Bincang-bincang Bersama Momo

507 56 29
                                    

Judul : Pesantren Al-Kisedai

Chapter : 13

Genre : humor, absurd, parody, dll.

Disclaimer : Kuroko no Basket hanya milik Fujimaki Tadatoshi, Saya hanya pinjam chara untuk dinistakan :v

Rating : T

A/N :

Assalamu'alaikum wr wb

Ini chapter 13nya gaess~ Ada yang mau nanya-nanya, silakan komen saja.. :'D

Kemungkinan nih ya, Kyuu bakalan susah buat nyeimbangin waktu karena kesibukan RL huhu~ bayangin ajha kyuu harus membuat kesimpulan linguistik?!

Yang kata-katanya benar-benar tak Kyuu mengerti, penuh diksi di luar nalar..

Fonetik? Fonologi? Morfologi? Sintaksis? Semantik? Pragmatik? Sosiolinguistik?

Nandayo sore? WAKARANAI~~~

Ini bahkan lebih sulit dari ngapalin kutipan plato atau sistem kesejahteraan sosial pas jaman Kyuu SMK dulu aww~

APA SEKARANG KYUU ADA DI PLANET MARS? TOLONG MAKHLUK SAIYAN BANTU KYUU-SAN! BERIKAN DRAGON BALL PADA KYUU-SAN YANG EMANG SUKA MENGELUH AKAN TAKDIR xD

Tapi itulah yang terjadi jika kau mempelajari sastra.. jadi buat kalean yang berpikir sastra itu gampang, kalian itu sangatlah berpikiran sempit! Pada dasarnya semua pelajaran itu sulit.. :V

Sastra indo udah susah, apalagi Kyuu harus mempelajari sastra jepang! Aaaah! /lempar meja/

Okehh lupakan keluhan kokoro Kyuu yang emang suka cenat-cenut sendiri.. :v

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bincang-bincang Bersama Momo

Pada suatu malam di Pesantren Al-Kisedai yang cerah, ada seorang pemuda yang sedang ngupil di gerobaknya. Dia memandang langit berbintang dengan muka tak niat persis orang madesu. Baiklah, pemuda itu kini malah menjetikkan upilnya dan di tempel pada tembok. Sungguh jorok :v

Pemuda yang sebenarnya berwajah tamvan sayangnya sengklek itu bernama Takao Khazimnari, yang kini meratapi usaha bengkel kelilingnya yang tak laku padahal sudah diskon 99%. Apa daya Takao? Yang mau naik gerobaknya hanya makhluk ijo bernama Syin-chan.

Takao yang lagi adem ayem menikmati malam yang indah pun dihebohkan oleh suara panci terjatuh yang berada di kantin sana, Takao sebagai pemuda pembela keadilan dan kebenaran-langsung saja menghampiri asal suara tersebut. Ketika sampai di dapur kantin, Takao dikejutkan dengan kepala dan tubuh yang telah terpisah.

Takao mendekatinya dengan syok berat, matanya membulat karena tak percaya akan sesuatu yang seharusnya tak terjadi. Nafasnya tercekat ketika tangannya ingin meraih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesantren Al-KisedaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang