Permasalahan dimulai

53 4 0
                                    

kini Lea mulai cemas akan teror yang selalu diterimanya. ia selalu mendapat telepon misterius saat tengah malam. sampai-sampai ia harus berulang kali mengganti nomernya. tapi rasanya semua itu sia-sia. orang misterius itu selalu tahu dan tak ada habisnya untuk mengejar lea. 

pagi harinya leaa menatap roti yang sudah diolesi selai kacang di atas piring, ia terus memandang dengan tatapan kosong. sang ayah yang bingung dengan sikap sang putri pun bertanya, "kamu kenapa. lea?". Tak ada jawaban satu katapun dari lea. "Lea..lea kamu kenapa?"

"gapapa pah, lea mau pergi dulu sebentar," jawab lea. 

lea keluar rumah dengan meninggalkan roti yang sudah disiapkannya tadi. Ia menuju ke taman diaman hawa sejuk dan angin yang berhembus mungkin bisa menenangkan pikirannya. Kini pikirannya semakin sulit, Lea mulai berpikir untuk membatalkan rencana pergi ke Nepal. Mungkin itu adalah keputusan terbaik, pikirnya. 

Tiba-tiba Putra menelpon Lea. Tapi pagi itu, Lea sedang tidak mau diganggu oleh siapapun, termasuk orangyang ia sukai. Lea langsung mematikan telepon dari Putra tanpa ragu. Waktu terus berlalu hingga tak kerasa sekarang sudah hampir siang, ia pun pulang ke rumah. Lea menyampaikan bahwa ia mantap dengan keputusanna untuk membatalkan rencana pergi ke Nepal kepada ayahnya. Ayahnya tidak bisa berbuat banyak, dia hanya bisa mendukung keputusan anaknya. 

"Pah, Lea pengen kuliah di daerah sini aja," Kata Lea

"Itu semua tergantung kamu, Lea. Papa setuju kalau kamu senang," Jawaban sang ayah yang membuat Lea senang.

Awal tahun pelajaran pun dimulai. Lea mendaftarkan dirinya di salah satu Universitas terkenal di daerahnya. tidak terlalu jauh, tapi cukup ramai jalan menuju kesana. 

Hari Pertama Perkuliahan...

Hari pertama diawali dengan perkenalan setiap mahasiswa baru. Ketika giliran Lea memperkenalkan dirinya di hadapan mahasiswa baru lainnya, nampaknya Lea sudah menjadi daya tarik baru di kampus itu. Karena tampilan Lea yang cantik dan dia termasuk mahasiswa yang masuk dengan nilai tertinggi. 

Dia duduk berdampingan dengan seorang perempuan. Perempuan itu menegurnya, "Hai Lea, nama aku Tasya. Aku denger kamu masuk dengan nilai tertinggi ya?" tanya Tasya.

"Ah ga juga Tasya," jawab Lea.

Saat jam isitrahat, Putra menelponnya lagi, tapi denga alasan yang masih sama dia enggan untuk mengangkatnya. Entah kenapa ia sedang tidak tertarik untuk berhubungan dengan Putra. Rasanya ia sudah tidak peduli lagi dengan Putra dan Angel. "Mereka sangat menganggu pikiranku dulu, dan sekarang kenapa semua nampak biasa saja di pikiranku?" Tanya Lea dalam hati.

"Eh lu ngapain?" Tanya Tasya yang tiba-tiba menghampirinya. 

"Engga lagi ngapa-ngapain kok," Jawab Lea dengan senyuman tipis.

"Jujur aja, Le," Kata Tasya.

"Yaudahdeh, tadi itu Putra. Dia itu temen SMA gue, nah dulu gue suka sama dia. Tapi entah kenapa sekarng gue malah ngerasa sebaliknya ke Dia," jawab Lea.

"Oooh, gitu. Daripada mikirin yang dulu mendingan kita ke mall yuk. Kita jalan-jalan sekalian gue mau cari buku buat minggu depan," ajak Tasya.

Ketika di mall...

"Le, gue mau ke toko buku, lu mau ikut ga?" tanya Tasya.

"Engga deh, gue mau ketoko make up dulu, nanti gue nyusul," jawab Lea.

Lea langsung menuju ke toko make up. Akhir-akhir ini Lea menyukai make up, jadi dia memutuskan untuk membeli beberapa make up. Ketika dia sedang memilih, dia melihan ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Dia meoleh, tapi orang itu langsung pergi. Lea pun langsung menaruh kembali semua make up yang sudah dipilihnya. Dia berushan untuk mengejarnya, karena oorang itu berjalan dengan cepat ditengah kermaian mall. Lea berusaha untuk tetap mengejar dengan berlari. Tapi orang itu hialng di tengah keramaian. Tiba-tiba, telepon teror itu datang lagi. 

"Ditengah situasi seperti ini, apa mungkin dia orangnya. Yang selama ini neroro gue?' tanya dalam hati Lea. 

Hampir dia akan mematikn handponnya, dia ditabrak seseorang dari belakang, dia pun jatuh. Amat sangat terkejutnya Lea melihat, oorang yang menabraknya itu adalah orang yang tadi memperhatikannya terus di toko make up. Lea berushaa untuk menatap mukanya dan mencoba untuk mengenalinya, tapi orang itu menggunakan masker dan langsung pergi begitu saja setelah menabrak Lea. Pemandangan lain yang menatik perhatiannya adalah, orang itu sedang mmemegang telepon ditelinganya seperti sedang menelpon sesorang. Dia langsung melihat handphonenya kembali, Dia belum mematikan panggialan misterius itu. Tak berselang lama bunyi panggilan berhenti. Lea mencoba bangun, karena tabrakan orang itu membuat dirinya lumayan kaget. 


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gimana ya cerita selanjutnya? Udah gregetan belum yah?

Kira-kira Tasya apakah beneran lagi di toko buku? Tungguin jawabannya di Bab selanjutnya.

bye..


DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang