03--Shopping

14K 1.2K 161
                                    

"Aku lapar."

Tap

Tap

Tap.

Setelah sepuluh detik menelusuri isi kulkas tersebut, sang pemuda mengusap wajah.

"Aku harus berbelanja."

Pada kenyataannya, isi kulkas.... kosong!

Kosong bahkan hanya terisi oleh es batu yang di isi berbentuk kubus kecil. Sasuke memang bersikap dingin seperti es, tapi, makanan pemuda ini bukan hanya es batu! Dia butuh asupan karbohidrat, dan-

-Dia harus belanja!-

Seven days.

Sasusaku fict

Disclaimer

M. Kishimoto

.
.
.
.
.


Panas.

Panas.

Panas.

Begitu sang Uchiha terakhir keluar dari kawasan peninggalan distrik Uchiha. Sasuke baru merasa sepanas ini. Tidak pernah sebelumnya dia mendapati kening mulus itu meneteskan peluh yang sebesar biji jagung. Konoha mencapai suhu sekitar 28°- 30° belakangan ini, tapi, ketika malam tiba, suhu akan mendadak turun sampai menuju titik angka 24° atau 20°.

Lapar.

Haus.

Isi lemari pendingin kosong.

Rumah begitu hampa.

Tepat hari ketiga dia menjalani masa rehat sejenak di Konoha.

Rabu, 20xx.

Sasuke mengeluh pelan.

Memutuskan untuk kembali masuk ke rumah nya dan mengganti pakaian yang tengah dikenakan pemuda itu sekarang. Tadinya dia menggunakan kaus lengan panjang bewarna hitam serta celana selutut, tapi, setelah merasakan suhu yang mengganggu sekali, maka Sasuke akan memutuskan untuk menggunakan baju tanpa lengan milik nya dan ditambah dengan celana selutut yang memamerkan betapa kokoh betis sang Uchiha terakhir ini.

Memastikan bahwa di dalam kantungnya masih terisi beberapa lembar uang, Sasuke merogoh dan mengangguk reflek ketika menyadari kalau memang persediaan biaya sampai beberapa hari kedepan.

Baiklah.

Untuk kedua kali Sasuke memutar knop pintu. Hawa panas tidak lagi ia pedulikan. Sekilas muncul di benak Sasuke untuk berlama-lama di dalam toko minimarket yang setau dia sudah dilengkapi alat canggih bernama AC.

-Hm, jenius-

...

Sedari tadi, Sakura menelungkup ke kiri lalu ke kanan, mengulangi rutinitas nya, dan mendesah kepanasan. Dia menatap lurus ke arah langit-langit kamar gadis itu sendiri. Tsunade pergi ke Desa terpencil Takigakure, meninggalkan dia yang sedang dalam masa peristirahatan sejenak dari kegiatan rumahsakit mental anak yang ia dedikasikan untuk anak-anak yang mengalami gangguan psikologis pasca perang dunia ke-empat.

Seven Days (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang