Sebuah Rasa

180 15 0
                                    

Semalaman aku tak bisa tidur. Aku benar benar malu akan kejadian di book store tempo hari...

***

Pagi ini aku masih berbaring di atas kasur. Malas sekali rasanya untuk bangun, bahkan aku tak sholat subuh. Ahh, menyebalkan...

'Terdengar suara knop pintu terbuka'

"Sya, kok masih tidur tiduran gitu. Cepetan bangun nak, nanti kesiangan loh" kata mamah sambil menyingkapkan tirai jendela.

"Bentar mah masih ngantuk." kataku dengan suara yang parau tanpa membuka mata.

"Udah siang nak, nanti telat loh " kata mamah

"Iya deh" jawabku sambil melangkah menuju ke kamar mandi.

"Ya udah mamah tunggu di bawah ya," mamah pun berlalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

***

Akhirnya setelah runititas pagi selesai, akupun berangkat ke sekolah (dengan terpaksa).

"Assalamu'alaikum," sapaku pada Anita yang sudah duduk manis di meja nya.

"Wa'alaikumussalam, duh tuan putri baru dateng. Abis berlayar kemana jam segini baru dateng." jawab Anita mengejek.
Ah anak ini pagi pagi udah ngejek, gak tau apa orang lagi males.

"Brisik ah, aku lagi males."

"Yeh, dasar ya kamu. Eh iya tadi ada yang nyariin tau!." kata Anita

"Siapa?" tanyaku heran. Iya heran, pagi pagi udah ada yang nyari. Emang susah ya kalo jadi artis banyak yang nyari. Eh apaan sih gaje bet dah.

"Tuh" katanya sambil menunjuk seseorang.
Aku mengikuti telunjuk Anita dan pandanganku tertuju pada seorang pria yang tengah menuju ke arahku.

Loh itukan si Arkha?! Ngapain dia nyariin aku?! Batinku bertanya tanya.

Belum sempat Aku mendapat jawaban akan pertanyaanku, Arkha sudah berada di depan mejaku dan Anita.

"Pagi, sya." sapanya ramah.

"Hmmm." jawabku malas.
Jujur saja entah kenapa setiap berada di dekat dia perasaanku slalu tak karuan apalagi saat dia mengembalikan buku harianku, perasaanku sungguh sulit untuk di jelaskan aku benar benar curiga kalau dia membaca buku harianku. Malu sekali...

"Kantin yuk" katanya lagi

"Eumm.. Maaf ya kha, tapi aku udah sarapan tadi hehee". Jawabku yang sepertinya sukses membuat dia kecewa.

" oh ya udah deh". Diapun berlalu

"Ih denisya diajakin makan malah nolak, gak baik tau itu tuh sama aja nolak rejeki." Anita berujar

"Apaan sih Nit, lagian nih ya aku tuh emang gak laper tau. Orang tadi pagi aku udah sarapan masa sekarang harus makan lagi". Cerocosku pada Anita

" Ah kamu nih ya sya gak peka banget. Eh iya sya, kalau diperhatiin dia itu kayaknya suka deh sama kamu." ucap Anita

"Apaan sih Nit. Gak mungkinlah dia suka sama aku." jawabku kesal

"Ya siapa tau, kan. Tapi kalo dia beneran suka sama kamu, pasti kamu gak bakal terima, kan?! Secara kamu kan anak rohis." ucapnya polos

Aku Dan HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang