Happy reading!
.
.Tlak.
Satu kali dia melangkah. Dengan segenggam beberapa berkas medis yang harus ia tangani. Sesekali gadis dengan rambut senada dengan musim semi itu melirik jam tangan putih nya. Desahan kesal menguar begitu saja, setelah beberapa hari lembur di rumahsakit mental anak yang ia ciptakan pasca perang ninja ke-4, Sakura memang menjadi lebih sibuk dan semakin sibuk. Pasien yang berdatangan dari daerah luar membuat antrian meledak. Bukan, bukan itu yang membuat Sakura kesal.
Jawaban nya ada pada satu orang.
"Naruto itu!" Sakura menghentakkan sebelah kakinya, "dasar ingkar janji!" Awalnya dia dan Naruto memiliki janji. Mereka ditugaskan Tsunade untuk memeriksa laporan yang beberapa hari lalu diajukan oleh pihak medis Kumogakure, namun, beberapa jam Sakura menunggu Naruto, dia tak datang juga. Jadinya, dialah yang harus menyaring semua data. Dan harus digaris bawahi, tanpa bantuan siapapun.
Sakura menikmati setiap detik disaat ia bersama dengan anak-anak itu. Meski dengan kerusakan mental yang terjadi, justru itulah yang membuat Sakura justru sangat bersemangat dalam mendirikan hal seperti ini.
S
ebelumnya, Sakura tidak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi pelopor berdiri nya rumah sakit semacam ini, dia sebelumnya berpikir bahwa ia akan tetap menjadi ninja yang cengeng. Seperti yang 'pemuda' itu katakan sebelumnya.
Kedua netra Sakura meredup, lalu mendongak untuk sekedar memastikan malam yang telah menghiasi langit. Dimanakah pemuda itu berada sekarang? Sudah dua tahun dia pergi. Sakura pun bertanya-tanya, apa yang ia lakukan? Setelah menyentuh kening Sakura, setelah memberi Sakura sebuah alasan untuk bertahan.
"Sasuke, ya?" Gumam Sakura sendu. Bisa dibilang, dia mendirikan rumah sakit mental anak seperti ini juga untuk menutupi pikirannya tentang Sasuke, dia ingin menyampingkan segala hal yang akan membuat ia teringat dengan pemuda pujaan hatinya itu. Dia ingin menjadi lebih kuat, dan diakui suatu saat nanti.
Nama Sakura kian membesar, sebagai seorang yang berasal dari Klan biasa, menjadi orang yang bisa menggantikan posisi Tsunade sebagai ninja medis handal.
"Harusnya.. ini sudah cukup," lirih Sakura.
.
.
."Jadi...," Naruto mengelus dagu nya, dia menyipitkan mata lalu menatap lawan bicaranya dari ujung kepala sampai ujung kaki, "Kenapa kau tiba-tiba kembali?" Naruto bersidekap, dia mengetukkan kaki nya.
Pemuda yang ia tatap hanya membalas dengan tatapan datar pula. Kini atensi pemuda berjubah hitam itu beralih pada pria di samping Naruto.
"Aku kembali," jawab nya datar.
"Secara nyata, kau memang kembali," pria yang menggunakan jubah Hokage ke-6 itu tersenyum dibalik masker, "Lalu, ada masalah dengan itu?" Tanya Sasuke.
"Cih," Naruto mendecih singkat, lalu dengan seenak jidat nya, dia malah menunjuk-nunjuk Sasuke, "perihal kau meminta aku dan Kakashi-sensei menemui mu secara tiba-tiba, kau tau itu sangat mengganggu."
Sasuke terdiam sejenak, membiarkan Naruto mengoceh, lalu dengan santai dia mengalihkan pembicaraan, "Aku akan menetap selama seminggu di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days (End)
Fanfiction(Canon SasuSaku Story) Menjelang ulangtahun Sasuke yang ke-19, dia memutuskan untuk menghabiskan waktu satu minggu berada di konoha, menjadi ninja biasa yang menjalani hari dengan rekan team nya. Termasuk Sakura. (read my Sasusaku story)