Matahari mulai terlihat, pagi hari pada saat musim panas mungkin adalah saat-saat terbaik untuk bersantai. Para pelajar mungkin sedang menikmati liburan mereka dan para pekerja hanya mendapat waktu liburan yang singkat untuk sekedar menjauhkan diri dan pikiran dari pekerjaan mereka. Tapi, apa kabar dengan Sakura Haruno?
Gadis yang mempunyai nama yang sama dengan bunga kebanggaan Jepang itu sedang bersandar pada salah satu pohon besar di taman rumah sakit. Kakinya ia luruskan dan tangannya ia tekuk di atas kepala. Matanya terpejam, menikmati semilir angin yang sedikit menyejukkan.
Perlahan, mata itu terbuka dan menampilkan sepasang emerald indah. Emerald itu melirik ke arah jam besar yang berada di taman rumah sakit. Jam itu menunjukkan pukul 9 pagi tepat, berarti sudah terhitung 3 jam Sakura berada di taman. Entah kenapa, Sakura masih ingin berlama-lama di sini dan tidur di atas pohon mungkin karena ia benar-benar mengantuk.
Sudah terhitung 1 minggu Sakura berada di rumah sakit dan semalam Sakura sama sekali tidak tidur saat di kamar rawat ayahnya. Matanya sudah lelah tapi ia tidak bisa menidurkan dirinya. Ada yang menganggu pikirannya. Sepertinya ada hal penting yang ia lupakan.
Tak ingin berpikir panjang, Sakura berdiri dan berjalan menuju kamar rawat ayahnya. Saat ingin membuka pintu, samar-samar Sakura mendengar ibunya berbicara dengan ayahnya. Hanya kata "Australia" yang dapat Sakura dengar dengan jelas.
Entah dorongan dari mana, Sakura memberanikan diri untuk membuka pintu di depannya.
Cklek
Pintu terbuka, Sakura bisa melihat ayahnya yang sudah sadar sedang berbaring di ranjangnya. Sedangkan ibunya duduk di pinggir ranjang ayahnya.
"Ohayou," sapa Sakura dengan senyuman manisnya.
"Ohayou mo," sapa Kizashi dan Mebuki, mereka berdua membalas senyuman Sakura.
"Bagaimana kondisi Tou-chan?" Sakura menutup pintu perlahan, kemudian ia berjalan mendekati ranjang ayahnya
"Lebih baik dari kemarin, aku rasa Konoha cocok untuk jantungku," ucap Kizashi disertai senyum lebarnya.
"Senang mendengarnya, apalagi jika kita menetap di Konoha," ucap Sakura, ia menggenggam tangan besar ayahnya.
Tangan ayahnya selalu hangat. Ia selalu ingat saat tangan itu dulu selalu menggenggam tangan Sakura dengan erat, seolah tidak ingin melepaskan. Tubuh ayahnya dulu masih kuat untuk menggendong tubuh kecil Sakura. Sakura juga ingat saat ayahnya dulu selalu mengerjarnya untuk berhenti berlarian di tengah derasnya hujan.
Tapi itu dulu, sebelum jantung ayah Sakura mulai rusak.
Mengingatnya membuat Sakura menangis. Sakura selalu berpikir, mungkin karena ulah nakalnya dulu, ayahnya sering keluar-masuk rumah sakit. Tapi, saat Sakura berpikir demikian, ayahnya selalu menghiburnya.
"Apa Tou-chan harus melakukan perawatan lagi?" tanya Sakura ragu, entah kenapa ia tidak ingin banyak alat medis yang hinggap di tubuh ayahnya. Tapi, Sakura juga tidak ingin ayahnya terus-menerus kesakitan.
"Sepertinya begitu. Tapi ... setelah itu, kondisi Tou-chan akan membaik." Kizashi mengusap pelan tangan Sakura.
"Aku dengar tentang Australia—"
Sakura menahan nafas sejenak. "Apa Tou-chan akan dirawat di sana?" pertanyaan Sakura membuat Kizashi dan Mebuki terdiam tak bersuara.
"Saki, sebaiknya kau mandi dan sarapan di kantin rumah sakit. Ada pakaian ganti untukmu. Dan kau bisa memakai kamar mandi di sini." Mebuki berdiri lalu memberikan Sakura pakaian ganti yang sengaja ia siapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruno [Discontinued]
FanfikceWarning! Cerita ini tidak dilanjutkan! Disclaimer©Masashi Kishimoto SasuSaku Fanfiction Genre : Romance Rate : T+ Story by aimmissa Tinggal di asrama bukan hal yang buruk bagi seorang Sakura Haruno, tapi jika tentang Sasuke Uchiha?