j e n n i e
setibanya di kos, gue nangis. entah kenapa sakit banget cuma gara-gara kai ngerangkul anasya sambil bicara seolah gue gapenting buat dia. mungkin udah lebih dari 5 jam gue nangis sendirian kaya orang goblok di kos. dan yang jelas sekarang udah jam 1 malem. untung besok gue gada kelas, jadi gue bisa merasa tenang dengan menangis selama ini. dari tadi gue belum menghidupkan ponsel, karena gue masih bingung harus bersikap seperti apa ke kai. iya, gue masih bingung.
disatu sisi gue sayang banget sama dia (iya gue tau gue goblok) tapi disisi lain gue sakit begitu tau kalo dia ga nganggep gue pacar sepenuhnya.
jam 1, dan gue mengaktifkan ponsel lalu mendapati cukup banyak chat, dan yang teratas adalah chat dari kai, yang menyepam gue dengan 200 chat lebih.
jennie : gue ketiduran
kai : akhirnya!
kai : gue udah khawatir lo kenapa"jennie : gue gapapa
kai : lo laper ga?
jennie : engga
kai : yah padahal mau gue anterin nasi goreng
jennie : gausah
kai : oke
kai : cape banget tadi jen
kai : kuliah hari ini bikin gue stresjennie : yaudah tidur aja
kai : kangen gue sama lo
jennie : haha, sama
kai : tidur gih jen
kai : jangan sampe sakit karena begadangjennie : iya
kai : gue sayang sama lo!
jennie : gue tau
kai : gue tidur ya?
jennie : iya
udah, gitu doang. dan setelah itu kai off. gak membalas chat gue lagi. setelah itu gue kembali menangis, sampe ketiduran dan berharap kejadian tadi siang sepenuhnya mimpi.
tapi keesokannya, setelah gue bangun dan berusaha melupakan kejadian kemarin, gue malah kembali menangis. karena sadar betul kalo kejadian kemarin benar-benar terjadi.
gue memutuskan langsung mandi karena rasanya badan gue udah sangat berkeringat.
selesai mandi, gue merasa jauh lebih baik dan setelah berpakaian gue berniat untuk membeli sarapan di warteg yang ada di dekat rumah gue.
tapi, sesaat setelah gue membuka gerbang kos, gue melihat dia, kai ratria.
"hai," dia menyapa, dengan senyum andalan yang gapernah gagal membuat gue jatuh cinta.
"kok disini?" gue mencoba biasa aja, padahal sadar betul kalo suara gue bergetar dan mata gue mulai berkaca-kaca.
"hei? kok malah nangis?" dia mendekat untuk kemudian memegang kedua pipi gue dan mengarahkan wajah gue untuk menatap dia.
"eng—engga. gu—gue abis no—nonton drama jadi masih kebawa. gu—gue—"
"sst.. udah, udah." kai memeluk gue, dan itu malah membuat gue merasa lebih sakit.
"nangis dulu aja, jen. lo masih punya gue."
iya, kai. karena lo punya gue, gue merasa sakit melihat lo sama anasya kemarin.
mungkin 10 menit kemudian baru gue bisa menguasai diri dan melepaskan dekapan kai lalu meyadari bahwa kaos putihnya basah karena air mata gue.
"udah mendingan?"
gue mengangguk.
"sarapan aja yuk sama gue? gausah dibahas alesan lo nangis. kalo lo gamau cerita, gapapa."
"iya. maaf ya kai."
"buat?"
"karena masih belum bisa terbuka sama lo."
"iya. kita kan baru jadian belum lama. gapapa kok. gue tetep sayang sama jennie." kata kai sambil mengusap pelan rambut gue.
kalo kai gini, gimana caranya gue bisa rela melepaskan dia?
gue yakin, gue sendiri yang bakal menyesal kalo sampe memutuskan hubungan kita.
jadi mulai sekarang, gue bakal mencoba ikhlas.
ikhlas kalo sampe liat kai jalan sama cewe lain.
dan ikhlas kalo sebenernya kai gada perasaan apapun sama gue.
yang penting adalah dia terlihat mencintai gue saat ada di deket gue.
gapapa, gitu aja udah cukup.
✨
KAMU SEDANG MEMBACA
fuckin love you | kai-jennie
Fanfictiondari awal aku tahu mencintaimu tidak akan semudah itu.