Part 2

182 24 2
                                    

Aku mengambil topi kertas yang telah selasai kubuat dengan susah payah,ku letakkan di atas meja belajarku bersama dengan tas goni dan papan namaku.

Aku menatap bangga pada hasil karya yang telah kubuat dengan susah payah sambil bernostalgia tentang proses pembuatannya tadi,namun sebuah suara menyadarkanku.

Drrttt.....
Tere is calling..

"Hallo Ai..".
Terdengar suara panik Tere di sebrang telepon.

"Iya Re ada apa" .
Tanyaku dengan santainya sambil merapikan kembali barang-barang yang berserakan akibat karya tadi.

"Ai kamu udah siapin bahan buat MOS besok". Ucap tere dengan nada kegelisahan tidak seperti biaasanya.

Aku merasa aneh, tidak biasanya Tere bersikap seperti ini ,biasanya dia tidak pernah sepanik ini.Tere termasuk tipekal orang yang santai namun tetap bertanggu jawab,namun tidak panikan seperti sekarang ini."Sebenarnya apa yang terjadi".

" Hallo Ai.."
"Aila.."
"AILA VANIA NATASYA!!" .
Teriakan Tere menyadarkanku,sekali Tere tetaplah Tere gak ada kalem-kalemnya ini anak satu.

"Eh iya Re udah kok, ada apa sih kok kamu keliatannya panik gitu".
Ucapku sambil cengar-cengir sendiri.

"Jadi gini Ai, tadikan aku tarok tas goniku diatas tempat tidur tapi sekarang gak ada".
Tere semakin panik namun tetap melanjutkan ceritanya.
"Aku udah cari kemana-kemana tapi gak ketemu juga"

"Gimana dong Ai,inikan udah malam gak mungkinkan kalau aku buat dari awal".

"Huffff" Aku hanya mampu menghela nafasku,kupikir ada masalah besar terjadi,karena tidak biasanya Tere panik seperti ini.
Akupun hanya mendengarkannya karena jujur aku sudah bosan dengan kecerobohan Tere,aku yakin pasti sebentar lagi dia akan menemukan tas goninya.

"Gimana ya Ter, kamu coba cari lagi aja dulu, kebawah kolom tempat tidur misalnya". Saranku pada Tere.

"Udah ai,aku udah cari beberapa kali disitu tapi gak AAAA!!...." .
Terdengar teriakan Tere dengan reflek aku menjauhkan telpon dari gendang telingaku .

"Yaampun Ter bisa gak sih kamu sehari aja gak teriak-teriak pusing tau gak dengar nya".
Aku mulai kesal dengan tingkah Tere, untung sayang kalau tidak sudah ku matikan telpon di tanganku ini sejak tadi.

"Ya gaklah itukan ciri khasnya Nona Tere Claudya Putri,tapi itu gak penting sekarang karena aku udah nemuin tas aku di bawah kolong tempat tidur,ululululu maacihhhh aiaiku". Ucap Tere dengan cerewetnya.

"ihh jijik aku dengernya, udah ah ter aku ngantuk bye".

Aku langsung menutup telponku tanpa menunggu balasan dari Tere , karena kutau kalau aku tidak segera menutupnya pasti dia tidak akan berhenti mengoceh hingga pagi.

Aku menyetel alrm di HP ku dan meletakkannya di samping bantal agar besok aku tidak kesiangan .

Aku mulai memejamkan mataku.
Seketika semuanya gelap.

06:00
Drttt...
Drttt...
Drttt...

Suara alrm membangunkanku dari tidur yang panjang,aku segera mengambil handuk dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

"Sarapan dulu Ai". Perintah mamaku yang sedang menuangkan segelas air putih untuk ayahku.

"Nanti aja ma di sekolah Ai udah telat ni, yok bang ". Kataku sambil melirik abangku yang sedang membawa piringnya ke dapur.

Depan sekolah

"Hati-hati Ai" Kata abangku saat aku hendak turun dari mobil.

"Iya bang, udah ah Aikan udh SMA jadi abang gak usah khawatir,dahh bang".

Aku melepas sabuk pengaman dan menutup pintu mobil abangku.
Aku berjalan dengan santai menuju kelas.Aku mencari-cari Nanda,namun sepertinya dia belum datang.

Tak lama kemudian aku melihat Nanda di depan pintu kelas sambil memegang tas goni dan topinya .

"Pagi Nanda".Sapaku saat Nanda berada di meja kami.

"Eh Ai pagi"

Aku menceritakan banyak hal pada Nanda,tentang bagaimana aku membuat perlengkapan MOS ku dan bagaimana keteledoran Tere yang mengganggu waktu istirahatku semalam.

Ya aku memang hanya berdua dengan Nanda,karena sahabatku yang lainnya tidak sekelas denganku.

Tere dikelas X IPA C, Rani X IPA F sedangkan aku dan Nanda di kelas X IPS F.

Awalnya aku mera sedih karena tidak bisa bersama dengan keempat sahabatku,namun aku juga bersyukur setidaknya aku bisa bersama dengan salah satu dari sahabatku.Aku yakin tuhan pasti telah menyiapkan rencana terbaik untukku.

Aku, Nanda, teman sekelasku, dan seluruh siwa-siswi yang mengikuti MOS berdiri di bawah teriknya matahari ,tanpa di payungi awan.

Hari ini memang sangat panas sehingga kulit rasanya seperti di bakar,namun tak ada satupun yang berani mengeluh.

Kelasku mendapatkan kakak pembina yang lumayan funny jadi kami merasa sedikit santai dan terhibur karena tingkah kak Melda yang imut dan lucu.

Namun ada juga beberapa kelas yang mendapatkan kakak pembina yang bossy dan merasa selalu benar,aku merasa kasihan melihat mereka yang sedang di marahi oleh para kakak pembina tanpa henti,dalam hati aku sangat bersyukur mendapat kak Melda sebagai pembina MOS ku.

Mataku terus menyisir keseluruh lapangan,hingga tiba-tiba tatapanku terhenti pada objek yang juga sedang menatapku.

Dunia rasanya seperti sedang terhenti, fokusku hanya pada objek tersebut,senyumnya mengalihkan duniaku,aku merasa ada desiran aneh di hatiku,rasa nya seperti ahhh terlalu sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata, yang pasti aku tidak bisa berpaling darinya.

Ya di adalah kakak pembina dari kelasnya Rani.Ya Tuhan apa ini, apa yang kurasakan ,rasanya aneh jujur aku belum terbiasa dan baru pertamakali merasakannya.

Namun rasa ini membuatku bahagia,dan selalu seperti ini.Apakah ini rasa itu, rasa yang sering disebut oleh para remaja,dewasa maupun tua.

Apakah ini rasa yang di namkan dengan rasa CINTA atau apalah itu namanya yang jelas aku merasa bahagia.

Namun apakah mungkin aku jatuh cinta hanya dalam sekian detik saja,bahkan aku belum mengenalnya, apakah ini termasuk hal yang wajar, atau keajaiban dunia .Sungguh aku bingung.

Tbc
Thanks for reading and                     see yo next part💕
Minggu
28 Oktober 2018

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang