Saat malam tiba...
"laksi kemari nak" ujar kakung yang sudah duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuaku.
Aku sempat berpikir tumben sekali ibu, kakung, ayah, dan nenek duduk bersama dalam satu ruangan seperti ini.
"iya kung, ada apa?" jawabku dengan berbagai pertanyaan ada di kepala kecilku ini
"ada yang ingin kakung bicarakan padamu. Tapi sebelumnya kamu harus mendengar apa yang kakung katakan padamu tanpa ada penyelaan saat kakung berbicara" ujar kakung sambil tersenyum.
"em... Oke kung, memangnya apa? Tanyaku semakin penasaran, karena tidak biasanya kakungku berbicara serius seperti ini.
"kamu cucu perempuan kakung satu-satunya, dan kamu pasti sudah tau silsilah keluarga ini." ujar kakung ku yang tiba-tiba terhenti..
"iya kung laksi tau, ada apa sih? Bisa langsung kakung ke intinya saja?" tanyaku semakin penasaran
"oke, cucu kakung sudah penasaran rupanya" jawab kakungku sambil tersenyum, lalu melanjutkan pembicaraan lagi.
"kakung ingin menyerahkan ini untukmu. Itu adalah benda turun-temurun keluarga kita, benda ini diserahkan kepada anak dan cucu turun temurun keluarga kita ini. Dan kamu salah satunya." ujar kakungku sambil menyodorkan kotak kayu berlapis beludru yang entah apa isinya.
"kenapa dikasih ke laksi kung? Kenapa tidak ke ayah saja, ayah juga merupakan cucu keturunan keluarga ini bukan?" ujarku penasaran.
"laksi sayang, kakung menyerahkan itu untukmu, karena kamu istimewa:)" ujar ibuku yang sedari tadi diam
"istimewa bagaimana bu? Laksi tidak tau apa yang kalian semua maksud" ujar ku bertambah bingung.
"nduk, mungkin kamu masih bingung apa maksud dari semua ini, tapi nenek yakin suatu saat kamu tau alasan dibalik semua ini." ujar nenekku dengan nasehat yang memebuatku makin bertambah bingung lagi, kenapa orang-orang disini tidak langsung ke intinya saja? Kenapa harus berbicara berbelit-belit seperti itu? Kenapa dan kenapa hanya ada hal itu diotakku sekarang.
"lalu apa isi dari kotak ini?"
"sayang, buka saja. Nanti kamu akan tau isinya apa" ujar ayahku sambil mengelus pucuk kepalaku.
Karena rasa ingin tauku sudah membuncah, aku menuruti apa kata ayahku. Untuk membuka kotak kayu berlapis beludru ini, yang nampaknya sudah usang dan tua. Saat aku membuka terdapat 2 cincin dan 1 bros, 1 cincin berbentuk diamond pada kepalanya dan satunya lagi berbentuk seperti bunga dengan batu mulia yang menghiasi setiap sudut lekukan cicin berbentuk bunga tersebut. Lalu pada bros berbentuk lambang majapahit atau surya majapahit dengan batu mulia berwarna ungu ditengahnya.
"ini.., indah sekali" ujar ku terkagum saat melihat ketiga benda yang baru saja aku keluarkan dari kotak tersebut.
"tapi kenapa bukan ayah saja yang menerimanya? Ujarku dengan kembali bertanya.
"ayah tidak bisa menerima benda-benda itu nak. Karena benda itu hanya akan diwariskan atau diberikan kepada cucu perempuan atau anak perempuan pertama keluarga ini" ujar ayah menjelaskan
"tapi jika ini hanya diwariskan pada anak atau cucu perempuan pertama keluarga ini.., kenapa benda-benda ini bisa sampai ada ditangan kakung?"
"benda ini memang ada pada kakung, tapi benda ini sebenarnya diberikan kepada nenekmu. Anak mantu dan juga anak perempuan pertama dikeluarganya. Mengingat benda ini turun temurun dan kakung tidak memiliki saudara perempuan atau kakak perempuan alias kakung adalah anak tunggal, maka eyang buyutmu memeberikannya pada nenek untuk dijaga" jelas kakung yang mengurangi kebingunganku walau hanya sedikit.
"dan sekarang, ini nenek serahkan padamu yang lebih berhak dan istimewa" ujar nenek tersenyum.
"oh.. Benarkah ini semua menjadi tanggung jawab laksi sekarang?" Tanyaku risau
"tentu saja sayang, kau yang akan menjaga dan merawatnya untuk generasi berikutnya" ujar ibu menimpali.
"tapi bu, aku takut tak bisa menjaga benda ini dengan baik" jawabku lesu
"kamu pasti bisa nduk, dan bukankah besok kamu akan pergi ke museum? Tanya kakungku
"tentu saja kung, kenapa?"
"Pakailah cincin dengan kepala berbentuk diamond ini" ujar kakung sambil menunjuk salah satu cincin
"supaya terlihat lebih cantik" lanjut kakung seolah tau apa yang akan aku tanyakan.
"hmm... Baiklah" jawabku dengan pasrah
"sekarang tidurlah nak, supaya besok kita bisa bangun lebih awal" timpal ayahku.
"iya yah" jawabku yang setelah itu langsung melesat pergi tidur.
Saat laksi sudah dikamar...
"sudahlah nduk, le, cucu ibu dan bapak akan baik-baik saja" ujar kakek laksi.
"Dia akan tau alasan dari semua ini sendri nak. Dia gadis yang peka dan pandai menilai situasi, dia anak yang cerdas." ujar nenek laksi menenangkang pikiran ke dua orang tua laksi.
"iya buk, pak. Yasudah kalau begitu kita semua beristirahat sekarang, karena sudah larut." ujar ayah laksi
Lalu ke empat orang dewasa itu pun langsung menuju kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.
Come back again, nah udh taukan apa benda yang dibicarakan nenek dan kakek laksi pas lagi dibelakang rumah mereka😅
Yuk jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca ya untuk vote dan comment cerita ini. Karena dengan begitu aku bisa semangat nulisnya para pembacaku yang budiman😂😁Seperti biasa bonus video music😍
Happy reading para pembacaku yang budiman😘😘
Salam sayang dari author😍❤
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT ✔ SUDAH TERBIT: Sepenggal Kisah (Time Travel Majapahit Empire)
Historical FictionLaksita Dewi, atau yang sering dipanggil Laksi oleh teman-temannya. Yaitu siswi yang baru saja lulus SMA yang mengalami perjalanan waktu kembali ke jaman Majapahit. Kerajaan terbesar di Nusantara. Peristiwa itu terjadi saat Laksi sedang berwisata ke...