Mataku terfokuskan pada deretan jadwal yang tertera di atas kertas itu, di sana tertulis bahwa kelas kami dan kelas 12 Ipa D.
What 12 Ipa D???
Itukan kelasnya...***
Antara percaya tak percaya,namun aku meyakinkan diriku seraya bertanya pada teman-temanku."Kalian liat juga kan guys".
"Kak Aldo?".
"Kapem?".
"B aja".
Berbagai tanggapan mengalir begitu saja dari teman-temanku, jika ditanya aku senang tentu saja aku senang,namun aku tidak merasa terlalu senang seperti biasanya , entahlah aku tak tau apa yang terjadi namun aku merasa biasa saja ,sama seperti yang dikatakan Nanda.
Tidak perasaanku masih sama, rasa itu masih berlabuh pada orang yang sama ,namun aku merasakan perbedaan dan aku tak tau apa itu.
Sudahlah berpikir terlalu keras akan membuat kepalaku sakit,sebaiknya ku hiraukan saja rasa itu ,jika memang itu penting bagiku pasti nanti akan terungkap dengan sendirinya.
Hari ini sekolah berlangsung seperti biasanya ,tak ada hal istimewa yang terjadi, dan tentang dia, seharian aku tak menemukannya ,entahlah kemana perginya aku tak terlalu memusingkannya karena nanti sore kita akan bertemu juga.
***
"Ai itu cowok matanya kok kesini mulu sih". Olla menyenggol bahuku pelan."Naksir kali Ai". Bisik Shilla mencondongkan badannya kearahku.
Kami saat ini sedang berada di dalam mushola sekolah ,kami duduk membentuk lingkaran tanpa adanya kursi dan meja,namun tetap ada pembatas antara laki-laki dan perempuan.
Walaupun 2 kelas disatukan menjadi satu kami tidak merasakan sesak dikarenakan musholla sekolah kami yang cukup luas.
Seharusnya hari ini aku senag karena aku bisa bertemu dengan kak Aldo, namun sayang sejak dari tadi kak Aldo tak terlihat memasuki area musholla ini,entahlah mungkin dia sedang berhalangan ,tapi sikapnya terlihat seperti menghindariku saja,ah mungkin aku yang terlalu kepedean memangnya siapa diriku ini sampai kak Aldo harus menghindariku.
Aku merasa heran dengan seorang cowok yang duduk berhadapan denganku, matanya seperti sedang mengawasiku,itu membuatku merasa risih,awalnya aku berfikir itu sebuah kebetulan dikarenakan kami duduk berhatapan, otomatis pandangannya yang lurus kedepan tertuju padaku.
Namun ketika teman-temanku juga merasakan hal yang sama ,aku menjadi yakin kalau itu bukanlah sebuah kebetulan,tapi apa tujuan cowok itu,apa ada yang salah dengan diriku,apakah aku menggunakan baju yang bertabrakan warna?, tidak , pakaian ku saat ini bisa dikatakan modis namun tetap syar'i sesuai dengan tempatku .
Lalu apa di gigiku terdapat cabe?, namun tadi sebelum kesini aku sudah mandi dan menggosok gigiku, aku juga belum memakan atau meminum apapun setelahnya ,jadi sangatlah tidak mungkin kalau ada bekas makanan di sana.
Apa benar kata Olla kalau dia naksir, atau jangan-jangan dia itu pembunuh berdarah dingin yang mengincar nyawaku.
"Kamu yang pakai kerudung pink siapa namanya?". Suara ustadzah yang memimpin pengajian mengembalikan fokusku .
"Aila Ustadzah". Jawabku sopan.
"Aila tolong sebutkan salah satu ciri malaikat". Tanyanya.
"Tidak makan,minum,dan juga tidak memiliki nafsu, ustadzah".Jawabku yakin.
"Wooouuu", seru, peserta pengaajian
seperti kagum dengan keyakinan jawabanku.
Pertanyaan itu lumayan mudah untuk ku jawab, walaupun fokusku sempat hilang namun aku masih bisa menjawabnya itu dikarenakan dulu waktu kecil aku bersekolah di MI bukannya di SD karena itu aku mempunyai lebih banyak pengetahuan tentang agama dibandingkan teman-temanku yang bersekolah di SD, selain itu ingatanku tentang pelajaran juga lumayan kuat jadi jangan heran kalau sampai sekarang aku masih bisa mengingat pelajaran waktu MI dulu.***
Sudah 30 menit aku menatap benda pipih yang berada di genggaman tanganku, namun tak ada perubahan yang terjadi, benda itu tetapa menampilkan layar hitam seolah mengejekku.Ya tadi aku sembat menge-chat kak Aldo menanyakan tentang ketidak hadirannya pada pengajian tadi sore, namun sampai sekarang aku belum juga mendapat balasan darinya.
"Apa mungkin dia telah tertidur," gumamku sendiri
Aku mengetuk dua kali benda pipih itu secara otomatis benda tersebut menyala, disana tertuliskan angka yang menunjukan jam 9 malam, apa mungkin seorang cowok seperti kak Aldo tidur secepat ini, apa terjadi sesuatu dengannya, apa mungkin dia sedang sakit sekarang.
Aku menghalau semua pikiran buruk itu lalu mengirimi kak Aldo chat kembali namun kali ini aku menanyakan kabarnya, seperti dugaanku dia tidak akan membalasnya.
Aku memutuskan untuk tidak menunggunya lagi, kuletakkan handphone ku diatas meja belajar lalu berdiri untuk mematikan lampu.
Saat aku telah menutup mata, dan menenggelamkan badanku kedalam bawah selimut tiba-tiba benda pipih itu menyala tidak bersuara memang karena sedang dalam mode silent.
Penasaran memang dengan notifikasi apa yang aku dapatkan,namun mataku tidak bisa lagi di ajak bicara, walaupun hatiku ingin bangun dan melihatnya, akan tetapi ragaku memerintahkanku untuk senantiasa berada di bawah belaian sutra ternyaman di duniaku.
Tbc
Thanks for reading and
See you next part😍
Loveuall😘Minggu
10 Febuari 2019Ig: yanzaraa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
Teen FictionBagi kebanyakan orang masa orientasi adalah masa yang paling suram. Namun tidak dengan seorang gadis bernama Aila, baginya MOS adalah kata dan masa terindah dalam hidupnya. ~~~~~~~~ Rasa??? Terkesan mellow, namun beda halnya de...