14. In The Name Of God and Goddes [part II]

756 113 88
                                    

Ren itu ga lagi sibuk, lagi cuti dan seringnya berdiam diri di rumah... Cuma kadar kemalasan dalam menulis meningkat belakangan ini entah kenapa

________o0o_______

"Sehun! Apa kau melihat Mingyu selama perjalananmu ke sini?" tanya Kai setelah pasangannya itu masuk ke dalam kamar Yuzu untuk menemani anak itu bermain

Sehun menggeleng, ia mendekat dan mengambil sang bocah yang terlihat mengantuk di pelukan Kai tanpa melepaskan mainan lego miliknya

"Kemarikan, dia pasti berat"

Kai tersenyum, dengan senang hati ia memberikan Yuzu pada kakak kandungnya setelah Sehun menyiapkan diri untuk duduk di lantai bersama mereka

"Adikmu manis Hun," puji Kai setelah itu

Sehun tersenyum, bukannya menjawab dia malah menyentuh perut omeganya seraya mencium puncak kepala Oh Yuzu yang sudah terlelap damai di panguannya

"Anak kita juga pasti sangat manis dan lucu" bisiknya rendah

Kai tersenyum tipis, mengamati pemandangan indahdimana Sehun memangku seorang anak kecil yang tidak lain adalah adik kandungnya sendiri

Kai bisa hidup bahagia, setidaknya urusannya dengan Sehun tidak separah urusan adiknya serta Chanyeol

Musuh mereka hanya menginginkan darah Sehun juga anak mereka, tetapi Kai tau bahwa masalah yang menghampiri dirinya tidaklah separah masalah yang harus dilalui oleh adik kandungnya sendiri

"Anak itu... dimana dia sekarang?"

.
.
.

Untuk pertama kalinya dalam enam belas tahun kau akan melihat sang Putra Mahkota menangis di tempat umum, lebih terlihat menyedihkan dari terakhir kali ia menitihkan air mata untuk kekasihnya di Aula Utama

Guanlin adalah orang yang baik, Mingyu tau itu. Ia juga tidak pernah benar – benar membenci sang putra dari Jendral terdahulu sebenarnya. Hanya saja yang membuat hubungan mereka tidak pernah baik adalah Mingyu tidak suka, ia tidak menyukai kenyataan bahwa Guanlinlah satu – satunya orang yang mengetahui kelemahan bahkan jalan pikiran pangeran Kedua kerajaan Kim. Mingyu benci fakta itu...

Seorang instruktur arena pedang yang juga merupakan panglima dan guru bagi keluarga bangsawan itu juga ikut menonton, tetapi ia hanya bisa diam di sudut ruangan tanpa berani bergerak atau membuka suara. Juga... beberapa anggota pasukan kerajaan yang kebetulan ikut berlatih disana. Sebagai Alpha sejati mereka kaget melihat calon Raja menangis untuk seorang Alpha lainnya seperti itu

"Untuk apa kau menangis? Siapa yang kau tangisi? Chanyeol hyung ataukah dirimu dan kebodohanmu sendiri?" Guanlin bertanya, dengan wajah menyebalkan yang membuat Mingyu ingin menampar wajahnya detik itu juga

Tetapi sekarang bukanlah waktu yang tepat, tidak ada satu katapun yang berhasil keluar dari mulutnya selain isakan

Baju zirah itu terlihat rapuh dipakainya, pedang itu terlihat tak berguna menutupi kelemahannya, juga... aura Alpha yang selama ini kuat menghilang hanya dalam waktu beberapa menit

Dia hanyalah seorang anak kecil, tidak lebih. Memangnya apa yang semua orang harapkan? Sisi manusia dalam diri seorang Kim Mingyu lebih kuat dari yang semua orang perkirakan. Lalu mereka bisa apa? Bahkan Guanlin merasa bahwa sebagai omega sebenarnya mental Kai jauh lebih kuat dibanding Alpha yang ada di hadapannya saat ini

Please... Don't Leave Me, Alpha ✨ Mingyeol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang