Detik beralih menjadi menit, menit berubah menjadi jam. Semua unsur bersatu menjadi kesatuan yang tak terpisahkan. Jarak seperti tak berbatas, aliran waktu pun seperti memuai. Desir angin yang menghembus seperti berbicara atas keadaan tempat yang entah dimana dan apa namanya ini. Tempat yang hanya terlihat beribu bahkan berjuta pohon tua yang telah lapuk dimakan zaman.
Ditempat yang mesterius ini, segala hal rasanya seperti berbicara dan mengarahkan. Mulai dari pohon-pohon tua yang seperti berbisik dengan suara yang serak, tiupan angin laksana dawai-dawai yang dimainkan oleh ahlinya, hingga cemerlangnya air yang memantulkan bayang-bayang keelokan semesta. Sekali lagi, semua unsur di tempat ini bersatu padu saling melengkapi dan mengisi.
Semakin jauh menyusuri pelosok tempat ini, semakin rasa ini tabjuk akan komunikasi disini. Bukan komunikasi antar makhluk hidup seperti manusia, namun komunikasi antara setiap unsur yang ada disini. Layaknya setiap unsur disini berbicara dengan bahasa frekwensi yang sulit diartikan namun dimengerti bagi yang bisa menangkap hal tersebut.
Begitu juga aku, seperti diarakhan menuju suatu tempat yang aku sendiri tidak tau. Waktu disini pun seperti bergerak mundur, kemudian bergerak lebih cepat maju lalu tiba-tiba berhenti. Ditempat ini ruang dan waktulah yang mengendalikan semesta, namun entah semesta yang mana. Ini bukan di Bumi, bukan juga di Bimasakti, atau bukan juga didimensi manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Hyang
Historical Fictionkalian tau jika ruang dan waktu itu suatu misteri ?