Celah

88 10 5
                                    

Ramadhan sudah memasuki pekan kedua. Pagi ini aku tengah bersiap siap untuk menghadiri acara Pesantren Ramadhan yang anak anak rohis adakan.

Hari ini aku tidak diantar Pak Adi karna Pak Adi sedang mengambil cuti selama beberapa hari. Alhasil akupun naik angkutan umum.
Tadinya Mamah menawariku untuk diantar, tapi aku menolaknya. Mamah sudah cukup kerepotan dengan mempersiapkan untuk santap sahur dan beres beres rumah, Aku tak mau menambah beban Mamah.

Setelah menempuh perjalanan sekitar duapuluh menit, akhirnya Aku sampai. Terlihat para peserta sudah cukup banyak yang hadir, Aku senang sekali melihat antusias mereka dalam mengikuti pesantren ramadhan ini.

"Assalamu'alaikum." sapa seseorang. Aku menoleh kearah sumber suara.

"Wa'alaikumussalam. Eh Nadia, baru dateng ya?" jawabku sembari basa basi.

Nadia menjawab dengan anggukan kepala disertai senyuman. Lalu ia mengajaku untuk masuk kedalam, kami berduapun melenggang masuk.

Beberapa menit lagi acara akan di mulai. Karena Aku dan Nadia adalah seksi acara, alhasil kami ditugaskan untuk menjadi MC. Sedangkan Arkhana dan Farhan, mereka menjadi pengatur acara.

Aku sedikit gugup karena ini kali pertamaku menjadi seorang pembawa acara. Namun Nadia dan Arkha terus memberiku semangat.

"Santai aja sya, gak usah tegang. Kalo  gak rileks nanti gugupnya makin nambah. Terus nanti jangan keseringan nunduk, pd aja. Fokus kedapan. Atau kamu fokus kearah situ nah nanti Aku bakal disitu dan nyemangatin kamu. Ok!" ucap Arkha menyemangatiku, disertai sedikit candaan yang sukses membuatku tertawa.

Ya Aku gak boleh tegang, Aku harus bisa mensukseskan acara ini. Aku harus bisa mengemban amanah yang telah mereka percayakan kepadaku. Bismillah...

Acarapun dimulai. Aku dan Nadia membuka acara ini dengan mengucap salam. Acara demi acara sudah terlewati, tiba saatnya penyampaian materi.
"Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum warohmatullahi wabrokatuh" pemateri mulai membuka kajiannya.

Seluruh peserta berserta panitia menjawab salam tersebur dengan serentak. Semua tampak bersemangat untuk menerima ilmu baru.

Hari ini ustadz menyampaikan materi mengenai hikmah berpuasa. Isi kajiannya kurang lebih seperti ini.

Allah Ta’ala telah menyebutkan hikmah disyariatkannya berpuasa dan mewajibkannya kepada kita dalam firmannya:

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ) سورة البقرة: 183
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” ( QS. Al-Baqarah: 183).
Maka berpuasa adalah sarana untuk merealisasikan ketaqwaan. Taqwa adalah menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.

Para ulama rahimahumullah telah menyebutkan hikmah disyariatkannya berpuasa. Semuanya adalah perilaku taqwa. Di antara hikmah-hikmah berpuasa:

1.Sarana mensyukuri nikmat.
Puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan berhubungan badan. Ini adalah kenikmatan tertinggi, karena dengan menahan diri dari menikmati nikmat tersebut pada waktu tertentu akan membuatnya mengetahui nilai nikmat tersebut.  Maka hal itu akan membantunya untuk memenuhi haknya dengan mensyukurinya.

2.Sarana untuk meninggalkan sesuatu yang haram. Karena jika jiwa mampu diarahkan untuk menahan dari yang halal demi mengharap ridha dan takut akan pedihnya siksaan. Maka, dia akan lebih mampu lagi diarahkan untuk menahan dari yang haram. Maka berpuasa adalah sebab untuk menahan diri dari sesuatu yang diharamkan Allah.

Aku Dan HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang