Lanjut aja ya gegs..
***
Sekarang tangan lea mulai bergetar dengan keringat dingin bercucuran diwajahnya. Sudah menjadi hafalan setiap murid, ketika berhadapan dengan guru super killer itu harus hatu-hati.
Pasalnya, seminggu yang lalu Tika mendapat hukuman dari Bu Roro. Hukuman konyol yang sulit dilakukan. Tika dihukum mengumpulkan daun kering berjumlah 100 helai.
Mungkin hukuman itu yang menjadi khas dari Bu roro.
***
Tangan lea masih gemetaran.
"Kenapa diam saja?"
Sentak bu roro sambil berdiri tegap dihadapan lea."gini bu, saya tadi mau cari bu roro," alesan lea.
"cari saya? Ada apa?" tanya balik bu roro.
"ehhm...ee.e. Tika mau tanya, tugas kemarin kalau sudah selesai bagaimana?" jawab lea ngeles.
"oh, kalian sudah selasai ya? Kalau begitu nanti kan ada jam saya. Semuanya nanti dikumpulkan di meja saya ya."
Jawan bu roro tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun.Lalu lea dan Tika pergi meninggalkan ruang guru dan mengurungkan niatnya untuk mengambil baju lea.
"mampus kita, nanti tugasnya harus dikumpulin lagi," jawab Tika sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
"Kita? Lu aja kalik," balas lea santai.
"eh dasar. Lu juga kalik. Kan kita sekelas kena semua," jelas Tika.
"iya juga ya? Kenapa sih gue bisa oon kayak gini," jawab lea.
"lu juga sih, nyari alesan gak pas. Ngomong tugas udah selesai lagi."
Sambil berjalan Tika terus menceramahi lea.***
Sampai kelas, lea nampak sedih. Pasalnya baju kesayangannya kini ada digenggaman bu roro. Ada dua kemungkin yang akan terjadi.
Pertama, bajunya mungkin tidak akan dikembalikan selama-lamanya atau yg kedua, bajunya dikembalikan namun ketika lea sudah tidak butuh.
Menyesal? Pasti.
Kreekk!
Suara pintu kelas.
Membuat kelas seketiba sunyi. Padahal tadi seperti pasar.Kini kaki Tika yg tidak bisa diam. Dia takut jika tugasnya harus dikumpulkan sekarang.
Namun...
"lea, ikut ibu sebentar."
Begitu kata bu roro. Lea mengikuti bu roro dibelakangnya.
"sebenarnya ada apa sih ini?" tanya lea dalam batin.
***
Masuklah mereka ke ruang guru.
"silahkan duduk lea," suruh bu roro.
"sebenarnya ada apa,bu?" tanya heran lea.
"sebenarnya begini, sekolah kita harus mengirimkan dua orang siswa dalam ajang perlombaan busana jawa di kabupaten. Nah ibu mau kamu jadi orang yang mewakili."
Penjelasan bu roro yang masih membuat lea bingung.
"saya, bu?" tanya lea.
"benar. "jawab tegas bu roro
"nah untuk siswa satunya lagi adalah laki-laki. Untuk siapa nya nanti saya kabari, " jelas bu roro.
Kini lea masih bingung. Mengapa ia harus menjadi wakil lomba busana. Padahal dia sama sekali tidak mengenal tentang adat jawa. Apalagi berbusana jawa.
***
"Tik, masa gue disuruh sama bu roro buat jadi wakil lomba busana
Kan lucu, gue kan gak bisa apa-apa," curhat si lea."Ya kalau lo gak bisa, bilang aja sama bu roro kalau lo gak bisa. Gampang kan?. Kelar deh masalah lo," saran tika sambil memainkan handphone nya.
***
"lo mau kemana, le?" tanya tika.
"Gue mau ketemu bu roro. Mau bilang kalau gue gak bisa ikut lomba itu," kata lea sambil terburu-buru.
Akhirnya lea terus berjalan. Ketika di jalan ia bertemu dengan putra. Putra memanggilnya demgan nada keras.
Membuat hatinya kini terasa tak ditempat.
"Lea, kamu mau kemana?" tanya putra.
"aku mau ketemu bu roro. Kamu kenapa panggil aku?" tanya balik lea.
"ooh gini, aku mau ngasih tau kalau kita bakalan jadi pasangan lomba busana adat jawa," penjelasan putra yang membuat lea melongo.
"omg!..kalau putra yang ikut, gue ma mau banget."
Dalam batin lea."Gue mimpi apa tadi malem ya Allah? " Lanturan Lea.
Tak sengaja Putra mendengarnya.
"Apa lea?"
"Oh gak ada apa-apa kok,"
"Eh katanya tadi kamu mau ketemu Bu Roro, jadi nggak? Kalau jadi aku mau ikut," tawar Putra.
-----------------------------------------------------------
Gimana yaa.. Jadinya?
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Teen FictionAntara aku dan dia. Antara lea dan putra. Antara lea dan sang lelaki misterius "Dunia tak adil bagiku!", sepatah kata yang terucap dari mulut lea. berbeda setelah datang lelaki idamannya, ia berkata, "sangn betuntung aku." ©2018