Tangisan Malam

Cerita keenam - Kangen

Rasa rindu ini mulai memuncak. Setelah lama gak kumpul, aku berencana ingin bertemu Siti, Rodiah, Emen, Dale dan Koyo. Karena sibuknya awal-awal kuliah, hampir sebulanan kami tak jumpa.

Aku langsung mengechat mereka di grup. Suasana grup pun jadi ramai. Satu persatu mereka bermunculan. Namun hanya Rodiah lah yang tak muncul. Aah mungkin dia ga ada kuota.

Akhirnya diputuskanlah hari pertemuan kita, dan tempat janjiannya di gerbang sekolah kami dahulu. Semua pun setuju, termasuk Rodiah yang cuman jawab YA saja.

Hari Rabu pun telah tiba...

Aku berlari keluar rumah, sampai aku lupa untuk sarapan. Ternyata juga, kaos kaki yang aku pake pasalingsingan. Kiri hitam, kanan putih, sudah bagai zebra cross penyebrangan jalan aja.

Setelah sampai di sekolah. Kulihat kepala silaunya shaolin soccer, ternyata sudah ada Koyo sedang menunggu sambil cingogo di sisi jalan.

Akupun menghampiri nya. Biasanya dia riweuh kaya Dale, Tapi sekarang dia jadi pendiem banget, mungkin biar terlihat keren aja di kampusnya.

Lalu datanglah Emen dengan mobil mini chopper nya. Selalu saja dia mengkekeweuk mini chopper maenan nya itu. Selang beberapa lama, hadir juga Siti dan Dale.

2 jam kemudian..
Kita terus menunggu Rodiah. Ko tumben sih dia ngaret banget.

Lalu........

"Rodiaaah...!!"
"Hey, kamu mau kemana??" Teriak Koyo.

Si Koyo melihat Rodiah dengan rambut panjang baru nya, dia juga dateng bersama temennya, dan pergi begitu saja.

Kata nya Koyo sih, dia pergi kearah ujung jalan dekat warung nasi ceu Enah.

Oh mungkin dia malu mengajak temen baru nya itu ke kita. Maka nya Rodiah balik lagi pulang. Tapi udah sejam lebih kita tunggu, dia gak nongol-nongol lagi.

Laluuu....

🎵Laa...iiinnn... 🎵

Wah ada line dari si Rodiah. Katanya, kita disuruh maen ke apartemen nya. Langsung saja kami pergi on the way ke apartemen dia.

Di apartemen......

Spaaadaaa.. spadaa...
Assalammualaikum.....

Dibukalah pintu apartemen itu olehku. Ternyata gak dikunci. Rodiah mungkin sudah menunggu kita dari tadi. Tapii di ruang tengah dia ga ada. Oh mungkin dikamarnya, eh tapi ga ada juga. Di mana sih Rodiah.

Berhubung apartemen Rodiah luas kaya rumah gedongan, kita berpencar untuk mencari Rodiah di setiap ruangan, sampai malampun datang.

Kemudiaaan......

Huuu..huuu...hu...hu...hu...hu...

Suara tangisan terdengar..!!

Astaaagaaaaa.....

Kami semua langsung terus mencari Rodiah. Mungkin itu suara Rodiah.
Kami takut Rodiah kenapa-kenapa.

Aku dan Siti terus mencari Rodiah dikamarnya hingga ke kolong-kolong kasur, tapi tetep ga ada.

Emen sama Dale terus mencari Rodiah di ruang tengah dan dapur hingga ke dalem-dalem kulkas, tapi ga ada juga.

Lalu, Koyo langsung menghampiri balkon belakang.

Dan ternyataaaa.....

Tibaaa....tibaaaa.........

Aaaah ternyata itu Rodiah, dia sedang duduk menangis di balkon tersebut.

"Rodiah kamu kenapa?? Tanya Koyo.

"Akuuu..akuu..aku jadi ga mau rambut panjang yo." Jawabnya sambil terus menangis.

"Ari kamu aneh-aneh aja ih, kemaren terahir ketemu pengen rambut panjang, sekarang udah jadi panjang, malah ga mau!!" Ucap Koyo.

Lagi enak-enaknya ngobrol, datanglah temen si Rodiah itu. Tapi Rodiah terlihat takut melihat temannya itu, seperti ada sesuatu yang diumpetin. Dan Rodiah pun pergi keluar bersama teman misteriusnya itu.

"Koyo.....!!!" Teriak kami.

"Kamu dah ketemu Rodiah belum??" Tanyaku.

Eh saking asyiknya ngobrol sm Rodiah, dia lupa memberebeja kita. Dia cerita lah, kalo tadi, Rodiah nangis gara-gara ga mau rambut panjang. Dia jadi rambut panjang karna habis di hair extension di salon bi Minah.

Terus kata Koyo, Rodiah sekarang pergi terus sama temen wanitanya itu. Setiap temennya dateng, Rodiah pergi bersamanya.

Mendengar cerita dari Koyo, rasa hati kami berasa pecah berkeping-keping hingga menusuk ke dalam darah. Mungkin sekarang Rodiah udh punya sahabat baru dan gak mau maen lagi sama kita-kita si geng cilukba kekok.

Dengan wajaah sedih serta manyun kecewa. Akhirnya para pria pulang kerumah mereka. Dan Aku sama Siti sengaja menginap di apartemen Rodiah. Karena mungkin saja Rodiah akan segera kembali.