Jambore Muslim (2)

141 16 0
                                    

Assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarrokatuh, kepada seluruh peserta diharapkan untuk segera menuju ke tempat sholat karna sebentar lagi akan dilakukan sholat tahajjud, terimakasih wassalamu'alaikum warrohmatullahi wabarrokatuh.

Ditengah tidurku, sayup sayup terdengar sebuah pengumuman. Kamipun terbangun. Aku mencoba membuka mataku walau masih terasa ngantuk ku paksakan bangun untuk mengambil air wudhu. Airnya sangat dingin sekali.

Selesai berwudhu, kami menuju tempat yang sudah disiapkan oleh panitia. Disana sudah ada beberapa peserta.

Semua peserta telah berkumpul, kamipun mulai sholat tahajjud secara munfarid. Ini adalah tahajud pertamaku, entahlah enam belas tahun aku hidup baru kali ini aku melakukan sholat tahajjud. Miris sekali.

Setelah sholat tahajud selesai, aku pikir kami akan dipersilahkan kembali ke tenda. Ternyata tidak, para panitia menginterupsikan kepada seluruh peserta agar mengaji sampai tiba waktu subuh.

Mataku ngantuk sekali, aku paksakan untuk membuka mataku walau terasa berat sekali. Aku jadi tidak fokus mengaji.

"Nisya.." terdengar sebuah bisikan di telingaku. Aku kaget, hampir saja aku berteriak untung aku bisa mengontrol diri.

"Ih, erna.. Ngagetin deh. Kenapa?" tanyaku dengan terkantuk kantuk

"Temenin aku yuk, aku pengen ke jamban." pintanya

"Sekarang? Gelap na, kamu tahan aja dulu sampe subuh ya" tawarku yang sudah pasti akan dia tolak.

"Ayo dong,sya. Kamu gak kasian sama aku" katanya lagi.

Sebenarnya aku malas sekali,apalagi aku sedang mengantuk ditambah jalannya gelap sekali. Tapi, aku kasian pada Erna tak mungkin dia bisa menahanya sampai selesai subuh. Akhirnya setelah aku pertimbangkan akupun memutuskan untuk menemani Erna.

"Ya udah aku temenin. Tapi aku minta izin ke Kak Fat dulu ya, takutnya dia nyari nyari." kataku akhirnya.

"Ya udah deh".

Setelah itu akupun menoleh kebelakang, terlihat Kak Fat yang tengah khusyu' sekali membaca Al-quran. Tak nampak rasa kantuk di wajahnya, sungguh jauh berbeda dengan ku. Aku jadi tidak enak takut kalau aku mengganggu kekhusyu' an Kak Fat. Namun disisi lain aku kasian pada Erna. Ah sudahlah. Aku coba beranikan diri untuk menegur Kak Fat.

" Kak, Kak Fat.. " panggilku setengah berbisik.

Kak Fat pun menoleh "Kenapa nisya?"

"Aku izin ke jamban sama Erna ya, Kak?!" izinku

"Oh ya udah, mau Kak Fat temenin?" tawarnya.
Sebenarnya aku ingin ditemani Kak Fat, tapi melihat Kak Fat yang sedang serius mengaji aku jadi tidak enak.

"Gak usah kak gapapa aku berdua aja" kataku lagi

"Ya udah hati hati,ya." katanya lagi, lalu kembali fokus pada bacaannya.

Kini kami berdua sudah berada didekat jamban.

"Kamu jangan lama lama ya" pesanku

"Iya deh" jawabnya.

Hening, hening sekali. Suasana terasa sangat mencekam, ditambah penerangan yang kurang, banyak pohon besar, semilir anginpun mulai menyeruak menambah ketakutanku.

Aku Dan HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang