Tidak ada yang luar biasa pada kencan pertama selain menikmati kehangatan bersamanya.
"Kata guru bahasa Indonesia di kelasku, sejak di dalam kandungan, manusia memperoleh makanan dari plasenta dan tidak dituntut untuk mencarinya. Maka dari itu begitu ia lahir ke dunia, ia terkejut sebab perutnya nan lapar tidak dikasih makan seperti biasa ia dapat dari plasenta. Makanya ia menangis. Jadi, ketika seorang anak manusia lahir ke dunia kok dia tidak menangis, hal ini mampu meresahkan orang-orang di sekitarnya." Tutur Pita demikian.
Tidak butuh waktu terlalu lama, keduanya tampak saling akrab. Mereka bercerita panjang lebar tentang apa pun yang berkesan. Termasuk ekstrakulikuler bela diri yang diketuai oleh Pita dan Sarah sekretarisnya. Pita sampai menunjukkan gerakan-gerakan bela diri dan mempraktikannya di hadapan Leo meski bokongnya masih terasa nyeri.
Saking semangatnya gadis itu menunjukkan gerakan-gerakan dasar dalam bela diri, tanpa sengaja ia mendaratkan tinjuan ke perut Leo.
Cowok itu mengaduh. Pita gelagapan.
"Eh m-maaf mas. Aku ngga sengaja. Beneran deh mas, aku ngga sengaja."
Leo tersenyum seraya memberi isyarat bahwa dirinya baik-baik saja.
"Mas ... Maaf ya, aku terlalu bersemangat jadi refleks begitu. A-ada yang sakit ngga?"
"Udah Pita, saya tidak apa-apa."
"Mas Leo beneran nggak apa-apa?"
"Iya Pita, saya baik-baik aja. Lagi pula kamu kan hanya becanda,"
"Aduuh gimana ya? Aku jadi ngerasa bersalah sama mas Leo. Tapi mas Leo beneran nggak apa-apa kan? Perutnya nggak mual?"
Leo tersenyum, "Iya, saya tidak apa-apa."
Beberapa saat hening di antara keduanya. Pita dan Leo duduk di salah satu bangku Mall sambil memandang lalu lalang orang-orang yang naik turun melalui lift. Beberapa orang terlihat membawa tas belanjaan, ada pula yang mendorong trolley berisikan aneka macam belanjaan. Lalu beberapa ada yang terlihat membawa aneka paperbag berisi. Teringat akan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, manusia memang konsumtif. Termasuk dirinya yang kini menikmati segelas cappucino latte dan roti. Pikir Pita demikian.
Pita terbahak. Mulutnya penuh dengan roti yang belum dikunyah. Sementara Leo yang duduk di sampingnya tertegun.
"Mas pernah nggak naik tangga berjalan tapi naiknya bukan di tangga?"
"Maksudnya?"
"Mas Leo turun lewat tangga jalan itu, tapi Mas Leo duduk di pegangan tangga itu."
"Hahaha!! Kamu ini ada-ada aja."
"Seriusan, pernah nggak?"
"Kata adik saya, kalo duduk di trolley ketika ibu belanja, pernah. hehehe."
"Kok kata adiknya Mas Leo sih?"
"Iya, soalnya saya tidak ingat apa-apa."
"Hahaha Mas Leo lucu deh, oh ya trus-trus apa lagi, mas?"
"Apanya?"
"Pengalaman berkesan,"
"Ooh jadi dari tadi kamu sedang membicarakan pengalaman berkesan ya? Hmm saya baru tahu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS [Completed]
Teen FictionXII Multimedia adalah kelas biang onar diurutan kedua setelah kelas Teknik Kendaraan Ringan. Siapa pun guru yang masuk ke kelas, akan merasa terasingkan kecuali jika guru itu berani mengaum seperti harimau. Siapa pun anak kelas lain yang masuk ke sa...