Cerita ketujuh - Terungkap

18 9 0
                                    

Pagi hari yang cerah, aku terbangun dari tidurku. Setelah ku buka mata, aku baru sadar, kalo aku berada di apartemennya Rodiah bersama Siti.

Kuhampiri semua ruangan, tapi Rodiah tak kunjung datang. Rasa khawatirku mulai memuncak, apalagi Rodiah selama ini tinggal sendirian di daerah ini tanpa adanya sanak saudara.

Pleeetaaaak................

Terdengar suara pot terjatuh di balkon. Langsung saja aku datengin balkon itu. Tak lama kemudian Siti pun terbangun dari tidurnya.

Tadinya aku mau pulang kerumah pagi ini juga, tapi sekilas, ku melihat Rodiah lewat dan pergi ke kolam renang. Ah senangnya aku melihat dia kembali.

Kulari ke kamar memanggil Siti.

"Sitii...siti.. aku liat Rodiah loh. Hayu kita susul dia!!!" Ucapku pada Siti.

Sekejap aku dan Siti lari menghampiri tempat dimana Rodiah berada.

Tapii......
Rodiah, dia sudah tak ada! Kamipun terus mencarinya sampai tiada henti.

Waktu terus berlalu, gak nyangka udah sore aja nih. Kita mulai ke bete an di apartemennya Rodiah. Lalu aku chat Emen, Dale dan Koyo untuk segera kemari, sambil membawa makanan yang banyak.

Tok..tok....tok.....

Suara ketokan pintu pun berbunyi.
Akhirnya mereka sampai juga.

Melihat Siti lemes tak berdaya, membuat mereka merasa kasihan. Ternyata dia salatri ga ketulungan. Dengan mencium bau-bau makanan, Siti langsung memakannya dengan sangat lahap. Tak lupa aku pun ikut makan bersamanya.

Lalu Koyo tiba-tiba saja terperengat, dia amat sangat kaget dan ketakutan.

"Yo, kamu kenapa? Sampe melohok gitu ih." Tanyaku.

Ternyata dia melihat temennya Rodiah, si wanita misterius. Tetapi Rodiahnya gak ada. Pas kami liat ke lorong dekat toilet, kami tak melihat ada nya tanda-tanda temennya Rodiah.

Kesang banyak bercucuran mengelilingi badan si Koyo. Seperti nya dia demam. Akhirnya kita suruh Koyo istirahat berbaring di kasur.

Malampun tiba.....
kemudiaaan.........

Hu....hu....hu....hu....hu....

Lagi-lagi terdengar suara menangis. Aaasiiik mungkiiin itu Rodiah. Kamipun mendekati gelombang suara tangisan itu.

Lalu................ Lalu...........

Benaaar saja itu Rodiah, sedang duduk bergelantungan di ayunan balkon depan. Sambil terus menangis, dia langsung menghampiri kami.

Dengan wajah pangling kami menghereyin Rodiah. Dia terlihat cantik tapi seram dengan rambut panjang itu. Penasaran apa yang terjadi dengannya, kami akan bertanya padanya.

Sebelum bertanya, kami pun abring-abringan kembali ke ruang tengah. Dan langsung saja kami duduk manis di sana. Triiiit... Dimulailah pertanyaan-pertanyaan untuk Rodiah.

"Rodiah, kamu kenapa ih nangis aja??" Tanya Siti.

"Iya ih, terus kamu kemana aja?? aku sama Siti sampe nungguin kamu nginep disini." Ujarku.

"Wecley kamu cantik euy rambut panjang Rod." Goda Dale.

"Aaah tapi asa bagusan pendek kaya dulu, jadi ga rewag-rewig Rod." Ucap Emen.

"Huhuhuhuhuuu......."Teriak Rodiah.

"Iya Men, aku pengen rambut pendek aja daripada rambut sekarang. Aku takut bangeeet......aaaaaaah....!!!" Ucap Rodiah ketakutan.

Kami pun kaget dan takut Rodiah kenapa-kenapa.

Tibaaa......tibaaa...........

Hihihi.....hihihi.....hi....hi.....

Suara nangis tapi senang, kedengeran dari jendela luar.

Rodiah langsung memelukku. Dia bilang disana ada sosok wanita, wanita yang selalu mengganggunya. Aku refleks menggigil dekat Rodiah, karna badan Rodiah sangat dingin sekali. Aah mungkin saking takutnya dia sampe dingin beku gini.

Akhirnya kita duduk saling berdekatan. Menjaga Rodiah dari wanita itu. Dan suaraanya kini mulai menghilang.

Tibaa...tibaa...
Rodiah berbicara...

"Habis dari salon bi Minah, aku merasa ada yang ngikutin terus, aku menengok kebelakang, dan sosok wanita itu yang mengikuti aku." Ucapnya.

"Wajahnya seram sekali, sampai-sampai aku menutup mata.
Lalu akupun....tidagor tiang listrik, huhu sakit. Dan langsung aku pun bangun kembali, lari terbirit-birit menjauhi wanita itu." Lanjutnya.

Tak lama kemudiaaan.........

Terdengar suara marah menggelora memanggil-manggil rambutnya.

Hu...hu...hu....hu...hu.....
Rambuuutkuuu....rambutku.....!!!!

Tiba..tiba..
Pelentaaang......pelentang......!!

Suara serpihan gelas jatuuh terdengar  di dapur.

Kami hampiri dapur tersebut.
Daaaan........ Itu wanita yang Rodiah ceritakan. Wanita itu minum dan memecahkan gelas di dapur.

Aaaaaaarrrrrghhhht...........
Dia menggeraii. Melihat kami dengan sangat sinisnya. Tapi ternyata hanya ke Rodiah lah dia mengamuk.

"Kembalikaan rambutku........!!!" Ucap wanita itu.

Lalu wanita itu.........

Astagaaaaaaa.....................

Ter....nyaaaa....taaaaa... Wanita itu......
Adalah hantuuuu... Dia terbang begitu saja kesana kemari dengan luwesnya.

Kamipun mulai babacaan. Dan diapun mulai menghilang.

Akhirnya kami memutuskan untuk membuka sambungan rambut Rodiah, dan mengembalikannya pada hantu itu.

Ternyataa, rambut yang Rodiah pake itu adalah rambut hantu penasaran, yang semasa hidupnya, wanita itu sangaat menyayangi rambutnya. Tapi entah kenapa bi Minah bisa mendapatkan rambut hantu itu.

Setelah beres membuka rambut sambung Rodiah, hantu itu pun pergi dan berterima kasih pada kami. Kami pun sangat tenang karna tidak diganggu lagi oleh hantu itu.
Dan..... Rodiah pun tiba-tiba pergi entah kemana.

Tangisan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang