'an. Kini Adra sudah hampir memasuki 30 juz . Berbeda sekali dengan Aila yang sudah dua tahun masih satu juz lebih seperempat. Aila setelah dipaksa baru akan menghafal.
Drrtt drttt drrtttt ...
Ariana yang ingin kembali ke dapur mengurungkan niatnya saat telpon rumah berbunyi. Begitu sampai di ruang tamu, Ariana duduk di sofa dan menerima panggilan tersebut. "Assalamualaikum wr wb."
"Wa'alaikumsalam wr wb. Apa benar ini dengan Ibu Ariana? Orang tua dari Aila Az-Zahra?"
Ariana mengerinyit. "Benar. Ini dari pihak sekolah ya, Buk?" tanyanya menebak. Ariana yakin pasti Aila buat masalah lagi.
"Iya, Buk. Maaf saya menganggu."
"Ah, tidak apa-apa, Buk. Hmm apa Aila buat ulah lagi?"
"Iya, Buk. Saya ingin menyampaikan kepada Ibuk agar besok datang ke sekolah. Tadi kami sudah memberikan surat panggilan orang tua kepada Aila. Namun, saya takut Aila tidak memberikan surat itu kepada, Ibu."
"Baik, Buk. Terima kasih. Insyaa Allah saya akan datang besok."
"Kalau begitu saya tutup ya, Buk."
"Iya. Assalamualaikum wr wb."
"Wa'alaikumsalam."
Ariana mengakhiri telfon dan memejamkan matanya sejenak. Ia menghela nafas dengan memijit kepalanya yang jadi pusing. Setelah meletakkan kembali ganggang telfon, Ariana berjalan ke dapur untuk melanjutkan masakannya, baru setelah itu menyusul sang putri ke kamar.
Tok tok tok
"Sebentar, Bun ...."
Tidak lama kemudian, pintu terbuka menampakkan Aila yang masih memakai mukena putihnya.
"Sudah selesai sholat?" tanya Ariana seraya masuk ke dalam kamar dan duduk ditepi ranjang. Ariana mengambil tas Aila dan mulai memeriksa di setiap kantongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Nizam (ALZAM) ✓
EspiritualAila Az-Zahra itu nakal, langganan BK dan sering kena omel. Siapa yang tidak mengenalnya? Kalau ada anak baru, maka Aila dengan keempat temannya lah yang akan menjadi pihak pertama yang memberikan sambutan. Sambutan yang akan membuat si anak baru me...