j e n n i e
gue udah di depan kos, dan beberapa menit kemudian kai sampai. dia bawa sebuah motor gede.
gue gangerti itu motor tipe apaan karena gue bukan seles motor. kai berenti, membuka kaca helm nya,
"yuk," gue mengangguk langsung menerima helm dari dia.
motor mulai melaju dengan pelan, bersaing dengan beberapa kendaraan lain. hari ini cukup ramai, karena ini malam minggu dan ini kali pertama gue keluar waktu malam minggu sama cowo. waktu sma pernah si, tapi selama kuliah, ini yang pertama. dan orang pertama yang ngajak gue pergi adalah seorang kai ratria. gausah gue kasih tau pasti kalian juga udah ngerti kan gimana pesona dia?
"ini gapapa ke gramedia?" kai nanya.
"gapapa kok."
"bentar doang inih ya jen, abis itu kita makan."
"iya,"
gitu aja, kita kembali diam. gue menikmati pemandangan malam hari dan kai yang fokus menyetir motornya.
15 menit kemudian kita sampai, kai langsung melepas helm nya. tapi naasnya, helm yang gue pakai susah dilepas pengaitnya.
kai kayanya sadar gue kesusahan membuka helm karena dia langsung senyum sambil menyingkirkan tangan gue yang lagi berusaha membuka pengait helm, lalu dia lepasin itu pengait. dan gue otomatis menahan nafas, karena jarak wajah kita hanya beberapa senti.
"gampang gitu kok gabisa? modus lo?" kata dia setelah melepaskan helm gue.
"apaan? susah kok." gue jawab sambil membereskan rambut gue.
"yuk," dia jalan di depan gue dan gue langsung mengekor di belakang kai.
baru beberapa langkah, kai berenti dan otomatis bikin gue nabrak punggungnya.
"lo kan kecil jen, sini gue gandeng. kalo ilang kan gue yang repot," kata dia sambil menggenggam tangan gue.
gue cuma diem dengan muka yang mulai terasa panas. selama di dalam gramedia, kai gak melepaskan tangan dia sama sekali dan itu bikin jantung gue rasanya mau copot.
"mau makan apa jen?" kata kai, saat dia selesai membayar buku yang dia beli dan kita mulai berjalan menuju parkiran.
"terserah aja."
"sate ayam mau?"
"mau!" mendengar jawaban gue yang kelewat semangat, kai ketawa, untuk kemudian mencubit pelan pipi gue.
"cape deh punya temen lucu banget kaya lo, jen. kalo gue suka gimana coba?" kata dia sambil mulai menaiki motornya.
"gapapa," oke, gue mulai ngaco.
"gapapa apa hayo?" kai dan mulut bangsatnya mulai berkolaborasi.
"gapapa makan sate!" kata gue sambil ketawa dan dia juga ketawa.
beneran deh, gue yakin gue udah gila karena jatuh cinta sama seorang kai ratria.
akhirnya kita sampai di salah satu tukang sate di pinggir jalan. kita duduk di salah satu meja setelah memesan dua porsi sate ayam.
"dulu gue sering makan sama bunda disini, tapi sekarang gabisa lagi," kai bicara, gue langsung melihat mata dia yang menatap ke arah langit.
gue hanya diam,
"bunda udah di atas sana, jadi gue gapernah makan lagi disini. ini kali pertama gue kesinj sama orang selain bunda." dia senyum, kemudian natap gue.
"kalo mau cerita, cerita aja sama gue."
"makasih jen,"
"buat?"
"buat mau jadi temen gue. dari dulu gue gapernah bisa punya temen yang kaya lo karena gada yang kaya lo." dia jawab.
"maksudnya?"
"karena lo cuma satu."
"terus?"
"jangan pernah tinggalin gue, jen. gue udah gapunya siapa-siapa lagi. gatau aja, kenapa gue bisa merasa lo adalah orang yang bisa nerima gue."
"lo kan temen gue." gue jawab, sambil megang tangan dia.
bukan modus kok, saudara-saudara.
"jadi cewe gue aja gimana jen?"
"hah?"
"gue nyaman sama lo. jadi cewe gue ya?"
gue bingung, harus jawab seperti apa.
"kalo mau mikir dulu, boleh kok." dia ngomong, sambil senyum dan mengusap rambut gue dengan pelan.
"apa lo gamau? ah gapapa kalo gamau. gue tau—"
"gue mau."
"hm?" dia senyum, natap gue dengan tatapan anjingnya.
"ayo jadian!" kata gue dengan muka serius sembari mengepalkan tangan.
"ayo!" kai senyum, ganteng seperti biasanya. lalu dia berdiri, memajukan wajahnya dan mengecup pipi gue dengan singkat. muka gue langsung memerah.
ah, kai emang anjing.
✨
KAMU SEDANG MEMBACA
fuckin love you | kai-jennie
Fanfictiondari awal aku tahu mencintaimu tidak akan semudah itu.