6. Hidden

662 63 23
                                    

Semoga kalian menikmati cerita ini :")

•••

Sougo duduk berhadapan dengan Soichiro. Soichiro hanya memalingkan wajahnya. Sougo menatap tajam pada wajah anaknya itu.

"Kau kenapa?"

"Ternyata kau benar-benar bodoh kalau sudah menyangkut soal cinta." Ucapan Soichiro membuat Sougo sedikit terkejut.

"Ck! Kau hanya mengulang ucapan Danna bocah." Sougo menyenderkan badan di kursi.

"Apa kau tak khawatir dengan Mamimu, Anakku?" Lanjutnya. Sougo benar-benar ingin bergerak untuk menyelamatkan China. Namun iya teringat dengan ucapan Gintoki.

"Aku sangatlah khawatir. Tapi aku masih bisa berpikir dan tak bertindak seenaknya." Ucap Soichiro berdiri.

"Mau kemana kau?" Ucap Sougo menahan tangan Soichiro.

"Mau ke kamar mandi. Kenapa? Papi mau ikut?"

"Sialan." Sougo langsung melepas genggamannya. Soichiro tersenyum miring melihat Sougo yang sedikit malu dengan tingkahnya.

.-.-.

Kagura kini telah memakai pakaian China milik Kamui. Rambut yang sudah dikepang oleh Kamui. Tak lupa Kagura mengenakan korset untuk menekan dadanya yang besar.

Kagura mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Ia langsung mengenakan masker yang sedari tadi ia pegang. Badannya sedikit bergetar. Ia menelan ludahnya melihat penjaga yang bertubuh besar dan kekar berjalan menghampirinya. Ia menghembuskan nafas perlahan agar sedikit tenang. Kepala Kagura sedikit menunduk.

"Kamui sedang apa kau?"

"A-aku sedang melihat keadaan Adikku." Kagura sedikit tak menyangka, alatnya bekerja dengan baik. Suara Kagura sangatlah mirip dengan suara Kamui. Kagura langsung berpura-pura batuk.

"Flu-mu sangatlah parah. Sebaiknya kau istirahat." Kagura tersenyum dibalik maskernya. Ia langsung berjalan meninggalkan penjaga itu. Kagura berjalan keluar markas. Ia sengaja melangkahkan kakinya pelan agar tak ada yang mengetahui. Bola mata Kagura bergerak, melihat keadaan. Tempat ini bukanlah tempat yang bisa bergerak seenaknya. Kagura harus tetap berhati-hati.

Telinga Kagura mendengar suara langkah kaki dan suara obrolan. Kagura langsung berdiri dan bersembunyi dibalik tembok. Jantung yang berdegup kencang. Ia tidak takut jika ketahuan. Tapi ia tak mau ketahuan dan membuat perjuangan Kakanya terbuang sia-sia.

"Siapa wanita yang dibawa Takasugi?" Kagura mendengar apa yang ia bicarakan. Ia tersenyum miring. Bisa-bisanya ia membicarakan itu. Dasar, Tak Sopan! Jika saja Ia tak sembunyi bisa-bisa Kagura menendang bokongnya.

"Ntahlah. Aku dengar, wanita itu sudah mempunyai anak dan suami. Namun, suaminya telah tiada." Lelaki ini berhenti tepat di depan tembok. Jaraknya dengan Kagura hampir dekat. Kagura berjalan sedikit mundur dengan perlahan agar tak ketahuan.

"Siapa nama suaminya? Apakah kau tau?"

"Okita Sougo."

"Ha? Sougo? Kau yakin? Dia masih hidup Bodoh! Ia berada disalah satu organisasi. Kau tak mengetahuinya?" Kagura yang mendengar itu tak percaya. Kedua mata biru Kagura membulat sempurna.

"Apa? Sougo masih hidup?! Aku benar-benar harus mencari kebenaran."

Teennggg

"Sialan." Gumam Kagura. Kakinya menendang kaleng yang ada disana. Ia langsung berjongkok di belakang tong besar. Senter langsung menyorot ketempat Kagura bersembunyi.

Partner in crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang