Pengakuan

137 13 0
                                    

Akhirnya jam pulangpun tiba. Saat ini aku sedang berada di depan gerbang menunggu pak Adi menjemputku.
Kebiasaan sekali pak Adi setiap menjemput pasti terlambat. Padahalkan aku sudah rindu masakan mamah. Durhaka sekali aku bukannya mamah yang dirindukan malah masakannya, astagfirullah..

"Duh pak Adi mana sih, kebiasaan deh suka telat kalo jemput". Gerutuku

Sedang asyik menunggu pak Adi datang, sayup sayup terdengar suara knalpot motor yang kian mendekat. Sepertinya motor itu melaju kearahku.

Benar saja dugaanku, nyatanya sebuah motor sport sudah nangkring di depan ku.

" pulang sya?" kata pria itu sambil membuka helmnya.

Hah dia lagi *batinku mengeluh.

"Eh, iya kha". Kataku dengan senyum terpaksa

" ya udah bareng aja, biar aku anterin kamu pulang," tawarnya

"Eu, makasih kha. Tapi maaf aku udah mau di jemput kok"

"Oh yaudah aku temenin deh ". Katanya sambil memarkirkan motornya ke tepi.

" eung nggak usah kha gapapa, bentar lagi juga jemputannya sampe kok". Kataku menolak. Aku tidak mau merepotkan Arkha dengan membiarkannya menemaniku menunggu pak Adi dan tentu saja aku tidak mau berlama lama dengannya bisa bisa aku mati kutu lagi.

"Udah gapapa, aku gak tega ngebiarin perempuan cantik sendirian dipinggir jalan. Nanti kalo kamu di culik gimana?!" katanya sambil tertawa

Huft, aku pasrah. Arkha memang keras kepala. Dan apa katanya tadi? Aku cantik? Apa aku tidak salah dengar?! Ah.. Dia benar benar membuatku merasa tersanjung...

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pak Adi datang. Ia pun keluar dari mobil hendak membukakan pintu untukku.

"Ih pak Adi kebiasaan deh kalo jemput suka lama, denisyakan laper pak Adi". Rajukku padanya

Bukannya menjawab pak Adi malah tertawa disusul dengan Arkha yang ikut tertawa, mungkin bagi mereka aku ini seperti anak kecil yang merajuk karna tidak dibelikan mainan.
Ah aku tidak peduli aku benar benar kesal pada pak Adi. Dia sudah membuatku kelaparan dan juga membuatku harus berlama lama dengan Arkha.

" maaf non, tadi ada urusan". Katanya setelah puas menertawakanku.

"Pokoknya kalo telat lagi aku lapor mamah nih", kataku lagi

" iya non siap deh bapak gak akan telat lagi, suer".

"Ya udah ayo pulang, eu.. Arkha aku duluan ya". Akupun berpamitan pada Arkha

" oh ok, hati hati ya".

"Duluan ya den," kata pak Adi pada Arkha

"Iya pak, hati hati ya pak. Nisyanya jangan sampe lecet,!" kata Arkha lagi.

Aku tak mengindahkan ucapannya dan langsung masuk kedalam mobil. Disusul pak Adi.Kamipun melaju ke rumah.

Diperjalanan...

"Non, yang tadi itu pacarnya non ya?". Kata pak Adi memecah keheningan diantara kami.

" ih apaan sih. Bukan pak Adi, dia itu temennya nisya".

"Tapi kok kayak pacarnya non. sampe nitipin lagi sama bapak, katanya non jangan sampe lecet hehehe". Kata pak Adi meledekku

" ih udah gak usah di dengerin dia itu emang suka becanda pak Adi". Kataku sewot

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan diantara kami. Sampai setibanya dirumah aku mengucap salam pada mamah dan pamit kekamar untuk berganti pakaian.

Aku Dan HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang