AN #PART 26

12.1K 1.1K 18
                                    

"Jangan bohong. Lo gak pernah belajar tambahan."

Deg!

Mata Aila membulat sempurna. Nizam membuka kebohongannya dan itu terang-terangan di depan bunda, umi dan kak Adra. Aila bisa merasakan badannya lemas seketika, entah bagaimana nasibnya setelah ini.

Aila menoleh pada semuanya yang terlihat bingung.

Nizam benar-benar ... rutunya kesal

Jika tidak ada bunda, umi dan kak Adra, Aila ingin memaki Nizam. Apa hak dia membuka aibnya seperti ini?

"Maksud Nizam bagaimana?" Bunda beralih menatap Nizam penasaran. Nizam terdiam sejenak terlihat berfikir sebelum membuka suara.

Maaf Aila, gue rasa kebohongan lo harus di bongkar sekarang juga. Gue gak mau lo bohongin umi terutama keluarga lo terlalu jauh. Gue lakuin ini karena gue ingin yang terbaik buat lo. Gue gak mau lo semakin berdosa kayak gini.

Nizam tahu betul Aila dilarang pacaran setelah Adra pernah mengungkit tentang sikap Aila sebelumnya dan bagaimana ketatnya peraturan di rumah mereka. Terutama soal pacaran, Ali dan Ariana melarang keras pacaran. Jika di langgar Adra tidak tahu lagi bentuk kemarahan Ali. Ali tidak suka ditentang tentang peraturan yang sangat ditegaskannya dari dulu.

"Nizam, kenapa bilang Aila bohong, Nak?"

Nizam melirik Aila yang terlihat pucat pasi, dia mengeleng pelan. Nizam kembali memantapkan hati lalu menatap semuanya bergantian. "Aila ...."

"Assalamualaikum ...."

Pintu terbuka, menampilkan Ali yang baru saja pulang kerja. Tubuh Aila semakin kaku dan lemas sendiri. Aila tidak tahu bagaimana nyawanya sebentar lagi. Ali sudah di rumah dan Aila paling takut kemarahan Ali. Aila gemetaran. Badannya sudah keringat dingin efek ketakutan.

"Wa'alaikumsalam wr wb ...."

"Wah ada tamu." Ali tersenyum, lalu bergabung dan duduk di sebelah Ariana yang langsung mengambil tangan Ali untuk salim. Aila semakin gemetaran. Aila berniat berdiri.

"Mau kemana?" tanya Adra.

"Aila ...." Aila mengutuk, mulutnya tiba-tiba kelu.

"Lo kenapa pucat sih dek?"

Adra menatap heran, semua mata pun kini menatapnya intens. Aila ingin menangis sekarang. Aila berdoa dalam hati semoga Allah membantunya atau Aila ingin bumi menelannya segera.

"Lo pucat karena apa yang mau diomongin Nizam ya?"

Sial! Kak Adraaa ....

"Nizam mau ngomongin apa, Nak?" Ali beralih menatap Nizam. Mata Aila memanas. Ia tertunduk lesu.

"Aila, duduk dulu sayang. Masa ada Umi nungguin dari tadi udah main pergi?" Ariana menegur.

Aila duduk, jantungnya semakin berpompa cepat. Kakinya bergerak risih, kepalanya terus tertunduk. Tangisnya seolah ingin pecah sekarang juga. Aila benar-benar tidak siap.

Nizam melirik Aila. "Gak ada Om. Gak ada apa-apa."

"Zam, buka aja apa yang lo tahu tentang adik gue. Gue tahu pasti ada apa-apa sampai adik gue pucat dan cemas gitu." Adra menatap Nizam serius. Aila semakin ingin menangis karena dia terlihat jelas kecemasannya.

"Ini ada hubungannya sama sikap Aila yang sekarang berubah?"

Nizam meneguk ludah susah payah. Melihat bagiamana takutnya Aila sampai pucat seperti itu membuat dia tak tega. Tapi kini posisinya juga sudah tersudut oleh Adra. Nizam memejamkan matanya sejenak.

Assalamualaikum Nizam (ALZAM) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang