Futur

77 9 1
                                    

Tak terasa Ramadhan telah berlalu. Gema takbir dan suasana idul fitri masih melekat di dalam hati.

Sudah sepekan Aku dan Mamah menghabiskan waktu libur dengan mengunjungi rumah nenek, paman, bibi, dan semua saudaraku. Kini masih tersisa waktu sekitar sepekan lagi sampai akhirnya Aku harus kembali menjalani rutinitasku yaitu sekolah.

Sore ini rencananya Aku dan Arkha akan jalan jalan di taman kota.

Ya, hubunganku dan Arkha berjalan dengan lancar. Dan sampai saat ini juga kami masih merahasiakan hubungan kami.

Bukan apa-apa, Aku hanya takut Mamah akan marah kepadaku. Aku memang sangat bodoh. Harusnya Aku sadar bahwa hubunganku dengan Arkha salah. Tentu saja salah. Kalau tidak, untuk apa Aku menyembunyikan hubunganku ini.

Hanya saja Aku memang terlalu diperbudak oleh cinta sampai Aku tidak bisa membuka mata hatiku sendiri untuk mengakui kesalahanku. Ah tidak, bukan cinta. Lebih tepatnya adalah nafsu.

Aku sudah sampai ditaman kota. Aku sengaja tidak meminta Arkha untuk menjemputku. Kalian pasti taukan alasannya.

"Nisya. Maaf ya Aku baru sampe, kamu pasti udah nunggu lama."kata Arkha dengan nafas tak beraturan, setelah sekitar duapuluh menit Aku menunggu akhirnya dia datang.

Jujur sebenarnya Aku kesal karna harus menunggu, tapi mendengar Arkha yang meminta maaf dengan tulus membuatku luluh. Memang bodoh!

"Gapapa kok, Kha."

"Ya udah, sekarang kamu mau apa?" tanyanya padaku.

Aku mulai berfikir seraya mengedarkan pandanganku. Tak berselang lama Aku melihat seorang penjual ice cream. Aku menunjuknya. Arkha mengangguk lalu kamipun menghampiri penjual ice cream itu.

Setelah membeli ice cream tersebut kami kembali ketempat semula untuk duduk. Kami berjalan beriringan. Aku yang tengah asyik menikmati ice cream yang kami beli mendadak tersentak. Aku merasa ada yang menggenggam tangan kiriku.

Mataku meliht kearah tanganku lalu melirik kearah Arkha.

"Kha.." kataku gugup.

Arkha menatapku seakan tau apa yang akan Aku ucapkan selanjutnya.

"Please sya, sekali ini aja. Gak papa kan?!" ucapnya memelas.

"Tapi,Kha..."

"Please, Aku janji setelah ini gak akan lagi." katanya lagi dengan memohon.

Aku tak tega melihatnya. Akhirnya Aku menganggukan kepalaku sebagai jawabannya. Arkha tersenyum lalu kembali berjalan menuju bangku tempat kami tadi bertemu sambil terus menggenggam tanganku.

Harusnya Aku tau, bahwa ketika Arkha berkata 'sekali ini saja' Aku tidak boleh percaya. Karna sejatinya jika seorang perempuan telah memberikan apa yang diminta oleh seorang lelaki, pada akhirnya lelaki itu akan meminta yang lebih dari sebelumnya.

Sebenarnya hatiku sadar, namun nafsuku terus menyangkalnya dengan kata-kata 'cuma kali ini aja kok'.

Setelah puas memakan ice cream kami berkeliling sebentar. Tak lama kemudian adzan maghrib berkumandang.

"Abis ini mau kemana?" tanya Arkha padaku.

Aku berfikir sejenak, "kita makan yuk, Aku laper." jawabku.

"Ya udah, yuk."

"Kita sholat dulu yuk. Mumpung ada masjid yang deket." ajakku padanya.

Arkha mengangguk pertanda bahwa ia menyetujui ajakanku. Kamipun berjalan beriringan menuju ke masjid terdekat.

Aku Dan HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang