New life

24.7K 2.6K 165
                                    

Shane mendelik ke arah Cakra yang menutup pintu terlalu kencang padahal dia baru saja menidurkan Darren di kasurnya.

Cakra meringis, menahan napas saat melihat anaknya menggeliat, dan baru bisa menghembuskan napas lega ketika Darren tertidur lagi.

"I'm so sorry," bisik Cakra sebelum Shane mendesis dan mengomelinya.

Diciumnya kening Shane sekilas, juga merapikan rambutnya yang mencuat ke segala arah.

"Bauku kayak susu basi," keluh Shane. Dia merasa berantakan dengan rembesan ASI yang tercetak di dadanya. Tadi breast pad-nya bergeser sehingga bajunya basah. Dia belum sempat mengganti pakaian karena Darren baru saja tidur.

"Masih cantik, Darling ...." sahut Cakra otomatis.

Tersenyum, Shane memeluk Cakra. "Baby D rewel dari pagi. Kayaknya gusinya mulai bengkak." Dia mengadu.

Hari ini dia tak dibantu baby sitter karena baby sitter-nya sedang izin pulang selama empat hari. Adiknya menikah, mau tak mau dia harus ke kampungnya. Shane sendiri sudah meminta maaf karena tidak bisa datang walau diundang, tapi dia sudah memberi berbagai macam hadiah, juga meminta supirnya untuk mengantarkan sang baby sitter agar aman sampai tujuan.

Di apartemen dia hanya dibantu Mbak khusus bersih-bersih yang pulang setiap hari. Khusus hari ini dia minta ditemani sampai jam 6.30 malam, tidak pulang jam 4 sore seperti biasanya.

"Mau cek ke dokter?" tawar Cakra.

Shane menggeleng. "Aku telepon Kak Grace, katanya, gak perlu selama baby D belum demam tinggi."

"Kayaknya hari ini aku tidur sama baby D, ya, Darlung ...." tambah Shane lagi.

Bibir Cakra mencebik. "Trus, aku ditinggalin sendirian? Diabaikan begitu saja ...." protesnya.

Mata Shane menyipit kesal. "Ini bapak-bapak kok drama amat, sih? Ya udah! Bawa aja Darren ke kamar kita!" omelnya seraya mencubit pinggang Cakra.

Cakra hanya tertawa, mengusap lembut kepala anaknya yang tertidur pulas sebelum meninggalkan ruangan bersama Shane.

Cakra mandi dan berganti pakaian. Saat sudah selesai, dia menghampiri Shane yang menyiapkan makan malam untuknya. Dia lihat Shane juga sudah mengganti pakaian dengan tank top menyusui dan celana training.

"Aku tadi udah makan duluan. Laparrrr ...." ucap Shane.

"Ya kan kubilang gak usah nunggu aku, makan duluan aja, Darling. Kamu kan menyusui."

"Rasa bakwan jagung-udangnya kok aneh, ya, Cak. Tapi karena aku lapar, ya aku makan aja."

Cakra memerhatikan tumpukan bakwan jagung di piring saji. "Kamu buat sendiri?" tanyanya dan Shane mengangguk.

"Tapi sop-nya buatan Mbak, kok. Aman lah," tambah Shane.

Cakra menghela napas pasrah. "Udah biasa," gumamnya.

Baru saja hendak menyantap makanan, mereka kedatangan tamu. Shane membuka pintu dan mendapati AJ berdiri di sana.

"Kak!" sapa Shane riang, memeluk ringan Kakaknya.

"Aku bawa titipan Gracie," jelas AJ sambil menunjuk kantung di tangannya.

"Iya, tadi Kak Grace udah bilang. Mainan sama pakaian buat baby D. Thank you, Kak. How is she? How's the kids? Kak AJ baru dari bandara, langsung ke sini ya? Capek dong? Mau minum apa?" Shane memberondong AJ dengan berbagai pertanyaan nyaris tanpa jeda waktu untuk mengambil napas.

"Aku datang ke Jakarta pagi ini, kok. Ini dari kantor. Can I have a tea, please?" jawab AJ saat menghampiri Cakra di dapur.

Shane mendadak sibuk menyiapkan teh untuk AJ sekaligus untuk Cakra juga. Tadi dia hanya menyediakan air putih hangat untuk suaminya.

Pelangi di Kaki LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang