4

82 16 2
                                    

Sesampainya di rumah,Revan segera masuk ke dalam rumahnya dan mengucapkan salam seperti biasa,tetapi tidak ada yang menjawabnya 'mungkin udah pada tidur kali'batin Revan.Ketika Revan berjalan menuju kamarnya yang melewati ruang keluarga,ia melihat ayah dan ibunya sedang menonton televisi di sofa,karena waktu yang masih menunjukkan pukul 9 malam.'Hmm pantes aja gak ada yang ngejawab salam gue,ternyata mereka lagi fokus nonton televisi?'batin Revan kembali.Tidak ingin lama-lama membatin Revan pun menghampiri kedua orangtuanya.

"Assalamualaikum,"ucap Revan.

"Eh Waalaikumsalam,udah pulang nak?"tanya Bunda Revan agak kaget.

"Hmm iya,tadi Revan ngucapin salam pas masuk gak ada yang jawab.Revan kira udah pada tidur,eh taunya lagi nonton tv,"ucap Revan memutar bola matanya sambil bergabung duduk bersama kedua orangtuanya di sofa.

"Iya nih Van saking fokusnya sampe gak kedenger,"jawab ayahnya sambil terkekeh.

"Hmm yaudah deh bun,yah.Revan ke kamar dulu ya,"ucap Revan sambil berdiri dari duduknya dan berjalan menaiki tangga meuju kamarnya,setelah mendapat anggukan dari kedua orangtuanya.

Sesampainya di kamar Revan merebahkan tubuhnya di kasur.Revan tersenyum mengingat kembali apa yang tadi terjadi dengan Laras,rasanya Revan ingin sekali mencubit pipi gadis itu saking gemasnya dengan sifat tidak enakan gadis itu.Setelah mengingat apa yang tadi terjadi,Revan membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket.
Beberapa menit kemudian Revan sudah selesai dengan acara membersihkan tubuhnya,ia pun berbaring di kasur sampai alam mimpi menjemputnya.

***

Pagi ini Revan sudah siap dengan seragam sekolahnya ia akan menjalankan kewajibannya sebagai seorang murid.
Revan menuruni anak tangga satu persatu dan berjalan menuju ruang makan.Sesampainya di ruang makan Revan sudah melihat ada kedua orangtuanya.

"Pagi bun,yah,"sapa Revan sambil duduk di kursi meja makan.

"Pagi juga,"jawab Bunda dan Ayah Revan berbarengan.

"Ciee..pagi-pagi udah kompak aja nih,"goda Revan sambil tersenyum.

"Ohh ya jelas dong kitakan selalu kompak ya kan,bun?"tanya Ayah Revan tersenyum kepada Bunda Revan.

"Udah-udah cepet sarapan nanti telat baru tau rasa,"ucap Bunda Revan tanpa menjawab pertanyaan suaminya.

"Iya bun iya,"jawab Revan sambil memakan sarapannya pagi ini.

Di meja makan hanya ada keheningan,karena Ayah Revan paling tidak suka jika ada yang berbicara ketika makan.
Setelah selesai dengan sarapannya,Revan pun menyampirkan tasnya di pundak kanannya,lalu mengambil kunci motor dan berpamitan kepada kedua orangtuanya.

"Revan berangakat dulu ya bun,yah,"pamit Revan sambil mencium tangan kedua orangtuanya.

"Iya hati-hati di jalannya,"ucap Ayah Revab.

"Gak usah kebut-kebutan,"tambah Bunda Revan.

"Iya ayah,bunda.Yaudah Revan berangkat.Assalamualikum,"ucap Revan.

"Waalaikumsalam,"jawab kedua orangtua Revan.

***

Sesampainya di sekolah Revan memasuki kelasnya.Disana sudah ada kedua temannya,siapa lagi kalau bukan Rizki dan Rafa.

"Eh kemarin gimana lo sama Laras?"tanya Rizki kepada Revan.

"Gimana apanya?"tanya Revan balik.

"Ya kan kemarin lo udah nganterin Laras,trus gimana?lo udah deket?"tanya Rizki kembali.

"Deket gimana maksud lo?kan gue cuma nganterin dia doang,"jawab Revan santai.

"Tapi gue rasa lo ada rasa deh sama dia,"ucap Rafa ikut-ikutan.

"Sotoy banget lo jadi orang,"jawab Revan sambil senyum-senyum.

"Trus kenapa lo senyum-senyum?"tanya Rizki.

"Iya,kenapa lo?kalo lo gak suka kenapa lo senyum-senyum?"tambah Rafa.

"Tau nih,tinggal jujur aja sama kita apa susahnya sih?"tambah Rizki juga.

"Bener banget,katanya kita sahabat kok gak terbuka?"ucap Rafa kembali.

"Iya deh iya gue ngaku.Jujur gue emang ada rasa sama dia pas pertama kali gua liat dia,"jawab Revan.

"Tuh kan apa kita berdua itu bener.Ya gak Raf?"ucap Rizki bertanya.

"Wissshh iya dong,"jawab Rafa.Mereka berdua pun ber tos ria membanggakan diri.

"Hmm iya deh iya."jawab Revan malas.

"Eh tapi lo gak bakal mainin dia kaya cewek-cewek lainnya kan?"ucap Rafa mewanti-wanti.

"Mmm gak tau tuh,tapi rasa gue ke dia itu beda kayak rasa gue ke cewek-cewek di luar sana yang pernah gue mainin,"jawab Revan.

"Gue harap si lo gak bakal mainin dia Van.Soalnya kalo gue liat dia itu masih terlalu polos,"ucap Rizki.

"Gue bakal usahain buat gak mainin dia,"ucap Revan dengan tegas untuk meyakinkan kedua sahabatnya itu.

"Gue harap gitu,"ucap Rafa.

"Oh ya,lo udah punya nomor handphone si Laras belum?"tanya Rizki.

"Belum sih."jawab Revan.

"Trus gimana caranya lo ngedeketin dia?"tanya Rizki lagi.

"Udah gampang itu mah.Ntar gue minta sama Sandra deh,"jawab Revan.

"Oh gitu,"ucap Rizki yang hanya dijawab anggukan oleh Revan,karena jam pelajaran akan segera dimulai.

***

Saat jam istirahat tiba.

"Ras,San kita ke kantin yuk? Udah keroncongan nih perut gue minta diisi sama makanan,"ucap Mona mengajak sahabatnya.

"Ya udah yuk,"ajak Sandra juga yang hanya diangguki oleh Laras karena Mona udah ngacir duluan ke kantin.

"Loh nih anak satu kemana?"tanya Sandra pada Laras yang baru menyadari kepergian Mona.

"Udah pergi duluan dari tadi kali San,"jawab Laras sambil berdiri dari duduknya.

"Hadeuhh tu anak kalo masalah makanan paling cepet deh,"ucap Sandra sambil geleng-geleng kepala.

"Yuk ah jangan kebanyakan ngomel,ntar cepet tua lagi,"ucap Laras sambil tertawa.

"Eh lo doain gue biar cepet tua Ras?"tanya Sandra sambil melotot.

"Hahaha,,nggak kok San gue cuma bercanda,"ucap Laras setelah tertawa,yang hanya dibalas oleh Sandra dengan memutarkan bola matanya malas.

"Udah deh gak usah gitu.Hayu cepet nanti kantinnya keburu rame,"ajak Laras yang malas melihat ekspresi Sandra.

"Yuk,"jawab Sandra sambil bangkit dari duduknya.

Mereka berdua pun berjalan menuju kantin untuk menyusul Mona yang terlebih dahulu sudah ada disana.

TBC

ReviensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang