Maybe... one day

15.8K 2.5K 74
                                    

Dibiarkan saja Cakra menggedor-gedor pintu seperti orang kalap. Shane hanya menutup kedua telinga dengan tangannya, dia menejamkan mata, menggumamkan lagu la vie en rose yang sering ibunya nyanyikan sebagai pengantar tidur saat dia masih kecil. Pikirannya melayang ke masa ketika dia kecil, mereka pergi liburan sekeluarga ke Bondi beach, New South Wales.

Shane separuh menyeret Jun yang tadi sibuk bermain pasir bersama Grace agar mau nenemani dia menceburkan diri ke laut. Jun menolak! Tentu saja, anak itu kan terlahir untuk menentang dia. Saat Jun sudah hampir menangis menghadapi kakaknya yang garang, ayahnya menghampiri, menyuruh Jun kembali ke tempat Grace. Shane pikir dia akan dimarahi, namun, ternyata tidak. Ayahnya tertawa kencang. Giginya yang rapi sampai terlihat. Tiba-tiba dia mengangkat Shane dan mendudukkannya di pundak lalu berlari ke arah laut.

Mereka berdua bermain berdua, berdiri menghadapi ombak, saling menciprati lalu ayahnya menaikkan dia ke ban, menjaga di sebelahnya sambil mendengarkan Shane berceloteh soal kenakalan Jun di rumah dan Kak Grace yang meminjam ikat rambutnya tapi sampai saat ini lupa untuk mengembalikan.

Mengingat hal itu membuat Shane merasa aman, membuat dia merasa tenang. Saat ini dia tidak berada di kamar hotel bersama suaminya. Dia ada di pelukan ayahnya, yang selalu menjaganya, yang selalu menyayanginya.

-----------

Gedoran di pintu berangsur-angsur menghilang, menjadi serupa ketukan. Teriakan Cakra tak terdengar lagi, hanya tersisa suaranya yang biasa dipakai untuk memanggilnya.

"Shane... Shane, Darling... I'm sorry... I'm so sorry...." berulang kali Cakra menggumamkan maaf namun Shane masih tak sanggup untuk menjawab. Dia menyenderkan diri di pintu dan dia yakin Cakra juga melakukan hal yang sama.

"Shane, I'm sorry... This is not what I've imagine when I'm devoting myself to you. I was mad, upset, but you don't deserve to get my anger. It's not your fault, it's my fault. I'm so sorry... forgive me, please. Shane... Shane."

Shane masih tak mau menjawab. Dari nada suaranya, dia tahu Cakra menyesal, benar-benar menyesal.

Lama-kelamaan hanya ada hening tersisa sampai akhirnya Cakra berbisik pelan dari balik pintu. "Shane, I'm sorry. I love you and I'm sorry."

Air mata Shane kembali menetes, terutama saat dia mendengar ucapan Cakra sebelum pria itu beranjak dari pintu.

"Shane, I know, tonight is too much for us. We've fight. The biggest fight that we ever had and the blame is on me. I know I'm such a fool and I'm sorry.

Shane, I'm going back to bed. I will let you calm yourself there, I won't bother you. And I promise. I promise, Shane, I will never ever hurt you again.

I'm gonna waiting here, in our bed, to apologize, asking for your forgiveness and hoping that you won't leave me.

You know, Shane,  I hope, one day... you and I are gonna wake up in our bed, and be alright.

One day, Shane. One day. Maybe not today, maybe not tomorrow, but one day. I promise you....

I love you, Darling."

Shane menggigiti bibirnya, menahan agar suara isakannya tak terdengar walau dia tahu Cakra sudah tidak berada di balik pintu.

Shane mencuci muka, memperhatikan wajahnya yang memerah dan matanya yang mulai membengkak karena tangis.

Perlahan dia memutar kenop pintu. Lampu kamar sudah dimatikan saat dia melangkah keluar. Cakra hanya menyalakan lampu tidur dengan cahaya minim.

Shane mendekati ranjang, Cakra terlihat seperti tidur di sisi kiri membelakanginya. Tubuhnya tertutup oleh selimut. Shane yakin Cakra belum tidur walau dia memejamkan mata dan tidak bergerak.

Dia menyibak selimut, menyusupkan diri di baliknya. Tangannya meraih ragu ke arah Cakra, memeluknya dari belakang.

Shane merasakan jemarinya diraih Cakra, tangannya dikecup perlahan lalu digenggam erat.

"Shane, I'm so..." Sebelum Cakra menyelesaikan kalimatnya Shane memotong. "I'm tired and I wanna sleep. You don't have to say anything anymore, just sleep, ok. Just sleep," ucap Shane yang langsung memejamkan mata dan tertidur dalam waktu singkat.

------------

Pendek partnya? Iya memang. Susah nulis cerita baru ketika ada bayik 5 bulan yang rewelnya kece bgt. 😔😔😔

Tapi gpp ya, yang penting lancar.

Ditunggu vomentnya. 😘😘😘

Ps : mbak curiocherry cobak itu ditengok tulisan di atas. Grammar udah beres belom? 😄😄😄

Luv,
Nengutie

Pelangi di Kaki LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang