Chapter 06

94 12 3
                                    

Dear mr Darkness
Stop being rough!

~○♤♡♤●~

*Calsey POV*

Semenjak saat itu--saat dimana aku ketahuan pergi dari rumah Edward dan memilih menemani Emely untuk belanja-- gudang ini sudah resmi menjadi tempat tidurku. Tempat penyimpanan barang-barang rongsokan, penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Begitulah.

Kupikir Edward hanya akan menghukumku dengan menjadikan gudang ini sebagai tempat tidurku, namun yang sebenarnya terjadi bukan hanya itu saja. Dia sering membentakku setiap kali aku melakukan sesuatu, menyalahkanku pada semua hal yang tidak kumengerti, dan yang terburuk.. dia sudah mulai melakukan kekerasan fisik terhadapku.

Ini terjadi seminggu yang lalu.

Edward terlihat sangat kusam sekali saat dia baru pulang dari--entahlah--suatu tempat yang mungkin itu adalah tempat kerjanya. Dia menyuruhku membuatkannya beberapa makanan, padahal dia tahu bahwa dia punya pembantu, namun kupikir dia melakukan itu hanya untuk membuatku kerepotan. Karena tidak ingin menambah lebih banyak masalah, aku memilih untuk menurut. Aku membuatkannya cookies sesuai yang diajarkan Emely padaku. Namun, saat dalam proses pembuatannya, aku malah melakukan kesalahan yang membuat cookies-ku gosong. Mengetahui hal itu, dia pun marah besar, mengatakan bahwa aku tidak berguna lalu memaksaku untuk membuat cookies yang baru, kali ini dia sendiri yang memantauku. Keberadaannya membuatku tidak bisa fokus, sehingga aku sering melakukan kesalahan-kesalahan yang lain. Jika dia mengetahui kesalahanku, dia akan memukul kedua tanganku dengan penggiling adonan. Shit, dia bahkan tidak main-main mukulnya.

Damn, jika saja aku tidak bisa membuat cookies yang sesuai dengan seleranya maka tanganku sudah tidak bisa digerakkan lagi akibat sering dipukul.

Kejam sekali dirinya.

Itu masih sebagian kecil dari kekerasan yang ia lakukan. Masih ada banyak lagi kekerasan yang ia tujukan ke diriku.

Hahhh..

Sumpah, jika ada yang menanyakan pendapatku tentang Edward, aku bisa memberikan jawaban hanya dengan  satu kata : GILA.

Maksudku, dia mengaku bahwa dia mencintaiku, namun apa yang ia lakukan tidak sesuai dengan apa yang dia ucapkan. Lagipula, orang normal seperti apa yang akan menyakiti orang yang ia cintai sampai-sampai timbul memar di sekujur tubuhnya. Jawabannya tidak ada! Kecuali dia adalah orang dengan gila dan dia tidak cinta terhadap pasangannya. Astaga! Aku bukan pasangannya. Tapi seperti itulah perumpamaannya.

Aku tidak akan segan untuk mengatakan bahwa Edward itu punya masalah mental, karena sebagian dari diriku percaya kalau itu benar-benar terjadi. Dia tipe manusia labil dengan emosi yang cepat sekali berubah. Itu membuatnya semakin menakutkan.

Disisi lain, Edward masih saja bersikap menyebalkan dengan menggodaku sesekali dan memperlakukanku dengan lembut selayaknya kekasih--walau aku sama sekali tidak menyukainya-- lalu sekejap dia berubah menjadi kasar, memaksa kehendaknya dan memukuliku beberapa kali. Itu selalui terulang.

Ada apa ini?

Semua itu terjadi secara tiba-tiba.

Aku tidak tahu masalah apa yang tengah dialami olehnya, tapi kebrutalannya--dengan mengacak barang-barang--membuatku berpikir bahwa dia berada dalam keadaan yang tidak stabil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lemme GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang