AN #PART 9

13.4K 1.2K 5
                                    

"Sesungguhnya sebagian tanah membersihkan sebagian yang lain. Hal ini berlaku apabila kita menginjak tanah yang kotor, kemudian setelah itu menginjak tanah bersih dan kering, maka tanah yang bersih dan kering inilah yang akan menjadi pembersihnya."

-Imam Malik-

Tok tok tok

"Adeek ...."

Gedoran dan teriakan yang begitu memekakkan telinga itu berhasil membuat Aila kembali ditarik ke alam nyata. Aila mengerutu kesal, padahal dia tengah memimpikan Nizam yang datang ke rumah melamarnya. Namun harus rusak karena Adra menganggu mimpi indahnya.

"Laa ... buka!"

"Mm." Aila mengambil bantal dan menutup telinganya, berharap bantal bisa menjadi penghalang masuknya suara cempreng Adra ke indra pendengarannya.

Tok tok tok

"Adek kebo! Bangun!!! Ganti baju cepat, kita subuh berjamaah di Mesjid. Aila ... ya Ampun gue manggil!!" 

Kali ini Alia menutup kedua telinganya dengan jari telunjuk. Kerusuhan Adra di depan kamarnya benar-benar menganggu.

"Lo bisa bangun gak, Dek? kalau gak, gue gak bakal berhenti gedor-gedor ini pintu sampai rusak."

Aila membuka mata dan menghempaskan selimutnya dengan dongkol. Setelah melakukan peregangan, gadis itu mendudukkan dirinya di atas kasur dengan malas seraya menatap pintu.

"Apa??" teriaknya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Buka dulu pintunya!"

Aila mendengus, sebelum beranjak untuk membuka pintu gadis itu menyempatkan untuk melihat jam weker di atas nakas samping tempat tidur.

Pukul 04.00 WIB

Ngapain Kak Adra mengedor kamarnya jam empat pagi?

"Apa sih, Kak?" Aila membuka pintu. Di depannya kini berdiri Adra dengan baju koko dan celana dasar hitam, lengkap dengan peci hitam di atas kepalanya.

"Kakak mau ke mana? Rapi banget. Terus ngapain sih ngedor-ngedor pintu? Masih jam empat juga." Aila mengucek-ngucek matanya, menghilangkan rasa kantuk yang masih menyerang.

"Ayah Bunda ajak sholat jamaah barang di Mesjid, abis itu sekalian pengajian."

Kedua bola mata Aila sukses membuat sempurna. "Hah? Ngapain jam empat ke pengajian?"

"Gak usah banyak tanya Buruan mandi, siap-siap nanti bunda nganterin gamis. Oh ya gak pakai lama dek." Setelahnya Adra langsung kembali ke kamarnya meninggalkan Aila yang tidak berminat sama sekali.

"Sholat berjamaah? Di rumah kayak gak bisa sholat aja, deh." Aila masuk dan kembali menutup pintu. Tapi kali ini gadis itu tidak menguncinya. Malas ikut sholat berjamaah dan pengajian, Aila kembali naik ke atas kasur untuk melanjutkan mimpi indah yang sempat terpotong.

Tidak lama kemudian Aila sudah berada di alam mimpinya. Sementara 20 menit kemudian, Ariana yang datang membawa gamis dan jilbab lebar untuk Aila menghela nafas melihat sang putri yang ternyata belum siap-siap sama sekali.

"Aila ... bangun, Nak. Ayo kita ke pengajian." Ariana menggantung gamis yang dibawanya di belakang pintu kamar Aila, lalu berjalan menuju kasur Aila dan menarik selimut miliknya.

Hawa dingin begitu terasa menusuk ke kulit begitu selimut tebalnya hilang dari atas tubuh. Gadis itu membuka mata dan merengek melihat selimut itu kini sedang dilipat sang bunda.

"Bun ... Aila dingin. Kok dilipat, sih?"

"Tadi kak Adra udah bangunin malah tidur lagi. Ayo sana mandi, itu Bunda udah siapin juga gamis sama jilbabnya."

Assalamualaikum Nizam (ALZAM) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang