Suara berdecit itu, membuatku mengingat bagaimana caranya aku merasakan jatuh cinta pertamaku pada saat masih menjadi maba.
-w-
Tiga tahun yang lalu, aku tertinggal bis terakhir untuk pulang menuju Bekasi, sebelum masa meme 'Planet Bekasi' viralndi masyarakat dunia maya. Posisiku juga bisa dibilang jauh dari stasiun dan bisa jadi kereta terakhir kesana pun sudah habis jadwalnya.
Kepikiran memanggil pacar, diriku hanya bisa merana melihat nasib tak ada gandengan yang bisa aku andalkan untuk urusan seperti ini. Bahkan aplikasi ojek online dulu tak sebanyak sekarang ppengemudinya. Jadi, saat seperti ini, yang aku hanya bisa lakukan ialah berjalan kaki sampai berharap bisa menemukan mesjid atau mushalla untuk beristirahat.
"Haah... kenapa bisa seceroboh ini soal melihat jam..."
"Udah setengah satu pula, terpaksa deh..."
Aku pun akhirnya berjalan kaki sambil berharap aku bertemu siapapun yang aku kenal atau ada mesjid supaya aku bisa beristirahat malam ini. Yaa... walau konsekuensinya harus jaga-jaga kalau udah 'datang bulan'...
Ah, aku mikir apa sih...
Sepanjang jalan, aku jarang melihat kendaraan melintas. Suasana ini bikin aku takut kalau misalnya ada yang memegangku tiba-tiba kan? Apalagi kalau sampe diperkosa atau tau-tau organku kemana dibawa. Hii amit-amit deh kalo sampai kejadian.
Namun, pemikiran itu buru-buru aku buang jauh-jauh. Karena bisa berakibat aku kena getahnya nanti. Idih...
Setelah jalan beberapa lama... aku akhirnya menemukan mesjid. Untungnya masih bisa aku masuki walau kabarnya banyak yang sudah tutup jika jam segini.
Seorang satpam pun menghampiriku dan..
"Ada urusan apa nona datang ke mesjid jam segini?"
"Sebenarnya... saya... ketinggalan angkutan dan sudah lelah berjalan... sekarang jam berapa ya pak?"
"Sekarang... sudah jam 1 lewat..."
"Oh, apakah boleh menginap disini sampai subuh tiba?"
"Tenang saja, diperbolehkan kok."
Aku pun senang karena bisa beristirahat malam ini, setidaknya untuk subuh aku yakin bisa dilakukan disini.
Kemudian satpam tadi mengantarkanku menuju tempat dimana para wanita biasa beristirahat. Untung aku membawa pakaian tidur karena pikirku tadi bakal menginap, ternyata ga jadi deh nginap ama temen.
Setelah aku mencuci muka dan ganti pakaian, aku pun bergegas tidur karena sudah tak tahan lagi menahan kantuk.
Setelah azan berkumandang, aku pun terpaksa bangun karena... suara muazinnya cukup untuk membangunkan tidurku. Lalu, bergegaslah aku mengambil wudhu dan melaksanakan solat subuh di mesjid itu. Walau rasa kantuk pun masih berusaha menggangguku.
Setelah selesai melaksanakan sokat, aku berpikir apakah sebaiknya langsung pulang atau tidur lagi. Toh hari ini ialah hari minggu...
Namun, pikiranku untuk tidur lagi pun terpaksa dibuang jauh-jauh. Karena aku merasakan denyut jantung meningkat bahkan mukaku mulai memerah...
Rupanya ada sosok ganteng berkarisma dan juga alim sekali yang mengisi kegiatan ceramah setelah subuh.
Suara beliau terdengar sejuk pula... ah, rasanya jika dia jodohku, mohon dekatkan.
Aku pun memutuskan mengikuti ceramah itu walau duduknya menjauh dari para lelaki yang mengilingi sang penceramah. Dan tak ada seorang wanita yang mengikuti selain diriku. Maa, lebih baik menjauhi daripada dianggap melakukan sesuatu yang aneh-aneh kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GenreFest 2018: Fluffy Romance
RomanceGenre Festival 2018 kali ini kami yang terbiasa menulis cerita kelam akan menulis cerita seringan kapas dan selembut bulu angsa. Bersiaplah untuk menikmati kemanisan kami. Cover by Ariski