pindahan rumah

4.5K 581 214
                                    

"ayo ayo bangun woy bangun" kata Kevin menengok kebelakang, menatap dua anaknya yang tertidur di bangku belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ayo ayo bangun woy bangun" kata Kevin menengok kebelakang, menatap dua anaknya yang tertidur di bangku belakang.

Ngomong-ngomong saat ini mereka akan pindah ke rumah baru mereka, setelah memiliki perusahaan besar di Zimbabwe, Marcus membuka sayap perusahaannya kembali di tanah kelahirannya, Indonesia.

Marcus tersenyum melihat Kevin yang sedang berusaha membangunkan anak mereka.

"WOYYY BANGUNN IHSAN JONATAN" Suara menggelegar keluar dari mulut Kevin, membuat Ihsan dan Jonatan yang tertidur pangku-pangkuan kepala itu langsung menegakkan tubuhnya, melotot.

Sedangkan Marcus hanya menggelengkan kepalanya, keluar dari mobil mahalnya. Camkan itu ya. Garis bawahi dan tebalkan, mobil MAHALNYA.

"Ayo ayo turun turun" kata Kevin, ikut keluar meninggalkan anaknya yang sedikit kesulitan melepas seatbelt nya, apa lagi Jonatan yang masih piyik itu. Untung Ihsan seorang kakak yang baik walaupun sableng, ia membantu Jonatan melepas seatbelt nya. Lalu ikut keluar, menuju Daddy dan Papanya yang sedang menatap rumah barunya.

Rumah baru mereka memiliki 2 lantai, satu lantai, besarnya 2 kali lipat lapangan sepak bola. Mantap!

"Ini bos, kunci rumahnya" kata orang yang mengemudi mobil box besar yang membawa barang-barang keluarga Gideon.

Marcus mengangguk, mengambil kunci dari bawahannya.

"Ayo sayang masuk" ajak Marcus, merangkul pinggang Kevin. Kevin mengangguk kecil. Tapi, ia menahan langkahnya.

"Bentar Ko" kata Kevin, Marcus menatapnya heran tapi ia mengangguk, setuju untuk menunggu Kevin.

Kevin melangkahkan kakinya mendekati anak-anaknya, Ihsan dan Jonatan.

"San, Jo, bantu om Owi angkat-angkat barang ke rumah ya" kata Kevin.

Ihsan dan Jonatan langsung melotot, mana terima mereka.

"APAAN PAPA YANG SANTAI-SANTAI SAMA DADDY, KITA YANG KERJA" Ihsan udah berteriak mencak-mencak ga terima.

"Udah nurut aja, anggep aja kalian nambahin amal biar masuk surga karena membiarkan orang tua kalian bermesraan dulu, lagian kasian daddy kamu abis nyetir, Papa mau mijitin dulu" kata Kevin mencoba memberi penjelasan.

"Tapi mom, barangnya kan berat-berat mana kita kuat" kata Jonatan, iya Jonatan itu dari kecil manggil Kevin Mommy, padahal udah Kevin suruh manggil Papa tapi Jonatan gak pernah nurut.

"YAUDAH SIH APA GUNANYA KALIAN KAKAK ADIK KALO GAK SALING GOTONG ROYONG! BYE!" Kata Kevin menatap Jonatan sengit, lalu berjalan meninggalkannya, menghampiri Marcus dan menariknya masuk ke dalam rumah.

"Udah Jo nurut aja, kita bantu sebentar, abis itu pergi main sepeda, sampe sepeda kita di keluarin Om Owi dari mobil kita langsung kabur oke" kata Ihsan, sambil menjelaskan rencananya. Jonatan mengangguk setuju, mereka kemudian semangat membantu Om Owi memindahkan barang-barang keluarga Gideon.

Tanpa menyadari ada dua orang yang memperhatikan mereka.

"Pa, itu tetangga baru kita?" Tanya seorang anak kecil, menemani Papanya yang lagi menyiram tanaman.

"Sepertinya iya" jawab sosok yang di panggil Papa tadi.

"Kamu jangan main sama mereka ya Ony" lanjut sosok Papa tadi, sambil menyebutkan nama anaknya, Ony, Anthony.

"Kenapa Pa?" Tanya Anthony, mendongakkan kepalanya, menatap Rian, Papanya.

"Mereka anak-anak setan sepertinya"

Jawaban yang meninggalkan raut wajah bingung dari sosok anak manis yang buluq itu.

Jawaban yang meninggalkan raut wajah bingung dari sosok anak manis yang buluq itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Absurd Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang