Dear mr Darkness
Your kingdom is fancy as hell~◇●♡○◇~
*Calsey POV*
Aku tidak pernah melihat makanan sebanyak ini sejak thanksgiving bersama keluarga besarku di Texas 4 tahun yang lalu. Aku bahkan tidak tahu apa nama setiap dari makanan ini, namun ini sungguh luar biasa enak. Awalnya aku berusaha menjaga imej ku namun rasa lapar membuatku tidak sadar telah meninggalkan rasa malu dan jaim ku di pertengahan jalan.
Edward menyipitkan matanya ketika menatapku makan seperti beruang buas. Entah apakah ia merasa ilfeel atau merasa betapa kolotnya aku dengan banyaknya makanan di meja, aku tidak terlalu peduli.
"Sayang, jangan terburu-buru makannya." Ujarnya.Aku menatapnya sambil mengerunyitkan dahi, merasa tidak suka karena ia memanggilku sayang setiap kali bicara denganku.
"Namaku Casley," ujarku.
"Sudah tahu,"
"Berhenti memanggilku sayang!"
"Sayang,"
"Berhenti!"
"Kenapa harus berhenti, Sayang?"
Dia sengaja menekankan kata 'sayang' pada kalimatnya sehingga membuatku kesal. Edward tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.
"Kau adalah milikku, jadi kau akan menjadi sayang-ku dengan suka atau tidak suka," ujarnya, lebih terdengar seperti perintah ketimbang pernyataan. Nada suara dalamnya yang mendengung itu selalu membuatku merinding.
Aku tidak bisa memungkiri bahwa rasa takutku padanya masih terasa nyata. Walau aku juga sedikit mengaguminya, terutama pada sikapnya yang menawan dan bertata bangsawan. Lihat table manner yang ia lakukan saat makan membuatku benar-benar kentara seperti orang udik.
"Kau sama sekali bukan cewek berkelas, ya,"
Aku terkaget ketika dia tiba-tiba mencondongkan badannya lalu menyapu bagian sudut bibirku dengan ibu jarinya. Rasanya jiwaku membeku ketika matanya kembali mengilat dan tatapan menggodanya yang ia tujukan padaku saat ia menjilat saus di ibu jarinya. Aku merasa terpana sekaligus takut.
Edward memang pria tampan, mapan, dan tegap. Ia sangat menggoda dan menawan. Aku yakin para wanita pasti akan memujanya bak dewa. Namun, entah kenapa aku tidak merasakan hal yang sama. Jelas ada sesuatu dari dirinya yang mendominasi aura negatif yang membuat semua orang akan bergidik ngeri dan memilih menyingkir. Aku adalah bagian dari mereka yang memilih menjauh dari Edward.
Setelah momen itu terjadi, aku pergi dari sana, mengatakan bahwa aku kenyang tanpa bicara sepatah kata lagi padanya lalu menuju kamar--yang katanya untuk diriku.
Diriku terbaring di kasur empuk sambil menerawang di langit-langit. Tempat ini luar biasa mewah dan keren, tetapi aku merasa ketakutan setengah mati.
Aku tidak kenal siapa itu Edward. Aku tidak bisa memastikan apakah ia penjahat atau tidak. Apakah ia pembunuh atau tidak. Apakah ia yang dimaksud oleh berita di radio mengenai kasus pengedar dan penyelundup narkoba mode baru berupa cokelat atau tidak. Semuanya tidak jelas.
Namun sesuatu yang paling membuatku terganggu adalah saat melihat ekspresinya. Ekspresi itu selalu membuatku berpikir bahwa ia akan melakukan sesuatu yang buruk terhadapku.
♡◇♧
Aku berjalan sendirian di rumah gede Edward. Hampir seharian penuh kuhabiskan mengurung diri di kamar sambil membaca novel. Alfred--si pelayan-- mengatakan padaku bahwa jam seperti ini biasanya Edward sedang berada di luar rumah. Aku bersyukur karena tidak bertemu dengannya. Tadi malam, ia nyaris melakukan hal yang sama denganku, nyaris karena aku berhasil membuatnya kuwalahan. Entah kekuatan dari mana, aku bisa lolos darinya dengan kekuatanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemme Go
RandomSinopsis Calsey bukanlah anak remaja biasa. Kehidupan yang ia alami jauh dari kata 'girls life' yang penuh dengan dunia kilauan pink ataupun riasan alat make up yang lagi nge-tren. Dia hanyalah cewek penyendiri yang hanya melampiaskan kehidupannya p...