Sesederhana itu

16.9K 2.4K 61
                                    

Matahari bersinar terik membuat Shane merasa haus. Malas-malasan, dia menghela diri untuk bangun dan mengambil segelas air dingin, meninggalkan Cakra yang masih tidur pulas.

Sepertinya dia baru menginjakkan kaki di lantai kurang dari 2 menit, suara serak khas baru bangun tidur sudah memanggil-manggil namanya.

"Shane.... Shane... Darling...."

Shane yang dari semalam hanya mengenakan kemeja Cakra bergegas menghampiri.

"Cerewet!" gerutu Shane sambil mencubit lengan Cakra.

Yang dicubit seperti tak peduli dengan gerutuan Shane dan malah menarik dia kembali masuk ke dalam selimut.

"Udah lama gak peluk-peluk," gumam Cakra yang melingkarkan lengannya ke pinggang Shane walau matanya masih terpejam.

"Kangen ya?" goda Shane.

"Bukan main! Kepikiran terus tau! Mana di hotel gak ada guling," keluh Cakra.

Shane tertawa, jemarinya menelusuri wajah Cakra lembut, lalu mendekat dan mencium keningnya. "I miss you too...." bisik Shane.

Mata Cakra perlahan terbuka, menatap Shane dengan senyum lebar tersungging di bibirnya. Dia meraih tangan Shane dan menggenggamnya lembut. "You are my favorite morning view."

"You're too... But morning breath is not my favorite thing in the world, Darlung."

Mata Cakra menyipit, tangannya menoyor kening Shane yang sekarang tertawa kencang. "Selalu ya, Darling... Everytime! Always! Kamu tuh paling jago buat ngerusak moment!"

Shane menjerit sambil memukuli punggung Cakra saat pria itu berguling ke arahnya dan memaksa untuk mencium bibirnya.

Tertawa walau sambil terengah-engah, Shane berhasil mendorong tubuh Cakra menjauh. "Darlung jorok, ah!" keluhnya.

"Semalem dikasih french kiss mau, kenapa sekarang nggak?" protes Cakra.

"Masih mau kok, asal gosok gigi dulu...." sahut Shane sambil mengedipkan mata.

Cemberut, Cakra mencubit pipi Shane membuat Shane menjerit kesal dan memukul lengannya. Walau sebelum dia beranjak ke kamar mandi, Cakra menyempatkan diri memberi kecupan ringan di pipi Shane.

Cakra baru hendak menyalakan shower saat Shane mengetuk pintu kamar mandi perlahan.

"Darlung, mau aku sabunin gak?"

Cepat-cepat dibukanya pintu kamar mandi dan matanya menyala dengan gairah saat melihat istrinya berdiri tanpa menggenakan benang sehelai pun di tubuhnya.

Ditariknya Shane ke dalam. "Kenapa gak dari tadi aja sih?" protesnya sebelum membanting pintu menutup dan menghujani Shane dengan ciuman.

------------

Terlalu malas dan lelah untuk memasak sarapan, Shane memutuskan untuk memesan makanan saja agar jauh lebih praktis. Hanya menunggu kurang dari 20 menit, sarapan mereka sudah datang. Shane hanya tinggal membuka bungkusnya dan menyajikannya di meja makan.

"Shane...."

"Hmmm...." balas Shane. Mulutnya penuh dengan muffin berisi telur dan ayam sementara Cakra hanya tinggal menghabiskan kopinya.

"Bulan madu lagi yuk."

Shane menelan dengan susah payah sebelum menjawab. "Cutiku tinggal sedikit," sesalnya. "Kamu bukannya lagi sibuk juga?"

"Kalau ngikutin jadwal kerjaku ya gak akan ada liburnya, Shane."

Terkekeh, Shane meninju bahu Cakra. "Yang punya RS sombongnya bukan main!"

Pelangi di Kaki LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang