Aktivitas Juwita meneruskan usaha Bunda sudah mulai berjalan. Restoran masakan Palembang yang dulu sempat tutup itu kembali ramai. Apalagi lokasi restoran strategis di kawasan perkantoran Jakarta Selatan. Selain itu, kecantikan paras Juwita membuatnya bisa langsung menjadi agen promosi selain owner. Banyak kaum adam mampir kesana hanya untuk bertemu pemilik restoran cantik.
Hari ini Yogi berniat makan siang di restoran Juwita bersama rekan kerjanya. Ia memang aktif mempromosikan usaha Juwita ini. Beberapa kali juga sahabat Yogi mampir kesana. Walaupun hubungan mereka masih belum ada perubahan. Yogi tetap menjadi pendukung setiap langkah Juwita.
"Katanya disini tekwannya enak banget." Ujar Nala.
"Emang enak makanya lo gua ajak kesini. La, kalau nanti ada Arbam jangan lo siram kuahnya ke dia ya." Kata Yogi.
"Udah move on kali gua dari suami orang. Bacot mulu kuah tekwan gua siram ke lo." Ancam Nala.
"Galak amat lo, pantes jomblo." Sindir Yogi.
"Ga apa daripada punya pacar tapi playlist pingkan mambo kekasih yang tak dianggap." Sindir Nala tak kalah pedas.
"Jangan ngomong gitu disini, nanti kedengeran Juwita. Gua ga mau dia kepikiran." Kata Yogi dengan nada serius. Nala mengerti tak lagi menanggapi dengan candaan.
"Ayo dah makan lapar gua." Ajak Nala.
Saat Yogi masuk ke restoran, Juwita tampak tengah duduk bersama seorang laki -laki. Yogi tahu dari cerita Juwita akan datang teman kecilnya hari ini. Cerita itu tak membuat Yogi cemburu. Namun saat melihat tawa Juwita yang tengah bercengkrama dengan laki - laki lain, rasanya ada yang mencubit ulu hatinya. Ia sesak karena kecewa. Kecewa kenapa bukan ia yang bisa membuat Juwita seperti itu.
"Lo kok diem Yog, lo ga apa - apa kan?" Tanya Nala yang juga melihat pemandangan di depannya. Sedikit - banyak Nala tahu soal masalah Yogi.
"Baik kok, ayo samperin Wita dulu biar porsinya spesial." Jawab Yogi seperti tidak terjadi apa - apa.
"Eh Kak Yogi, Kak Nala." Panggil Juwita saat melihat Yogi dan Nala.
"Pacar kamu?" Tanya cowok yang duduk diseberangnya.
"Iya Han. Itu cewek yang bareng Kak Nala temennya Kak Nina juga." Jawab Juwita.
"Ah kirain dia sama cewek lain, aku tendang dia kalau nyakitin kamu Wi." Kata Yohan setengah berbisik karena Yogi tengah berjalan ke arahnya.
"Dasar atlet Taekwondo apa - apa pake jurus." Timpal Juwita.
"Maaf ya ganggu reuniannya. Kenalin gua Yogi." Yogi memang terlalu ramah sampai memperkenalkan diri duluan. Nala sih heran sama cowok ini.
"Gua Yohan, temen Juwita dari SD." Kata Yohan sambil menjabat tangan Yogi.
"Gua Nala temennya Yogi." Kata Nala tidak mau ketinggalan.
"Udah kenal kan, kakak - kakak mau pesan apa biar porsi spesial." Ujar Juwita.
Saat Juwita mempersiapkan pesanan spesial Yogi dan Nala, tinggalah mereka dan Yohan disana. Yogi kembali membuat Nala keheranan, dia duduk disebelah Nala, menyisakan kursi kosong sebelah Yohan untuk Juwita. Yohan pun terlihat aneh dengan tingkah laku Yogi tersebut. Nala dibuat semakin takjub dengan Yogi saat ia bertanya pada Yohan.
"Lo keren ya bisa bikin dia ketawa lepas gitu selama ini dia ga pernah kaya gitu pas sama gua, ngomongin apa tadi?" Tanya Yogi.
Wajah Yohan tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Nala sih rasanya ingin menyiram Yogi dengan kuah tekwan panas. Bego kok dipelihara. Yogi sih merasa lega dengan bertanya begitu.