Part 6

104 25 2
                                    

"Doi kemana ya, udah pegel ni kaki".
Shilla memasang wajah lelahnya sambil meniju-ninju pelan lututnya yang terasa pegal.

"5 menit lagi gak lewat gue tinggal".
Nanda mulai terbawa suasana tidak betah yang dibuat Shilla tadi.

Aku hanya bisa pasrah dan menatap penuh harap pada Olla yang nampak jengah dengan tatapanku,lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Kita udah 15 menit loh disini Ai".

"Yaelah La baru juga  15 menit,belom juga sejam apa lagi dua jam".

"Tapi kamukan tau  kalau Varcon isirahatnya cuma 20 menit,otomatis kita cuma punya 5 menitan lagi dan kita belom jajan sam sekali ".

"Ya udah deh misi kita hari ini gagal gak papa , yang penting kalian gak pada mati kelaparan".

Kataku akhirnya dan berhasil mendapat ketukan hangat di kepalaku. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Nanda dan kelakuan barbarnya.

Hari ini aku dan my besty the noas ,sedang berada di depan pagar sekolah menuggu keberadaan seseorang yang sejak tadi tidak menampakkan wujudnya.

Right saat ini aku sedang menunggunya dia yang memenuhi pikiranku akhir-akhir ini,dia yang memberi sentuhan itu ,sentuhan sebuah rasa yang masih aku terawang maknanya ,dan kenapa nunggunya malah di depan sekolah gak  di depan koridor kelasnya kalau gak di depan pintu kelasnya atau di kanti aja,dan ngapain nungguin dia mau minta tanda tangan gitu ,kan gak mungkin,masa iya sih .

Jawabannya karena aku masih punya malu,  kalau di depan koridornya yang notaben nya koridor kelas 12 ,pasti banyak kating yang liat nanti mereka pikir  The Noas cabe-cabean angkatan baru lagi. No no no karena aku masih percaya sama qoutes "Suka boleh murahan jangan",apalagi kalau di depan kelasnya behh.


Dan kenapa gak di kantin ,itu karena SMA Varcon mengijinkan siswa-siswanya untuk jajan di luar asalkan pas bel masuk harus berada di kelas ,dan doi termasuk siswa yang gak suka sama makanan kanti yang gak menantang alias itu-itu aja ,dan mungkin doi juga punyadompet lumayan tebal kali ya, makanya betah tiap hari nongkrong di caffe  depan sekolah.


Kami nungguin dia disini ,bela-belain gak jajan cuma buat minta kontak dia, (lebih tepatnya aku sih karena aku yang butuh, yang lain cuma solidaritas aja),gestrek kan makanya gak berani di dalam sekolah ,takut di kira cabe,kalau di depan pagar mah gak terlalu rame palingan ada beberapa siswa-siswi yang jajan di luar.

Tapi dari tadi kak Aldo belum juga lewat, aku  juga gak tega liat muka teman-temanku yang terlihat gak betah dan menahan lapar,jadi terpaksa deh misinya aku urungkan.

Kami berjalan cepat ke kanti karena waktu istirahat hanya tinggal beberapa menit lagi, dan langsung membeli beberapa roti serta beberapa botol aqua saja,biar bisa langsung ke kelas dan kalau ada waktu nanti makannya di kelas saja.

Namun saat kami mau kembali ke kelas ,aku melihat kak Aldo dan teman-temannya  juga akan kembali ke kelas mereka.

"Itukan kak Aldo ,kok di kanti kata kamu dia biasa nongkrong di caffe depan"  .Kataku menatap Shilla dan diikuti oleh teman-temanku yang lainnya.

"Menurut info yang aku dapat emang gitu,doi emang sering nongkrong disana tapi gak tau kenapa sekarang sering dikantin,naksir kali sama bak Juleha tukang siomay". Jawab Shilla dengan watadosnya.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang