06. Confession (II)

10.8K 1.1K 79
                                    


.
.
.
.
.
.











Segalanya adalah mimpi.
Kemungkinan besar, kenyataannya memang begitu. Seperti kau yang tertidur lalu ketika bangun, Segalanya sudah berubah. Semuanya seperti mimpi yang hanyalah bayangan semu. Lalu untuk kali ini, ketika Sakura sampai pada titik di mana dia tidak lagi percaya dengan apa yang dia dengar.

Sasuke yang tetap terdiam ketika Sakura mampu mengejarnya. Bahkan mendengar ungkapan Sasuke tadinya. Lalu.. sebenarnya, apa maksud dari Segalanya?

Apakah kini Sakura bisa bersikap senang? Apakah kini dia bisa bersorak karena Sasuke yang telah mengungkapkan perasaannya dengan angin yang semu?

Atau ini hanya mimpi?

Mimpi yang hadir di setiap malam?

Mimpi yang selalu ia inginkan agar menjadi kenyataan.

Sebuah kata yang tidak tertahankan.

Karena di dalam mimpi Sakura, Sasuke dan Dia bersama, dan mungkin malam ini adalah malam di mana mereka saling bercumbu untuk pertama kali. Ya, itu adalah mimpi.

Namun, sekarang ini.

Sasuke menatap Sakura, hendak melarikan diri dari hal seperti ini.

"Lupakan."

Lalu Sakura tertohok. Benar, kan? Sasuke lagi-lagi menolak untuk mengatakan yang sejujurnya.

"K-kau..," Sakura hendak melangkah, namun Sasuke memberikan dia tatapan yang tajam dan dingin. Sasuke hanya tidak ingin Sakura melihat dia seperti yang sekarang ini. Sasuke berjalan, melewati Sakura.

"Sasuke."

Sakura memanggil. Mereka terpaut beberapa meter ketika Sasuke memutuskan untuk menunduk. Sasuke sama sekali tidak berani untuk mengungkapkan segalanya. Dia merasa tidak pantas dengan perasaan cinta ini kepada Sakura.

"Hn?" Tanyanya.

Sakura kemudian mencoba untuk menatap Sasuke, mencoba menatap mata kelam itu.

"Kau..," Sakura menahan bibirnya yang bergetar.

"K-kau..," Tanpa perlu menunggu lama, Sakura mendengar suaranya sendiri bergetar.

Sakura mengusap mata, "Bodoh."

Sasuke tersenyum miring, namun tersirat bahwa itu adalah senyuman sendu.

"Mengapa kau pergi lagi? Apa kau memang tidak pernah berniat mengucapkan apapun kepadaku?" Sakura mendongak. Matanya yang basah dan sembab membuat gadis kelahiran maret ini sedikit sulit memandang Sasuke. Padahal, ungkapan seperti yang Sasuke ucapkan tadi adalah hal yang ia ingin dengar.

"Itu hanyalah hal tidak penting," Ucap Sasuke datar.

"Kenapa kau mencegatku? Biarkan aku pergi, dan kau juga bisa pergi dengan Tomohiro."

Tap, tap.

Sasuke memasukan tangannya ke dalam saku. Maksudnya, permasalahan ini memang seperti sepele, namun sebenarnya, ini memang menyangkut apakah Sasuke memang pantas untuk Sakura atau tidak.

Seven Days (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang