girl you know i love you so +j.jk

64 13 0
                                    

I don't want to be in this zone all time. I want to be more than best friend, girl.

...

Inspired by IKON-Best Friend. Lagunya enak parah gaes.

...

Aku terkejut saat mendengar langkah kaki masuk ke kamarku. Oke, memang ada baik dan buruknya peka ketika tidur. Tapi, suara langkah kaki yang kudengar dengan mata terpejam ini menyeramkan sekali.

Pernah merasakan ketakutan berlebih saat terbangun dari tidur dan tak mau membuka mata? Sekarang aku sedang merasakannya.

Kueratkan selimutku. Memilih beringsut lebih dalam, menenggelamkan tubuh dalam gelung selimut.

"Jung..."

Kuadrat sial. Kenapa hantunya menirukan suara Jian?

"Jungkook."

Aku mencoba mengumpulkan keberanian karena nyatanya suara itu kedengaran benar-benar asli suara Jian.

Kusingkap selimutku pelan. Membuka sebelah mata dengan takut-takut.

"Jian!" Pekikku kaget saat mendapati Jian terduduk di dekat pintu kamarku.

Aku langsung saja bangun dari kasur. Berjalan tergesa mendekati Jian.

Bisa kucium bau alkohol dari tubuhnya. Aku mendecak marah. Tahu betul bahwa Jian meminum lebih dari 3 botol soju. Dan 5 botol soju itu limitnya. Jian seorang peminum andal.

"Kenapa minum? Diputusin sama Taehyung?" Cerocosku asal sambil mengangkat tubuh mungilnya menuju kasur.

"Jung, kok hik elo tahu, sih? Lo hik cenayang, ya?" Jian menusuk pipiku dengan telunjuknya. Kurebahkan tubuhnya, melepas sepatu yang masih terpasang dan menaikkan selimut sebatas dada.

"Beneran? Diputusin?" Tanyaku sambil memilih duduk di samping Jian. Menatap wajahnya yang memerah karena mabuk.

Bibirnya mengerucut lucu. Jadi, ingin kucium tapi aku tahu itu ilegal.

"Jahat banget! Dia hik mutusin gue dengan alasan gue hik terlalu deket sama elo. Ya jelas hik gue gak terima lah, enak aja ngebuat elo jadi alasan!" Aku tersenyum kecil. Merapikan poninya yang sedikit basah karena keringat.

"Terus, gimana?" Tanyaku lagi memancing ia kembali berbicara.

"Terus, gue marah hik dia gak terima. Kita teriak-teriakan di kafe, bikin malu. Gue siram dia hik pake jus jeruk gue." Aku tertawa kecil mendengar ocehannya.

"Nyesel?"

"Iya hik. Gue masih sayang sama dia. Gak mau pisah." Aku tersenyum miris. Sakitnya bertambah lagi malam ini.

"Ji, kalo disuruh milih lo milih gue atau Taehyung?"

Akhirnya, setelah dua tahun, pertanyaan itu berani ku utarakan.

"Kenapa hik harus milih?! Jelas gue gak bisa milih. Kalian sama hik sama penting dalam konteks yang hik berbeda," kata Jian sambil menggaruk pipinya. Kebiasaan kalau dia merasa dipojokkan.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Walaupun tahu Jian pasti tak perduli.

"Gue sayang sama Taehyung. Cinta sebagai cewek ke cowok. Kalo sama elo itu gue hik juga sayang. Cinta juga. Hik tapi sebagai sahabat."

Hatiku mencelos sesak. Harusnya tak bertanya karena sudah memprediksi ini sebelumnya. Tapi, terlanjur penasaran.

Jungkook bodoh!

Cause you're so beauti-

Kumatikan alarm yang kupasang untuk pengingat ulang tahun Jian. Iya, dia ulang tahun hari ini.

"Ji..."

"Oh, tunggu! Saku celana gue gerak-gerak!" Kuperhatikan Jian menggeliat di balik selimut dan akhirnya berhasil meraih teleponnya.

"Halo? Hik ada apa? Udah malem. Bobok!"

"Eh, Tae?! Seriusan, ini kamu, sayang?!"

Aku mengernyit bingung. Ingin mendengar pembicaraan mereka.

"TAEHYUNG!"

Aku melotot saat Jian berteriak dan merengek keras. Menggemaskan. Tapi, aku lebih gemas dengan pembicaraan mereka.

"PRANKNYA GAK LUCU! SUMPAH!"

Sungguh malam yang buruk untuk terjaga, Jeon Jungkook. Tebak sudah berapa kali hatimu sakit malam ini.

"AKU MARAH! TITIK!"

Jian mematikan teleponnya. Melempar benda tak bersalah itu ke sisi kosong di sampingnya.

Dia tersenyum setelahnya. Menutup muka dengan telapak tangan. Persis seperti budak cinta. Oke, aku harusnya bercermin.

"Kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Taehyung cuma ngeprank gue, Jung. Untung hik nya kita gak jadi putus."

"Oh, gue turut seneng dengernya," ujarku sembari berusaha memasang senyum.

Jian terduduk. Tiba-tiba, memeluk tubuhku dan menggerakkan tubuh kami ke kanan dan kiri.

"Gue seneng banget, Jung. Taehyung hik jadi orang pertama yang hik ngucapin ulang tahun ke gue." Aku membalas pelukannya lebih erat. Berharap bisa mengumpulkan serpihan hatiku yang ikut remuk bersama eratnya pelukan kami malam ini.

"Ji, kalo gue jadi yang kedua ngucapin ke elo mungkin gak terlalu buruk buat elo. Tapi, bagi gue, sakitnya itu lebih-lebih, Ji. Gue gak mau jadi yang kedua. Sakit, Ji." Aku menenggelamkan wajahku ke bahu Jian. Kutebak wanita ini sedang mengerutkan alis bingung. Dasar tidak peka!

"Apa yang hik sakit, Jung? Dimana?! Asma elo kambuh?" Jian bertanya was-was. Aku tersenyum karena kekhawatirannya.

Jian-ku tetap Jian yang selalu tahu tentang diriku dan perhatian. I love you, Ji.

"Enggak. Bercanda, kok. Selamat ulang tahun, girl. I love you."[]

Adudu.

Nyesek ya buat yang lagi friendzone-an sama doi :"))

Kalo kacoo mah boro boro friendzone, doi aja ga ngesave kontak kacoo huhu 😢

Hope this part make your sunday night not bored. I love Taehyung.

Xoxo,
A-taesthetics💜

sεяεηε.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang