Setelah malam yang menyenangkan tadi malam, dua manusia berbeda gender itu tergeletak di kamar Sakura. Tidak mereka tidak melakukan apapun, hanya tidur karena efek alkohol meskipun tidak banyak. Sasuke terbangun lebih dahulu dari Sakura, sesuai kebiasaan selama ini, dia melangkah pergi mempersiapkan mawar dan memikirkan segala keinginannya hari ini. Sebab dia yakin akan ditolak kembali oleh Sakura.
Blam...
Bunyi pintu yang ditutup pelan membuat Sakura membuka emerald hijaunya. Dia sebenarnya telah bangun dari tidurnya bersamaan Sasuke yang bangkit dari ranjangnya. Masih teringat jelas pelukan Sasuke tadi malam dan ciuman pria itu untuk membuat Itachi cemburu. Ciuman yang begitu lembut, penuh kasih sayang. Dia tidak menolak ciuman Sasuke di tengah acara mereka menari. Sebab Sakura juga ingin membuat Itachi cemburu sama seperti yang ia rasakan dulu. Meskipun tidak baik mendendam tapi memberi pelajaran pada seorang pria agar menghargai wanita dan tidak menjadikan pelampiasan bagi sakit hatinya juga perlu dilakukan.
Sakura menyentuh bibirnya dengan telunjuk tangan, tempat dimana bibir Sasuke menyapukan bibir dan lidahnya pada mulut Sakura.
Deg deg deg
Sakura memejamkan matanya, mengulang memori merasakan sensasi itu kembali. Jantungnya kembali berdegup kencang setelah serasa mati untuk sekian lama.
"Ck, aku tidak boleh terlena." Gumannya. Lalu wanita pink itu mengikat rambut panjangnya ke atas dan menyanggulnya asal. Bersiap membersihkan diri agar menghilangkan aroma club tadi malam.
.
.
.Sasuke selesai membersihkan diri dan hanya memakai kaos oblong dan celana jeans. Penampilan yang terlalu santai bagi pemain dunia pialang.
"Rupanya kau tinggal di sini, pantas aku tidak bisa menemukanmu a-dik." Itachi tersenyum sinis saat mengucapkan kata adik.
Sasuke melirik Itachi sekilas, niatnya pergi ke halaman kastil untuk mengambil mawar diurungkan. Tamu tak diundang menggagalkan rencana untuk menyatakan cinta pada Sakura pagi ini.
"Apa yang kau lakukan di pulau pribadiku a-ni-ki." Sasuke menjawab tak kalah sinis. Dia meniru gaya bicara Itachi yang menekankan kata pada hubungan mereka.
"Aku akan mengambil milikku kembali, aku di sini untuk menjemputnya." Ucap Itachi datar.
"Milikmu? dia bahkan enggan melihatmu. Aku tidak akan menyerahkan Sakura begitu saja." Tantang Sasuke.
"Sudah aku duga sudah tau kau tidak akan melepaskan dia begitu saja."
"Bagus jika kau tau."
Mereka berhadapan seolah lupa jika mereka adalah saudara kandung.
"Apa maumu Niisan?
"Kita duel. Siapa yang menang mendapatkan Sakura." Ucap Itachi. Dia merasa yakin jika bisa mengalahkan Sasuke dengan mudah. Dari dulu Sasuke selalu berada di bawahnya.
"Ide bagus." Sasuke menyeringai lebar.
Ctak.
Jentikan jari Itachi membuat anak buahnya segera berjaga di sekitar kedua pria ini. Sebuah matras sebesar ring tinju di gelar sebagai ajang perkelahian mereka. Untung saja Naruto, Sai, Shikamaru ikut pada rombongan helikopter Itachi. Mereka bisa mengawasi jalannya duel ini.
.
.
.
.Sakura selesai mandi, memakai hotpants dan kaos berbahan tipis dan sejuk. Rambut basahnya ia urai tanpa dikeringkan dengan hairdryer. Sakura merasa ada suara berisik di depan kastil. Semakin ia dengar, semakin yakin pula pendengaran yang dia tangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Heart ✓
FanficSakura yang menjadi sekertaris Itachi tiba-tiba harus menjadi sekertaris Sasuke. Itu terjadi karena Itachi sedang sakit dan menjalani terapi di luar negeri. Sayangnya Sakura pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Apakah reaksi Sasuke yang masih me...