Rising

12.2K 673 43
                                    

Salju pertama turun pagi ini. Memasuki bulan musim dingin, kedua sepasang kekasih itu duduk di ruang tengah ditemani teh hangat dan perapian.

Sasuke hanya terbaring di karpet bulu, luka-lukanya belum sembuh benar. Pukulan Itachi memang tidak bisa dianggap remeh. Anggap saja suatu keberuntungan kala itu, dia sebenarnya tak menyangka bisa bangkit terlebih dahulu. Rasa cintanya pada Sakura lah yang membuatnya mengeluarkan tenaga lebih dari yang dia tahu.

Sekarang semua kesakitan itu terbayar. Sakura menjadi kekasihnya lalu merawat semua luka di tubuhnya. Tapi pada malam hari, badannya terasa remuk redam hingga harus meminum obat penghilang rasa sakit dari Naruto. Yah kebetulan sahabat bodohnya itu adalah seorang dokter sekaligus pemimpi rumah sakit Namikaze.

"Bagaimana keadaan mu?" Sakura duduk di sebelah Sasuke yang berbaring diantara tumpukan bantal.

"Aku pernah merasa lebih baik dari sekarang."

"Kalian memang bodoh." Ucap Sakura lirih. Tangannya memegang krim untuk meredakan memar di tubuh Sasuke. Mengolesi tubuh Sasuke yang bertelanjang dada di depan perapian. Mengusap lembut dan sesekali meniupnya.

Sasuke mendengus dan meraih tangan Sakura. Mengecupnya dan membelai punggung tangan Sakura dengan jempolnya.

"Aku bahkan rela terluka seperti ini jika kau yang merawat ku." Sasuke mencoba tersenyum jahil, sayangnya tidak bibirnya masih sakit untuk digerakkan. Jadilah pria itu memasang wajah aneh.

"Dasar kau ini." Wajah Sakura merona, berapa kali pun pria ini merayunya. Sakura sekali merona hebat.

Sasuke melepaskan pegangan tangannya, tapi meraih dagu Sakura yang menunduk itu. Tentu saja mata mereka saling bertemu karena tindakan Sasuke.
"Kali ini maukah kau menikah denganku?"

"Aaaapa?"

" Benar, menikah. Aku ingin kau menjadi milikku sepenuhnya."
Sasuke melihat tajam dan serius pada Sakura. Wajah datarnya bisa menutupi rasa berdebar dan takut ditolak oleh Sakura. Diam-diam ia memikirkan cara agar Sakura menerima lamarannya.

"Hm, akan ku pikirkan." Ucap Sakura jahil.

"Sepertinya aku harus melamarmu setiap hari lagi ya?" Sasuke menghela nafas pasrah.

Sakura baru sadar akan ucapan Sasuke. Jadi tiap hari dia akan mendapatkan bunga sama seperti selama ini Sasuke lakukan.

"Tapi sekarang musim salju, dapat dari mana bunga yang akan kau gunakan untuk meluluhkan hatiku?"

"...."

"Hihihi,"Sakura merasa geli melihat Sasuke yang terdiam.

Cuaca seperti ini, semua bunga disekitar kastil sudah kering berguguran. Tentu Sasuke harus bekerja keras untuk mendapatkan bunga segar.

"Tapi kau tidak perlu melakukannya, aku memang memutuskan untuk hidup bersamamu selamanya." Sakura tersenyum melihat Sasuke. Tapi jawaban itu membuat Sasuke melongo tak percaya.

Mata oniks Sasuke terpaku menyorot ke arah emerald Sakura. Mencari kebohongan di mata Sakura.

"Aku mencintaimu Sakura. Dulu hingga kini dan nanti."

Benar, rasa cinta Sasuke pada Sakura yang begitu besar membuatnya hilang akal ditengah kesalah pahaman yang bodoh. Semua tindakannya berdasar atas cinta yang dalam, posesif, obsesi atau tergila-gila entahlah sebut saja semauanya, hingga rasanya begitu sakit.

Tetapi setelah tau segala kebenaran yang sesungguhnya. Sasuke merasa frustrasi karena menyakiti Sakura begitu jahat. Melakukan segala cara untuk meminta maaf sekaligus merebut kembali hati yang berpaling.

Sekarang, setelah perjuangannya selama ini untuk mendapatkan Sakura kembali. Dia tidak akan pernah menyakiti hati wanitanya lagi. Meskipun faktor kakaknya yang menjadikan Sakura pelarian cukup membantu Sakura jatuh ke dalam pelukannya. Sakura begitu sedih saat pertama dia bawa ke kastil. Diam-diam dia memperhatikan Sakura yang menangisi cinta palsu dari sang kakak. Kenapa kakaknya begitu bodoh membiarkan dirinya terus terjebak masa lalu. Membuat wanita sewarna bunga Sakura patah hati dan menyerah.

Sasuke memeluk Sakura, meletakkan kepala Sakura pada dada bidangnya.

Sekarang, tidak boleh ada air mata kesedihan yang jatuh dimata emerald nya. Cuma ada air mata bahagia yang boleh terjatuh di pipi mulus Sakura.

End...

Oh My Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang