Jimin bangun dengan keadaan sedikit aneh, tubuhnya lemas, matanya masih buram belum bisa melihat dengan Jelas.
Saat ia melihat Tasya tak ada di kasur ia langsung membulatkan matanya mengingat kejadian semalam.
Flashback*
Sekarang wanita sedang berjalan mengendap-endap untuk memasuki kamar bertuliskan 'park room'.
Ia melihat Jimin sedang menghadap ke arah jendela sambil memegang sebuah botol. Lantas ia langsung menghampiri dan..
"Ehh Tasya kaget aku" kata Jimin
Yap.. yang tadi mengendap-endap itu adalah Tasya dan sekarang ia sedang memberikan backhug untuk Jimin.
"Hehehe,, aku lagi pengen meluk kamu soalnya" kata Tasya diikuti cengiran khasnya
Jimin gemas dengan tingkah istrinya itu, ia menengok ke belakang lalu menggesek hidungnya dengan hidung Tasya.
Tik...
Jimin merasa ada sesuatu yang menusuk di lehernya.
"Jim,, ko di leher kamu kaya suntikan gitu ya?" Kata Tasya
Jimin langsung mencabut paksa suntikan itu. Ia merasa pusing, tubuhnya lemas dan ia melihat di belakang Tasya ada wanita dengan topeng hitam memukul kepala Tasya yang membuat Tasya pingsan.
Tubuh Jimin kaku, ia sudah jatuh dan rasanya ia sudah tak punya tenaga lagi.
"Tas-tas ya" ucap Jimin sebelum ia menutup matanya.
Flashback off*
Jimin masih berusaha untuk lepas dari ikatan yang ada ditangannya.
"Sialan Lo Seulgi! Sampe Tasya lecet, tubuh Lo bakal ada di bawah kaki gw!" Umpat Jimin
Untunglah di dekatnya lemari yang lacinya sejajar dengannya. Disana terdapat korek api.
Lama-kelamaan tali itu putus dan Jimin langsung bangun dan mengambil handphone nya yang berada di meja.
Jimin langsung menelpon seseorang.
"Sinyal 1508" setelah itu Jimin mengirim pesan untuk orang yang tadi ia telpon
Ia langsung mengambil kunci motornya. Ia tak mau memakai mobil karena takut terkena macet.
-
Tasya sudah terbaring lemah dengan perut yang mengeluarkan darah. Ya.. Seulgi telah menusuknya menggunakan sebuah pisau."Ayo,, mana seorang Tasya yang berani tadi? Kok malah nangis? Haduehhh sedih ya suaminya gk Dateng? Iyalah orang dia cuma sayang sama gw" kata Seulgi sambil menginjak rambut Tasya
Tasya hanya bisa meringis dalam diam. Ia takut terjadi apa-apa kepada bayinya. Lantas ia hanya memegangi perutnya yang mengeluarkan darah dan berdoa agar bayinya tak kenapa-kenapa.
"Gw tau kok Lo hamil sya, tenang ya sekarang giliran bayi Lo!" Kata Seulgi lalu menendang perut Tasya
"Akh!!!!!!" Teriak Tasya dana tak lama darah segar mengalir deras dari atas pahanya.
Tasya sudah menangis tak kuat dengan semua hal ini. Ia takut, bahkan sangat takut untuk kehilangan bayinya, bahkan ia lebih memilih ia yang mati daripada bayinya.
"Ayolah, masa teriak Lo gitu doang sih?" Kata Seulgi sambil memainkan sebuah pisau
"Lo udh gila tau gk! Tega Lo sama gw!" Teriak Tasya dengan isakannya
"Lo sialan yang gila! Lintang tega sama gw! Ngapain Lo nikung gw hah!" Teriak Seulgi
Brakkkkkkkk...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband-Park Jimin
RomanceHidupku ini gk seperti yang diinginkan,, tertawa bersama pasangan pun hanya ada di khayalan saja~Tasya