HAPPY READING
Key dan Sungyeol sedang duduk bersama di kantin. Mereka berdua sibuk memperhatikan Ren mengaduk-ngaduk makanannya tanpa minat.
Key dan Sungyeol tersenyum menang. Sepertinya Ren sudah mulai di buang karena tidak di butuhkan lagi. Kesempatan mendekati WoohyunㅡcalonㅡAlpha, karena saingan berkurang.
Key dan Sungyeol memiliki rencana masing-masing agar mendapat perhatian dari si calon Alpha. Jujur sangat susah mendekati karena selalu ada Ren si kelas menengah.
Teman tapi rival itu tengah tersenyum membayangkan rencana untuk mendekati si calon Alpha.
Perhatian Sungyeol melihat ke sekeliling tidak ada tanda keberadaan Woohyun si Alpha. Hanya ada Dongwoo dan Myungsoo sedang muram.
"Key apa hari ini Alpha tidak sekolah?" Key yang sibuk makan dan pegang ponsel mengangkat kepalanya, melihat ke sekeliling diam.
"Apa dia bolos lagi?" tanya Key, Sungyeol mengangkat bahunya tidak tahu. Diam-diam Myungsoo memperhatikan Key dan Sungyeol dari ekor matanya.
Menghela nafas sejenak.
"Apa kita sudah boleh menengoknya Myung?" tanya Dongwoo yang sibuk memperhatikan semut lewat dengan seksama.
"Kita coba saja. Banyak hal yang di sembunyikannya" Dongwoo mengangguk setuju, kini Woohyun tidak lagi membicarakan seseuatu kecuali tentang Sunggyu.
"Aku ragu harus mengatakan ini atau tidak nanti pada Woohyun" ucap Dongwoo tiba-tiba menatap intens Myungsoo.
"Soal?"
"Zico!" lalu terdengar Myungsoo mengumpat. Kondisi Woohyun saat ini tidak memungkinkan untuk memberitahukannya.
"Sepertinya tidak sekarang ini ia akan melakukannya" Dongwoo kembali mengangguk. Zico tidak mungkin gegabah melakukan tindakan.
●ω●
Sunggyu POV
Woohyun kini tertidur di ranjangku setelah pingsan habis dipukuli daddy. Mommy sebenarnya sakit melihatku di perlakukan buruk, tapi mommy tetap mengobatinya.
Aku dan mommy sepakat Woohyun tinggal dulu disini sampai ia tersadar.
Aku memperhatikan raut wajahnya yang tenang itu. Mengamati bentuk wajah dengan pahatan sempurna.
Di sekejur tubuh dan wajahnya memar, ada noda darah yang telah mengering di sudut bibir dan ujung pelipisnya. Tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya.
Dia seperti bayi yang polos dan manja saat tertidur, tapi saat dia bamgun berubah jadi predator berbahaya.
"Cukup memperhatikannya, matamu akan rusak nanti" aku menghela nafas mendengar ucapan kakak ku.
Aku menyenderkan kepalaku dibahunya. Kakak mendekap kedua tangannya di dada, dia tengah menahan emosinya yang siap akan meledak itu juga.
"Jangan mengotori tangan kakak untukku. Aku juga sudah tidak akan bersekolah disana lagi" kakak ku tetap diam tanpa berniat menjawab kalimatku.