"Papa, dimana mama Pa?" tanya seorang gadis cilik dengan boneka sapi ditangannya
"Sayang.. Ify kesini sama siapa nak?" tanya pria berumur tigapuluhan
"Sama Mang Ujang Pa. Tadi Ify minta anterin ketemu Mama, terus Ify dianterin kesini. Papa, dimana mama? Kenapa enam hari ini mama nggak pulang? Papa ngapain disini? Katanya Papa mau ke kantor?" Pertanyaan polos dari gadis cilik berusia lima tahun itu membuat pria yang dipanggil Papa itu meneteskan air mata
"Papa kenapa nangis Pa? Ify salah ya Pa?" pertanyaan polos itu lagi-lagi terlontar dari bibir mungil gadis cantik itu
"Enggak sayang.. ify.. Dengerin Papa ya nak-" Pria itu mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi gadis polos yang tak lain adalah anaknya, buah hatinya.
"Mama lagi tidur sayang, Ify nggak boleh ganggu Mama ya nak?" Pria itu mengusap lembut rambut anaknya, mencoba memberikan pengertian
"Dimana Mama tidur Pa? Kok tidurnya lama?" tanya gadis itu lagi
"Didalam sayang," jawab pria itu
"Ayo kita liat Mama Pa, Ify kangen Mama."
"Nggak bisa sayang, Mama lagi tidur. Jangan diganggu ya nak, kasihan Mama. Ify sayang kan sama Mama?" Pria itu kembali memberi pengertian pada putri kecil semata wayangnya
"Ify sayang Mama," Cicit gadis kecil itu sambil menunduk
"Kalo gitu biarin Mama tidur dulu ya sayang?"
"Iya Papa biarin Mama istirahat dulu, nanti kalo Mama udah bangun kita bisa main bareng-bareng lagi," Ucapan polos gadis kecil itu menohok hati Ayahnya.
Pria itu lantas memeluk putri kecil dihadapannya dengan tujuan menyembunyikan tangisnya. Tidak, ia tidak boleh lemah dihadapan putrinya. Jika ia lemah, siapa yang akan menguatkan putrinya?
Lampung, 30 Oktober 2018
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hallo🙋gue bawa cerita baru nih, tapi jangan tanya kapan dilanjut. Karna gue juga nggak tau kapan wkwk. Doain aja bisa lanjut kek cerita yang 'Tired'.
Sebenernya sih cerita ini buat selingan aja, karna tiba-tiba dapet ide gituu😂 oke deh, semoga tidak mengecewakan😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Teen Fiction'Kamu indah seperti senja.. Hingga aku sadar, Senja tidak datang untuk menetap' 'Ketika kamu memilih pergi tanpa alasan, maka jangan pernah kembali dengan satu pembelaan. Karena di satu sisi aku tidak akan percaya, dan disisi lain semua omongan mu...