"Tapi dia tau dari mana nomor WA lo?".Kata Nanda merusak suasana .
"Iya juga sih,kan kamu gak pernah tu promoin no Wa,di sosmed". Kata Shilla.
"Dan gak banyak juga yang tau nomor kamu di sekolah ini ,palingan cuma anak kelas sama beberapa teman kamu di luar kelas". Tambah Olla membuat suasana ala film-film ditektif makin terasa.
"Jangan -jangan....".
***
"DODOT!!!".Teriakankan The Noas menggema di seluruh kelas , membuat seluruh penghuninya menatap kami dengan berbagai eksperesi.
"Toa diam napa".Ucap Nesa siswi yang duduk di bangku paling depan sambil membalikkan badannya kearah kami.
"Heran gue, lo pada makan apa tadi pagi ".Gaje Bima ,malah bahas aku makan apa tadi pagi,rada gesrek emang ini anak.
"Kamu kok cantik ya kalau teriak gini". Tambah Danil si Playboy kelas sambil menatapku makin gaje ,muka boleh ganteng tapi bukan tipeku.
"Dodit di perpust kali,mau lo teriak sampe itu suara lo naik seratus oktaf juga gak bakalan kedengaran".Akhirnya ada juga jawaban yang bermutu, walaupun dijawab dengan sarkas+muka jutek.
Aku langsung berjalan cepat kearah perpust bersama The Noas ,tanpa mengubris berbagai tanggapan teman sekelasku.
***
"Dodot".Panggil kami cukup keras, tak sekaras dikelas tadi memang, namun dapat terdengar jelas karena suasana di perpust yang hening."Husstt".Semua siswa/i perpust meletakkan tangan di depan bibir mereka.
Pengurus perpus mengarahkan jari telunjuknyanya pada sebuah poster yang menunjukkan dilarang berbicara keras di perpust.
"Maaf bu ". Ucapku dengan senyum canggung yang juga terukir di wajah teman-temanku.
Aku mengarahkan pandanganku ke arah rak buku ,disana terdapat makhluk yang sedang kami cari,seperyinya dia sedang berbecira dengan seseorang namun karena mendengar namanya disebut dia meninggalkan lawan bicaranya lalu berjalan kearah kami,namun bukan Dodit yang menjadi fokusku.
Tapi lawan bicaranya ,kak Aldo.
Yammpun malu bangat diliat gebet lagi teriak-teriak di perpust lagi, runtuh sudah image-ku ini semua gara-gara si Dodotbayi .Tapi kenapa kak Aldo bersama Dodit dan mereka terlihat akrab ,sepertinya dugaan kami memang benar."Listen guys,gue tau gue ganteng ,mak gue juga udah sering bilang gitu, but lo pada gak usah teriak histeris gitu panggil nama gue ini di perpust, gue gak lagi konser". Kata Dodit dengan bannganya sambil menampilkan gaya sok gantennya padahal aslinya sih gak dia biasa aja,gak ganteng dan gak jelek juga,pokoknya kualitas standar.
"Gak usah narsis, kamukan yang kasih nomor aku ke kak Aldo".Tanyaku langsung namun dengan suara sangat pelan seperti bisikan namun masih dapat didengar dengan jarak 50cm .
"So kalau lo mau jawaban yang jujur,maka gue akan katakan Just, yes". Jawab Dodit masih dengan tampang sok gantengnya.
"Udah deh ,lo gak usah lebay pakek datang kesini teriak-teriak gak jelas ,gue tau kali lo suka sama si Tama".Tambah Dodit dengan senyum garing nya pakek bilang aku suka sama Tama lagi gaje bangat.
"Siapa Tama,sorry kenal aja gak. Kamu tu yang gak usah sotoy jadi orang". Jawabku kesal .
"Iya tu Ai, si Dodot gaje bangat masa kamu di bilang suka sama si Tama,orang jelas-jelas gebetan kamu itu Kak Aldo".Tambah Olla membenarkan kata-kataku tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
Teen FictionBagi kebanyakan orang masa orientasi adalah masa yang paling suram. Namun tidak dengan seorang gadis bernama Aila, baginya MOS adalah kata dan masa terindah dalam hidupnya. ~~~~~~~~ Rasa??? Terkesan mellow, namun beda halnya de...